Event

Program Teater FKY 30 Menafsir Tema Mesemeleh

Program Teater FKY 30 Menafsir Tema Mesemeleh

Program Teater FKY 30 menampilkan dua kelompok teater, yaitu Teater Sakatoya dan Forum Aktor Yogyakarta, dimulai Jum'at (03/08/18).

Impessa.id, Jogja : Setelah berbagai rangkaian program seni dan budaya yang digelar sejak hari pertama pelaksanaan FKY 30 pada 23 Juli 2018, kini giliran Program Teater FKY 30 digelar. Program Teater FKY 30 menampilkan dua kelompok teater, yaitu Teater Sakatoya dan Forum Aktor Yogyakarta. Sebagai pembuka, pada 3 Agustus 2018 jam 20.00 WIB Teater Sakatoya mementaskan naskah berjudul ‘The Happy Family’ sebuah karya yang ditulis tahun 2018 dan disutradarai B.M. Anggana.

Dengan mengambil tempat di Area Pasar Seni komplek Planet Pyramid, naskah The Happy Family mengisahkan kehidupan pasangan Papa dan Mama yang penjaja Krim Sup Mimpi. “Pentas teater yang disiapkan selama satu bulan ini berkisah tentang kehidupan pasangan Papa dan Mama berkeliling menjajakan Sup Krim Mimpi di tengah-tengah keramaian festival. Sup Krim Mimpi mereka begitu lezat karena dibumbui resep rahasia, yakni sesuatu yang pernah dimiliki semua orang yang tanpa disadari mungkin telah mereka kuburkan,” ungkap B M Anggana.

Di waktu yang bersamaan, keturunan mereka bernama Anak, hilir mudik di ruang festival mencari definisi konsep keluarga ideal melalui orang-orang yang ditemuinya. “Papa dan Mama mengumumkan bahwa mereka menggelar Open Kitchen tentang cara dan resep memasak sup krim secara live sehingga bisa viral dan eksis di masyarakat luas. Terpikat eksistensi dunia maya, kepulangan Anak pun disambut tanpa adanya komunikasi. Proses viral berjalan, dan Mama berhasil menghimpun banyak komentar. Akhirnya, resep rahasia yang paling akhir harus ditampilkan ke publik. Resep rahasia itu rupanya terdapat pada si Anak. Pada titik inilah Anak memulai pemberontakannya, menghimpun argumen massa demi mengalahkan Papa dan Mama,” jelalsnya.

“Kami menafsir tema ‘Mesemeleh’ ke dalam pertunjukan Teater Partisipatoris, berusaha menyatu ke dalam suasana kemeriahan festival dan membuka ruang interaksi sepenuhnya dengan seluruh pengunjung yang ada. Menyampaikan pesan tentang Disfungsi Komunikasi Keluarga karena efek eksistensi di dunia maya,” imbuhnya.

Di dunia maya, lanjut B M Anggana, bisa dikatakan orang-orang berlomba untuk memunculkan sisi bahagia dari dirinya. Namun, kenyataan yang ada berbeda. Sosial media sebagai alat komunikasi akhirnya menghilangkan komunikasi langsung dalam keluarga. Orangtua sibuk dengan bisnisnya, sang anak mengeluh di sosial media. Akhinya, muncul masalah baru.

Sementara itu Forum Aktor Yogyakarta mementaskan naskah dengan judul ‘Nishkala’ yang memberikan kemerdekaan (semeleh) kepada para pemirsa perihal menyikapi perbedaan dan keberagaman. Pementasan berlangsung pada 6 Agustus 2018 jam 20.00 WIB bertempat di Pendopo Tembi Rumah Budaya Yogyakarta. Judul naskah yang dipentaskan kelompok teater tersebut juga tidak lepas dari tema besar FKY 30 tahun ini, yaitu ‘Mesemeleh’ yang merupakan gabungan dari kata Mesem dan Semeleh.

Kurator Divisi Teater FKY 30, Ibed Surgana Yuga menambahkan, pementasan Sakatoya lebih pada mencoba merespon keramaian, yang diwujudkan dengan mobile. Berbeda dengan Forum Aktor Yogyakarta yang memilih panggung ‘diam’ dengan pilihan narasi yang saling berhimpitan atau bertabrakan satu sama lain. “Melalui Program Teater FKY 30 ini kami ingin melihat Peta Teater Yogyakarta. Apakah masih terpisah Utara dan Selatan? Kalau masih ada, apakah peta tersebut relevan, atau itu hanya batas imaginer yang dibuat,” papar Ibed. (Sek-FKY/Foto:Dok/Tok)