Event

Delegasi ASEAN Bahas Kerangka Kualifikasi Bersama Di Yogyakarta, 28-30 Oktober 2019.

Delegasi ASEAN Bahas Kerangka Kualifikasi Bersama Di Yogyakarta, 28-30 Oktober 2019.

Delegasi ASEAN Bahas Kerangka Kualifikasi Bersama Di Yogyakarta, 28-30 Oktober 2019.

Impessa.id, Yogyakarta : 92 delegasi yang mewakili negara-negara ASEAN menghadiri pembukaan “The Seventh Asean Qualifications Reference Framework -AQRF Committee Meeting and Workshop"  di Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo –STIPRAM Yogyakarta, Senin (28/10/2019). Mereka merupakan pengurus kualifikasi pendidikan yang tergabung dalam ASEAN Member States -AMS yang membahas penyetaraan kerangka kualifikasi di ASEAN.

Forum AQRF membahas mengenai sektor-sektor pendidikan, pelatihan, dan tujuan yang lebih luas untuk mempromosikan pembelajaran seumur hidup. Nantinya, AQRF digunakan sebagai perangkat untuk memungkinkan perbandingan kualifikasi di seluruh negara anggota ASEAN sehingga tercipta pengaruh netral pada kerangka kualifikasi nasional.

Acara tersebut secara simbolis dibuka oleh Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Ismunandar dengan pemukulan gong. AQRF berlangsung selama tiga hari, pada 28-30 Oktober 2019 dengan tiga agenda utama yaitu lokakarya satu hari, dan pertemuan komite AQRF selama dua hari pada 29 - 30 Oktober.

Dalam sambutannya Ismunandar menjelaskan bahwa AQRF merupakan instrumen regional yang digunakan untuk mengatasi pengakuan kualifikasi akademik dan profesional di antara negara-negara Anggota ASEAN. “Instrumen ini mendukung daya saing regional dan komunitas, dan yang paling penting untuk mengembangkan rasa saling percaya di antara negara-negara anggota ASEAN, untuk saling mengenal pendidikan dan kualifikasi profesional lainnya,” ujarnya.

Selain delegasi dari negara-negara ASEAN, acara juga dihadiri oleh perwakilan dari Australia, SHARED Team Europe, dan Prof. Maria Slowey sebagai reviewer. AQRF hadir sebagai jembatan antara negara-negara di ASEAN yang memiliki banyak keberagaman, khususnya mengenai fungsi kualifikasi pendidikan sehingga dapat terjadi kesetaraan yang diakui bersama.

Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, dan Pendidikan Masyarakat, Harris Iskandar, menambahkan, “Indonesia juga memiliki beberapa jenis pendidikan yaitu formal hingga nonformal yang berbeda dengan negara lain. Sehingga dengan adanya AQRF ini dapat menjadi referensi untuk sistem pendidikan di Indonesia khususnya mengenai kualifikasi ASEAN,” jelasnya.

AQRF mengacu pada European Qualifications Framework –EQF, sebagai referensi dalam melakukan kualifikasi bersama. “Seperti halnya di EQF yang membuat transfer pekerja antar negara berjalan baik, AQRF ini juga diharapkan menciptakan lulusan dengan kualifikasi yang sama atau diakui secara ASEAN. Sehingga memudahkan dalam transfer pekerja antar negara di pasar ASEAN,” jelas Sebastian M Gries, perwakilan dari SHARE Team, EUC.

Rapat Komite AQRF merupakan kali ke tujuh digelar, dan Indonesia mendapatkan kehormatan untuk menjadi tuan rumah, didukung oleh enam Kementerian yaitu, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Kementerian Perdagangan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Ketenagakerjaan, dan Kementerian Perindustrian, serta Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo.

“Harapannya dengan AQRF kualifikas, pendidikan di Indonesia menjadi setara dengan anggota-anggota ASEAN lainnya, sehingga Indonesia menjadi lebih siap untuk bersaing,” pungkas Harris Iskandar. (HKLI/MFR/KLT/Antok Wesman)