Feature

Festival Bregada Rakyat 2025 Perjuangan PANGERAN DIPONEGORO, Di GOA SELARONG Yogyakarta, Berlangsung Sukses

Festival Bregada Rakyat 2025 Perjuangan PANGERAN DIPONEGORO, Di GOA SELARONG Yogyakarta, Berlangsung Sukses

Festival Bregada Rakyat 2025 Perjuangan PANGERAN DIPONEGORO, Di GOA SELARONG Yogyakarta, Berlangsung Sukses

Impessa.id, Yogyakarta, Indonesia, Oktober 2025: Minggu siang itu, 19 Oktober 2025, cuaca cerah mendukung pelaksanaan Festival Bregada Rakyat yang digelar di lapangan destkinasi wisata sejarah Goa Selarong, Bantul, sebelah Timur patung patriotik Pangeran Diponegoro menunggangi Kuda Putih memimpin perlawanan rakyat melawan penjajah Belanda, dihadiri ribuan warga masyarakat yang memenuhi seluruh areal disekitar lapangan itu.

Sekretariat Bersama -Sekber Daerah Istimewa Yogyakarta dan Dinas Kebudayaan -Kundha Kabudayan DIY, menyelenggarakan Festival Bregada Rakyat Ke-13, 2025, sebagai upaya bersama untuk memberikan penguatan kapasitas kepada warga yang selama ini menggeluti seni keprajuritan rakyat.

Wdihasto Wasana Putra selaku Ketua Sekber DIY disela-sela perhelatan kepada Impessa.id, menuturkan, “Seni keprajuritan rakyat ini sebagai salah satu penanda keistimewaan di DIY dan hanya dijumpai di DIY, di tempat lain tidak ditemukan, harapannya, seni keprajuritan rakyat yang semakin berkembang, mengakar di kampung-kampung, semakin memperkuat kohesi sosial masyarakat, semangat persatuan, jagawarga, gotong-royong, nilai-nilai hamemayu hayuning bawana, yang merupakan nilai-nilai warisan dari leluhur, pendiri Ngayogyakarta Hadiningrat,” tuturnya.

Lebih lanjut Widihasto mengatakan, kedepannya, seni kerpajuritan rakyat dapat terus mengembangkan potensi seni budayanya, tidak hanya dari seni baris-berbaris, tetapi juga dari aspek seni pertunjukan yang lain, seperti yang kali ini dipertontonkan.

“Kalau tahun-tahun sebelumnya, kami menggunakan formasi kirab, atau baris-berbaris, maka kali ini kami menggunakan formasi koreografi atau fragmen, atau display, dengan mengangkat tema Perjuangan Pangeran Diponegoro,” ungkapnya. “Pilihan tema tersebut karena pada tahun ini bertepatan dengan momentum bersejarah 200 tahun Perang Diponegoro, harapannya warga semakin mengenal sosok pahlawan nasional, dan semangat perjuangan Pangeran Diponegoro tetap tumbuh, sehingga kita menjadi insan yang Pancasial-is, Merah Putih, dan tetap menjaga Bhineka Tunggal Ika,” imbuh Widihasto.

Dalam kesempatan itu, Ketua Sekber DIY Widihasto mengucapkan terimakasih kepada seluruh peserta yang berasal dari Kota Yogyakarta, dari Sleman, Bantul, Kulon Progo dan Gunung Kidul, sehingga semangat persatuan tetap terjaga di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Diantara para penonton, ada dua perempaun ‘bule’ yang ketika disapa Impessa.id mengaku berasal dari Melbourne Australia, namanya Freya dan Caito, keduanya merasa takjub menyaksikan langsung seni pertunjukan rakyat tersebut, dan untuk yang pertama kalinya mereka melihatnya dan juga berkunjung ke situs sejarah Goa Selarong Yogyakarta. “Koreografi dan kostumnya indah, iringan musiknya bagiku begitu merasuk, juga penontonnya begitu antusias mencintai kebudayaan Jawa,” ujar Freya. Sedangkan Caito merasakan kenyamanan tersendiri melihat harmoninya persamaan jender dalam pementasan seni kerakyatan di Jogja ini. “Semua orang senang dan bahagia,” saat dirinya menyaksikan sendiri dimana usai pemberian hadiah, semua peserta festival Bregada turun ke tengah arena, berjoget bersama diiringi lantunan irama ‘dangdut koplo’.

Lima Dewan Juri, yakni, KRT. Wiraningrat (Kasultanan Yogya), RM. Donny Megananda (Kerabat Pakualaman), Bimo Wiwohatmo (Koreografer Tari Internasional), Imam.Syafe'I dari Desa Kebudayaan di Kulon Progo, dan Joko Lisandono, berhasil memutuskan hasilnya, masing-masing;

Penyaji Terbaik 1 adalah Bregada Jaladwårå dari Potro, Purwobinangun, Pakem, Sleman.

Penyaji Terbaik 2 adalah Bregada Tegal Siyogo dari Tukangan, Tegalpanggung Danurejan Yogyakarta.

Penyaji Terbaik 3 adalah Bregada Rakyat Srikandi Sekar Rara Jonggrang dari Jonggrangan RT 05 Babadan Bantul Kapanewon Bantul.

Penyaji Harapan 1 adalah Bregada Baratawiryo dari Sekretariat Kompleks Kantor Kalurahan Guwosari, Iroyudan, Guwosari Pajangan Bantul.

Penyaji Harapan 2 adalah Bregada Putri Langensari dari Pandes Panggungharjo Sewon, Bantul.

Sementara itu, Andriana Wulandari, Ketua Komisi B DPRD Daerah Istimewa Yogyakarta ketika ditemui Impessa.id usai festival berakhir, menyatakan bahwa pihaknya mengapresiasi pelaksanaan Festival Bregada 2025, “Ini bukan sekedar kegiatan budaya, tetapi bentuk nyata pelestarian kebudayaan yang kita miliki, dimana Bregada merupakan simbol pelestarian nilai-nilai perjuangan, gotong-royong, dan juga nasionalisme, suatu simbol rakyat terkait keberanian, dan kedaulatan rakyat di DIY yang disimbolkan dengan keberadaan Bregada,” ungkap Andriana. (Feature of Impessa.id by Antok Wesman)