Event

K.A.H.A.N.A.N, Pertunjukan Teater Tradisi Berbahasa Jawa, Bersama Orang-Orang Bertubuh Mini, Rabu Malam, 6 November 2019, Di Gedung Societet, Taman Budaya Yogyakarta.

K.A.H.A.N.A.N, Pertunjukan Teater Tradisi Berbahasa Jawa, Bersama Orang-Orang Bertubuh Mini, Rabu Malam, 6 November 2019, Di Gedung Societet, Taman Budaya Yogyakarta.

K.A.H.A.N.A.N, Pertunjukan Teater Tradisi Berbahasa Jawa, Bersama Orang-Orang Bertubuh Mini, Rabu Malam, 6 November 2019, Di Gedung Societet, Taman Budaya Yogyakarta.

“Aku ora rabi yo rapopo Pak, nek pancen wong-wong do raiso nampa kahananku sing koyo ngene ini!” (penggalan teks pada naskah : Kahanan)

Impessa.id, Yogyakarta : Nanik Indarti, S.Sn selaku penggagas pertunjukan teater berbahasa Jawa berjudul “Kahanan”, bekerjasama dengan Dhasy SWAS, S.Sn, selaku penulis naskah sekaligus sutradara, bakal mengguncang perut penonton pada Rabu malam, 6 November 2019, di Gedung Societet Taman Budaya Yogyakarta, mulai pukul 19.30 WIB, mengingat disetiap pementasannya, Nanik, perempuan unik bertubuh mini, tak lepas dari humor segar.

K.A.H.A.N.A.N  merupakan karya kedua Nanik Indarti setelah karya pertamanya berjudul “Sepatu Yang Sama, Kisah Jiwa dan Angka” yang dipentaskan pada 2018 bersama para Penyandang Achondroplasia (Tubuh Mini). KAHANAN merupakan cerita yang dikemas dalam bentuk pertunjukan teater yang mengangkat isu-isu disabilitas bagi Penyandang Achondroplasia (Tubuh Mini) seperti, isu pendidikan, isu gender bagi laki-laki, isu pernikahan yang dialami oleh orang-orang bertubuh mini penyandang achondroplasia, dari berbagai daerah di Indonesia. Pertunjukan dimainkan oleh orang-orang bertubuh mini penyandang achondroplasia dari berbagai kota di Indonesia.

Sinopsis Cerita : Kahanan, menceritakan empat (4) peristiwa. Kahanan 1, menceritakan persoalan isu pendidikan, dimainkan oleh dua orang bertubuh mini yang berperan menjadi seorang ibu dan seorang anak. Pada bagian ini menceritakan kisah seorang anak (diperankan oleh Vely, Banyuwangi) yang mengalami kekecewaan di sekolah karena mendapatkan bullyan oleh teman-temannya. Lalu dia mengadu kepada ibunya (diperankan oleh Ninit, Malang) bahwa dia ingin berhenti dari sekolah karena sudah capek dengan suara-suara bullyan yang dilakukan orang-orang kepadanya. Tapi dia memiliki tekad untuk membahagiakan ibunya dengan bekerja apa saja, asal tidak usah sekolah.

Kahanan 2, Menceritakan kisah seorang anak perempuan mini (diperankan oleh Nanik Indarti, Bantul),  yang memiliki seorang ayah yang juga bertubuh mini. Nanik menangis semalaman karena tidak jadi  dinikahi kekasihnya yang bertubuh normal (tinggi). Hal itu dikarenakan ibu calon mertuanya tidak setuju jika nanti keturunan anak-anaknya juga mini.

Kahanan 3, menceritakan persoalan isu gender bagi  laki-laki. Menceritakan kisah sebuah keluarga yang bertubuh normal yang memiliki seorang anak mini (diperankan oleh Doddy Micro, DIY). Doddy mencoba bunuh diri, karena memiliki tubuh mini tidak ada yang menyukainya (lawan jenis). Tidak akan memiliki pasangan, karena yang diinginkan para perempuan adalah laki-laki yang tinggi, laki-laki yang jadi insinyur,  jadi dokter dan lain-lainnya.

Kahahan 4, Para orang tua kahanan 1,2,3 mendatangi rumah Pak Dukuh,untuk mengadukan hal-hal yang dialami anak-anaknya. Berharap mendapatkan solusi.

Nanik Indarti, mengajak Dhasy SWAS untuk menterjemahkan ide-idenya ke dalam bahasa tulisan, yang kemudian menjadi teks naskah. Pertunjukan tersebut sebagai upaya untuk melawan diskriminasi dan untuk mendorong Penyandang Achondroplasia lainnya, agar lebih berdaya mengoptimalkan diri, dengan cara yang positif, salah satunya melalui seni teater. Bagi Nanik Indarti, seni menjadi cara yang ‘luwes’ untuk membicarakan permasalahan yang ditemui tersebut.

Para pemain yang terlibat, masing-masing, Aisah, Doddy Micro, Didik Saputro, Joanna Dyah, Nanik Indarti, Ninit Ungu, Nunung Deni Puspitasari, Markeye, Mathori Brilyan, Rina Wijayanti, dan Vely Hilda Elmaningtiyas.

Tentang Unique Project Teater

Komunitas Unique Project Teater adalah komunitas seni di Yogyakarta yang merupakan ruang berbagi, ruang bertemu, kumpulan orang-orang bertubuh mini penyandang achondroplasia yang memiliki berbagai profesi dan dari berbagai daerah di Indonesia. Komunitas ini didirikan oleh Nanik Indarti pada November 2018 lalu. Komunitas ini menggunakan pendekatan melalui seni khususnya teater. Bagi Nanik, sebagai pendiri komunitas, seni teater menjadi cara yang luwes untuk membicarakan persoalan-persoalan yang dialami kaum bertubuh mini. Media seni menjadi cara untuk member’daya’kan  orang-orang bertubuh mini  agar lebih berdaya dan mampu mengoptimalkan keterbatasan diri dengan cara seni.

Orang-orang bertubuh mini dengan profesinya masing-masing, yang telah berhasil membuat karya bersama yakni, Anggiasari Puji Aryatie, Jogja (Caleg DPR RI), Amin Sumantri, Malang (Guru), Christianingtyas, Kulon Progo (Penari), Didik Saputro, Jogja (Mahasiswa Seni), Doddy Micro, Jogja (Pantomimer), Inung Setyami, Kulon Progo (Dosen), Lucky Novita, Blitar (Guru), Miftahun Naufa, Aceh (Dosen), Muchlis Mustafa, Sidoarjo (Mahasiswa Seni), Ninit Ungu, Malang (Staf Gereja), Vely Hilda Elmaningtiyas, Banyuwangi (Mahasiswa Seni).

Open PO Buku Aku Perempuan Unik, cetakan kedua

Aku Perempuan Unik, merupakan buku karya perdana yang digagas oleh Nanik Indarti. Buku ini merupakan catatan inspiratif tujuh (7) perempuan bertubuh mini penyandang achondroplasia yang memiliki berbagai profesi seperti dosen, guru, penari, ibu rumah tangga dan pekerja seni. Buku ini diharapkan mampu memberikan motivasi bagi para tubuh mini di seluruh Indonesia yang masih minder, tidak percaya diri, untuk bangkit melawan diskriminasi.

Informasi : untuk mendapatkan buku tersebut, dapat dipesan pada saat pelaksanaan pertunjukan teater Kahanan pada Rabu, 6 November 2019, di gedung Societet TBY.

Tentang Penggagas Karya

Nanik  Indarti, lahir di Bantul Yogyakarta pada 11 Maret 1985, perempuan  bertubuh mini penyandang achondroplasia, lulusan sarjana Seni Teater  ISI Yogyakarta dan pendiri Unique Project Teater. Pernah belajar dan bekerja di Padepokan Seni Bagong Kussudiardja beberapa tahun dan mengurus beberapa kelompok seni teater di Yogyakarta hingga sekarang. Sejak tahun 2018, memilih bekerja secara independen dan memfokuskan diri untuk melakukan pemberdayaan terhadap tubuh mini dan  membuat data base sebagai riset  dan arsip.

Penghargaan :

Tahun 2018:  Peraih hibah seni Cipta Media Ekspresi, Wikimedia Indonesia.

Tahun 2019 : Terpilih sebagai pemenang, pembicara dalam pelaksanaan IDF 2019 yang diselenggarakan oleh Bappenas RI dan Kedubes Australia.

Karya Pertunjukan : Pertunjukan teater “Sepatu Yang Sama Kisah Jiwa dan Angka” (Kisah Penyandang Achondroplasia di Indonesia) tahun 2018

Karya Tulis : Buku “Aku Perempuan Unik”  (catatan inspiratif Tujuh perempuan Bertubuh Mini), 2018.

Media Sosial : Instagram : @nanikokdonkdonk/ Unique Project, Blog :akuperempuanunik.blogspot.com, Channel Youtube : Nanik Indarti, Email  : halonanik38@gmail.com, Nara hubung : Nanik. 0877.3925.4274