Feature

GREGO JULIUS Guncang Yogyakarta Dengan Simfoni Bagi Sang Pencipta, Saat Nada Menjadi Doa

GREGO JULIUS Guncang Yogyakarta Dengan Simfoni Bagi Sang Pencipta, Saat Nada Menjadi Doa

GREGO JULIUS Guncang Yogyakarta Dengan Simfoni Bagi Sang Pencipta, Saat Nada Menjadi Doa

Impessa.id, Yogyakarta, Indonesia, Oktober 2025: Perjalanan hidup penuh ujian tak membuat Grego Julius berhenti bermusik, melalui konser dirinya menghadirkan harmoni yang memadukan kekuatan doa dan keindahan nada bagi publik Yogyakarta.

Bagi Grego Julius, musik tak sekadar rangkaian nada, musik adalah doa yang bergetar dalam keheningan hati. Setelah melewati masa-masa gelap penuh depresi, pria yang kini menapaki usia 71 tahun itu mengambil langkah berani: mengubah luka menjadi inspirasi, melalui konser rohani bertajuk “Simfoni Bagi Sang Pencipta, Saat Nada Menjadi Doa”, yang digelar di Auditorium Driyarkara, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Sabtu malam (18/10/2025).

Panggung menjadi ruang sakral ketika Grego memimpin orkestra dan menyuguhkan 22 lagu karyanya yang lahir dari penyesalan, pengampunan, serta ungkapan syukur sekaligus pengharapan. Perpaduan antara Paduan Suara dan musisi muda berbakat, maka setiap komposisi dibawakan selain untuk keagungan dunia, juga untuk Sang Pencipta.

“Lagu-lagu saya adalah doa yang saya tulis, saya beri nada, lalu saya persembahkan,” ujar Grego Julius.

Dalam suasana penuh kehangatan dan hikmat, audiens menonton konser mereka diajak ikut serta dalam perjalanan transformasi Grego, dari lembah depresi menuju panggung inspirasi. Gelora ini terasa saat harmoni klasik, jazz, latin, dan pop rohani bergantian mengalun.

Tak hanya sebagai hiburan, konser ini menjadi bentuk pelayanan iman. Grego menegaskan, bukan orientasi komersial yang jadi motivasi, melainkan panggilan untuk menyentuh jiwa-jiwa yang tengah bergulat dengan rintangan. “Harapan saya sederhana: agar lagu-lagu ini menjadi penghibur, dinyanyikan bersama, menjadi doa yang hidup,” tutur Grego Julius selaku composer & konduktor.

Yogyakarta menjadi saksi bahwa musik dan spiritualitas mampu bersatu dalam satu getaran yang mendalam, nada berubah menjadi doa, dan panggung menjadi ruang inspirasi. Bukti bahwa dari kegelapan ada cahaya, dan dari keheningan ada suara yang bergaung. (Feature of Impessa.id by Panggah Rahmad Nugroho-Antok Wesman)