Event

Kesetiakawanan, Kegotongroyongan dan Kedermawanan Modal Utama Ketangguhan Bangsa

Kesetiakawanan, Kegotongroyongan dan Kedermawanan Modal Utama Ketangguhan Bangsa

Kesetiakawana, Kegotongroyongan dan Kedermawanan Modal Utama Ketangguhan Bangsa

Impessa.id, Yogyakarta : Kesetiakawanan, Kegotong-royongan dan Kedermawanan, merupakan kekuatan sosial utama bangsa Indonesia yang kini mulai menjadi acuan bangsa-bangsa di dunia,karena dengan modal itulah bangsa Indonesia dengan cepat mampu menanggulangi bencana yang kerap menimpa yang membuat kagum masyarakat internasional, khususnya para pakar dan pengamat sosial dari negara-negara maju.

Kekuatan sosial utama itu pula yang membangun ketangguhan bangsa yang secara turun-temurun, melalui proses panjang sebagai gerakan berbasis budaya lokal dan semakin sempurna berkat adanya dukungan dari pemimpin yang kuat.

Hal itu terungkap dalam Rapat Koordinasi Forum Pengurangan Risiko Bencana –FPRB 2018 yang dipimpin langsung oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana – BNPB, Willem Rampangilei, di The Rich Jogja Hotel jalan Magelang KM 4,5 Yogyakarta, pada Senin (26/11/18) diikuti 150 peserta yang terdiri dari para Bupati dan Wakil Bupati, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah -BPBD se Indonesia, kemudian Pengurus Pusat dan Komisariat Ikatan Ahli Kebencanaan serta FPRB Kabupaten-Kota.

Willem Rampangilei dalam sambutannya mengatakan, “Membangun ketanguhan bangsa dan mewujudkan ketangguhan masyarakat, tidaklah mudah, namun memerlukan perjuangan dan proses yang panjang dengan melibatkan berbagai pihak diantaranya, pemerintah, masyarakat dan dunia usaha,” ungkapnya.

Rapat Koordinasi yang bertujuan untuk meningkatkan koordinasi antara FPRB dan BPBD dalam berbagi informasi serta peningkatan kapasitas Pengurus 25 FPRB yang tersebar di seluruh penjuru Tanah Air. FPRB anggotanya terdiri dari perwakilan Lem baga Usaha, Akademisi, Organisasi Kemasyarakatan, Lembaga Swadaya Masyarakat, Media Massa, Donor, Organisasi Profesi, Legislatif, Yudikatif dan Organisasi Perangkat daerah, serta Relawan Penanggulangan Bencana.

Guna memotivasi pejabat daerah untuk menunjukkan komitmen serta kontribusi yang tinggi dalam membangun ketangguhan masyarakat menghadapi bencana, maka Kepala BNPB Willem Rampangilei memberikan apresiasi dan penghargaan kepada lima pejabat daerah masing-masing, Bupati Agam, Bupati Bantul, Bupati Klaten, Bupati Lembata dan Walikota Denpasar.

Bahasan utama selama Rakor berlangsung yakni tentang PemberdayaanMasyarakat Untuk Ketangguhan disampaikan oleh BNPB, kemudian Kebijakan dan Kelembagaan Pengurangan Risiko Bencana Di Daerah, disampaikan oleh Kementerian Dalam Negeri, Penganggaran Pengurangan Risiko Bencana disampaikan oleh Bappenas, Penggunaan Dana Desa Untuk Desa Tangguh bencana oleh Kementerian Desa serta Memahami Risiko Bencana yang disampaikan oleh BNPB. (Firza/Tok).