Pameran Seni Lukis Nasional, INDONESIA-KU, Di Gallery Prawirotaman Hotel Yogyakarta, 30 Maret hingga 30 Mei 2024
Pameran Seni Lukis Nasional, INDONESIA-KU, Di Gallery Prawirotaman Hotel Yogyakarta, 30 Maret hingga 30 Mei 2024
Impessa.id, Yogyakarta: Tiga Art Management berkolaborasi dengan Gallery Prawirotaman Hotel Yogyakarta menggelar Pameran Seni Lukis Nasional 2024 bertajuk “INDONESIA-KU” bertempat di lantai 5 hotel bintang 4, yang berlokasi di Jalan Praiwortaman II, Nomor 839 B, Yogyakarta tersebut.
Tatok Kastareja, didampingi Ardian Kresna dan Heni Susilowati, ketiganya dari Tiga Art Management menuturkan bahwa perupa yang terlibat dalam pameran “INDONESIA-KU” ini memang berasal dari berbagai propinsi di Tanah Air, mulai dari Sumatera, Jawa hingga Kalimantan, ingn bersama-sama memberi semangat setelah sekian lama terpuruk untuk bangkit kembali, terus berupaya keras, bekerja keras lagi.
“Melalui pameran ini para seniman nuusantara ingin memperlihatkan keberagaman seni budaya di Indonesia yang mereka abadikan pada kanvas, sesuai daya kreasi dan imajinasi setiap seniman, sehingga kahlayak yang mengunjungi pameran ini semakin mengetahuinya secara lebih dekat,” ujar Tatok lebih lanjut.
Dalam pada itu, General Manager Gallery Prawirotaman Hotel Yogyakarta Iwan Ridwan M menyambut hangat kehadiran seluruh perupa yang dikoordinir oleh Tiga Art Management, “Saya mewakili pihak manajemen merasa gembira atas kesediaan 65 pelukis dari berbagai daerah di nusantara menggelar karya di ruang lantai 5 hotel ini, area yang memang disediakan untuk memajang hasil kreas semua seniman, semoga sukses, pameran INDONESIA-KU mendapat apresiasi dari masyarakat luas,” tutur Iwan Ridwan.
Ardian Kresna dalam tulisan kuratorial pameran INDONESIA-KU menyebutkan bahwa Indonesia, dengan nama resmi Republik Indonesia, adalah sebuah negara kepulauan di Asia Tenggara yang dilintasi garis khatulistiwa dan berada di antara daratan benua Asia dan Oseania sehingga dikenal sebagai negara lintas benua serta antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa, bahasa, dan agama.
Berdasarkan rumpun bangsa, Indonesia terdiri atas bangsa asli pribumi yakni Austronesia dan Melanesia di mana bangsa Austronesia yang terbesar jumlahnya dan lebih banyak mendiami Indonesia bagian barat. Dengan suku Jawa dan Sunda membentuk kelompok suku bangsa terbesar dengan persentase mencapai 57% dari seluruh penduduk Indonesia. Semboyan nasional Indonesia, “Bhinneka Tunggal Ika” (Berbeda-beda tetapi tetap satu), ber-makna keberagaman sosial-budaya yang membentuk satu kesatuan negara. Selain memiliki penduduk yang padat dan wilayah yang luas, Indonesia memiliki alam yang mendukung tingkat keanekaragaman hayati terbesar ke-2 di dunia.
“Dari catatan tersebut bisa kita ketahui betapa kayanya Indonesia beragam suku budaya dan keunikannya serta alamnya hijau membentang yang indah mempesona. Hal ini kiranya dapat sebagai sumber inspirasi bagi para perupa untuk diekspresikan kedalam bidang kanvas. Pada pameran ini seniman mengekplorasi kekaryaan yang bersumber pada Negeri Nusantara Indonesia dengan beragam elemen-elemen kehidupan dan kecantikan seni budayanya unik, panorama Indonesia nan indah tiada tara,” ungkap Ardian Kresna.
Disebutkan, kegiatan sehari-hari khususnya pada masyarakat lokal pun kian kental dengan budayanya serta adat istiadat daerahnya, menunjukan berbagai gejala pencitraan aroma yang khas memberikan warna-warna tradisi akar budayanya yang kuat. Kegiatan masyarakat sosialpun mewarnai eksistensi keharmonisan keseharian, seperti kegiatan pasar tradisional sampai pada tempat-tempat pembelanjaan Mega Mall dijaman ini.
Perupa Fadhilla Kurnia Ramadhana dengan lukisan abstrak berjudul “Life Reformation” menggambarkan tentang kehidupan dirinya pribadi, yang memang perlu direformasi, setelah perdebatan sengit antara keinginan mendapatkan financial tinggi yang harus digapai, dengan kenyataan yang ada, akhirnya semua itu kembali ke alamnya masing-masing. Baginya lukisan “Life Reformation” merupakan karyanya yang kedua setelah Dhila, sapaan akrabnya, menggeluti seni lukis setahun berjalan. Dhila lebih fokus memilih waktu dini hari untuk menuangkan idenya ke atas kanvas di studio dikawasan Papringan Yogyakarta. Mengikuti pameran seni rupa bersama seniman lain, baginya memberi inspirasi untuk berkarya lebih baik lagi.
Temmy Setiawan memajang lukisan visual wayang berjudul “Bima Mencari Cinta”. “Bima adalah sosok yang di idolakan dalam kisah Mahabharata, didampingi Dewaruci sehingga Bima mencari Cinta. Memang proses untuk mencari cinta itu butuh perjuangan, terkadang mempunyai kendala banyak hal untuk mencarinya, maka disini saya hadirkan Punokawan, yang senantiasa menghibur, kemudian ada sosok wanita yang dicari meskipun dia selalu waspada digambarkan dengan keris,” jelasnya.
Temmy yang berkarya distudio dikawasan Gandok, Sleman, menghadirkan visual wayang karena wayang sebagai simbolik perwatakan manusia dan Bima merupakan tokoh yang sangat dihormati, punya karakter yang kuat, jiwa kepemimpinan yang tinggi, dan dibalik itu dirinya kalau marah sangat luar biasa terlebih dengan Kuku Bima-nya, sehingga perlu diiringi oleh Dewarusi. Karena ada Dewaruci disisnya, maka Bima menjadi sosok yang lebih bijaksana lagi.
Sedangkan perupa Takin dari Boyolali, Solo, memajang karya lukisnya berjudul “Menjemput Matahari”. Baginya berkarya seni adalah salah satu upaya untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, Sang Maha Pemilik Keindahan. “Lukisan saya ini mem-visualkan generasi muda yang mulai sadar akan masa depannya. Matahari adalah sebuah cita-cita yang dituju, dan dia, si anak itu, rela meninggalkan kesenangannya, digambarkan adanya boneka yang dibiarkan tergeletak ditanah, sementara dirinya lurus menatap sang matahari," jelasnya..
"Jadi anak itu rela meninggalkan kesenangannya untuk meraih cita-citanya setinggi dan sebebas mungkin seperti Burung Elang yang sedang melayang di angkasa. Sementara terdapat hamparan padang luas membentang dengan dua warna berbeda, warna hijau digambarkan sebagai jalan yang mudah, namun warna krem adalah jalan yang sulit dan penuh rintangan. Dua hal berbeda yang selalu beriringan. Jadi kehidupan ini selalu ada tantangan yang harus dihadapi,” ungkap Takin kepada Impessa.id. (Feature of Impessa.id by Ardian Kresna-Antok Wesman)