Pameran Perupa Muda PAPERU FKY 30 Resmi Dibuka, Rabu Malam, 25 Juli 2018.
Hendra Blankon pencetus eksperimen PAPERU FKY bahwa seni itu dapat menempati ruang apapun, usai pembukaan Rabu malam, 25 Juli 2018.
Impessa.id, Jogja : Hendra Blankon, seniman musisi Sangkakala, yang pada FKY ke-29 didaulat sebagai Kurator Utama PAPERU - Pameran Perupa Muda, menghadirkan eksperimen sebagai pondasi penyelenggaraan pameran yang apabila diamati dari luar biasa menjadi terkesan serampangan, hadir kembali untuk PAPERU di FKY ke-30, 2018..
Kepada Impessa.id, disela pembukaan PAPERU FKY 30 di Planet Pyramid jalan Parangtritis KM 5,5 Bantul, Hendra Blankon menuturkan bahwa seni itu dapat menempati ruang apapun, tidak peduli apakah ruang yang dirancang adalah galeri ataupun bukan. Seperti kita ketahui Hendra Blankon begitu piawai dalam mensiasati ruang.
“PAPERU FKY tampil sebagai kerja eksperimen dimana tuntutannya tidak hanya pada soal penjualan karya maupun pengejawantahan konsep kuratorial kedalam praktik atistik, melainkan bagaimana memberikan suguhan visual ketengah publik pengunjung FKY yang bisa jadi bukan orang yang paham seni, namun orang biasa yang hanya ingin menikmati suguhan festival,” ujar Hendra Blankon.
Menurut Hendra, didalam PAPERU FKY 30 terdapat empat hal yang disampaikan ke publik yaitu, memunculkan dan atau mengakomodasi karya-karya yang acapkali dipinggirkan, atau disebut sebagai karya yang bukan high art, kemudian karya yang dihadirkan memiliki karakter festival, kolaboratif antar seniman dan antar komunitas, serta keluwesan medium artistik yang banyak berkembang akhir-akhir ini.
Kali ini Mess 56 menghadirkan peristiwa yang dikemas dalam agenda PAPERU FKY 30. Anang Saptoto dari Mess 56 ketika dikonfirmasi Impessa.id menjelaskan konsep yang dihadirkan Komunitas Fotografi yang eksis sejak 2002 dan bermarkas di Mangkuyudan Yogyakarta.
“Kami merespon peristiwa dengan menghadirkan Afdruk Foto Kilat. Di FKY 30, kami menyajikan empat jenis kegiatan, pertama itu Jasa Studio Foto dan Cetak Afdruk Kilat, paket seharga 20-ribu rupiah untuk sekali foto menggunakan kamera analog, plus cetak ukuran 3R. Kemudian workshop seminggu dua kali sehingga selama FKY akan ada empat kali workshop dan sekali workshop melibatkan 10 orang, terbatas, meski gratis, dengan masing-masing peserta workshop harus membawa negative foto keluarganya. Setiap peserta akan mencoba cuci cetak sendiri di kamar gelap yang tersedia, untuk dipresentasikan dihadapan publik,” ungkap Anang.
Kegiatan lainnya berupa mini pameran karya anggota Mess 56, produksi sejak 1994 hingga terkini, yang menggunakan eksperimen di Kamar Gelap.
Arham Rahman, Kurator PAPERU FKY 30 dalam sambutan pembukaan Rabu (25/07) menuturkan melalui konsep White Cube, atau Kubus Putih, menyitir Brian O’Doherty sebagai Kuil Suci, dengan menghadirkan karya seni yang diperlakukan sebagai obyek suci. Singkatnya Arham ingin mengemas sebuah peristiwa yang dapat mendorong hadirnya bentuk-bentuk interaksi estetis pada ruang yang khaos, dengan publik yang sangat beragam, dan dalam situasi yang sukar diduga. (Tok)