MUHAMMAD AHNAF Gelar Pameran Tunggal, Berkumpulnya Garis, di Coffee Shop n Gallery Kopi Macan, Bugisan, Yogyakarta, 2-16 Juli 2023

MUHAMMAD AHNAF Gelar Pameran Tunggal, Berkumpulnya Garis, di Coffee Shop n Gallery Kopi Macan, Bugisan, Yogyakarta, 2-16 Juli 2023
Impessa.id, Yogyakarta: Muhammad Ahnaf namun akrab disapa Reza, menggelar pameran tunggal perdananya bertajuk “Berkumpulnya Garis” di Coffee Shop & Gallery Kopi Macan, Jalan Bugisan Bantul, Yogyakarta, pada 2-16 Juli 2023.
Pameran Reza menghadirkan dua kategorisasi periode perkembangan artistik yang dilakukan Reza, yang pertama periode pengalaman yang terus mendapat dukungan dari orang terdekatnya (Ayah dan Ibu). Pada tahapan ini, Reza kecil yang senang menggambarkan apa saja terutama binatang laut, yang juga dibenarkan oleh sang Ayah.
Ketika diberi kado lukisan pada ulang tahunnya yang kedua, “sangking senangnya dengan kado tersebut, Reza naik di atas karya bermedia kertas tersebut”. Bahkan sejumlah karyanya di masa tersebut banyak yang mengimajinasikan dunia laut, seperti karya Ikan Paus, Hewan Laut, Ikan Terbang, dan sejumlah karya lain soal laut.
Juga dalam periode itu kegemarannya menggunakan alat bantu penggaris dalam membuat karya-karya secara perspektif ala arsitek. Sejumlah karya merekayasa bangunan dan kota. Sehingga periode tersebut yang turut memupuk keberaniannya untuk terus membuat karya, yang mungkin tidak pernah terbayangkan dipresentasikan secara tunggal.
Reza juga bertemu dan mengerjakan pameran berempat pada tahun 2014. Pameran bertajuk “Unpredictable Kids”, melihat dan meramalkan keempat pameris kelak turut andil mewarnai perkembangan seni rupa Jogja. Ramalan tersebut belum meleset, karena tiga diantaranya cukup aktif, bahkan dua dari mereka telah menyelenggarakan pameran tunggal.
Untuk periode kedua, pilihan melanjutkan pendidikannya di arsitektur turut membentuk teknik dan bagaimana situasi ditangkap dalam imajinasinya untuk dituangkan ke media kanvas pun kertas.
Hal itu bisa dinikmati pada karya sket-nya yang dikerjakan semasa kuliah, merekam sejumlah bangunan, yang secara arsitektural memiliki tingkat kesulitan tertentu misalnya. Atau juga sejumlah karya lukisannya seperti; Rumah Impian Masa Kecil, Santai di Jeju Island, Berlabuh, Self Portrait 2018, Kontemplasi, dan Semua Lenyap Tersapu Traktor.
Keenam karya tersebut laiknya sket on the spot merekam situasi dan bagaimana situasi tersebut dibekukan dalam sapuan garis-garis warna. Periode iitu juga menandai situasi spiritual yang berkembang dalam dirinya, hal tersebut dapat dilihat pada karya Fafirru Ilallah, Paku Bumi, dan Malaikat pun Ikut Bertawaf.
Akhirnya, melalui 10 karya + 1 karya dengan status pinjam dan 30++ karya arsip milik sang Ayah akan dihadirkan dalam pameran bertajuk “Berkumpulnya Garis”. Tajuk ini kami (Reza dan Ayah, juga saya) sepakati bersama, lepas berdiskusi dan menikmati karya Reza.
Melalui garis, Reza mampu mengimajinasikan rekaman-rekaman pengalamannya. Dan, tajuk ini berupaya untuk menghadirkan periodisasi Muhammad Ahnaf (yang diberi nama panggilan kesayangan Reza) mengumpulkan garis. (Grace Meliala/Achmad Fiqhi W.D/Antok Wesman-Impessa.id).