Feature

Relawan Kanker Jogja Ikuti Refreshing Di Kantor YKI Cabang Koordinator DIY

Relawan Kanker Jogja Ikuti Refreshing Di Kantor YKI Cabang Koordinator DIY

Relawan Kanker Jogja Ikuti Refreshing Di Kantor YKI Cabang Koordinator DIY

Impessa.id, Yogyakarta: Departemen Keperawatan Dasar dan Manajemen, Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada bekerja sama dengan Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Cabang Koordinator DIY menyelenggarakan kegiatan pengabdian masyarakat yang bertajuk: Program Pengembangan KapasItas RelawaN Yayasan Kanker Indonesia (PINK) Cabang Koordinator Daerah Istimewa Yogyakarta.

Kegiatan ini diselenggarakan dalam dua batch, yaitu pada 19 Juni 2025 untuk relawan baru dari Kota Yogyakarta, dan 28 Juni 2025 untuk refreshing relawan YKI Cabang koordinator DIY serta perwakilan dari cabang Kota Yogyakarta, Kulonprogo, Wonosari, Sleman dan Bantul. Total peserta yang mengikuti pelatihan ini mencapai 60 orang relawan. Peserta pelatihan dibekali dengan berbagai materi seperti kode etik menjadi relawan, mengenai tanda kegawatan pada pasien kanker, perspejtif lokal dan global tentang tugas dan tanggung jawab relawan serta kegiatan role play untuk mengasah ketrampilan komunikasi efektif dan terapeutik yang diperlukan bagi relawan dalam melakukan kunjungan rumah.

Prof dr Sofia Mubarika Haryana, M.Med.Sc, PhD, Ketua 3 Yayasan Kanker Indonesia Cabang Koordinator Daerah Istimewa Yogyakarta -YKI DIY, yang membidangi Pendidikan dan Pengabdian Pada Masyarakat, ketika ditemui Impessa.id menuturkan maksud digelarnya pelatihan relawan kanker tersebut.

“Hari ini, Sabtu (28/6/2025), kami mengadakan pelatihan relawan YKI yang sudah mahir. Refreshing Relawan Kanker ini merupakan hasil kerjasama antara YKI DIY dengan Tim dari Fakultas Kedokteran UGM, dalam rangka memperkuat dan memperluas jaringan relawan yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta,” ujarnya dr Rika.

“Pelatihan ini memberikan nilai tambah bagi para relawan, karena tidak sekedar belajar mendampingi, diajari memberikan semangat, tetapi juga bagaimana menghadapi keadaan yang tidak terduga, keadaan darurat sesak nafas, atau sesuatu hal yang mana para relawan peserta pelatihan ini belum mempunyai kemampuan menanganinya, jadi disini diberikan semuanya oleh dr Sri Setyarini S.Kp, M.Kes,” jelasnya lebih lanjut.

Menurut dr Rika, relawan juga harus memahami, mengerti, mengetahui mengenai etika, jadi ada Kode Etik yang harus diikuti, dalam kesempatan kali ini disampaikan oleh Romo Dr CB Kusmaryanto SCJ, dan yang menarik adanya Roll-Play, yang dibimbing oleh Psikolog Yofa Tri Yolanda S.Psi, M.Psi, suatu pelatihan agar tidak ada lagi batasan antara pasien dengan relawan, sehingga pasien menjadi percaya, merasa ada orang yang men-support dirinya, berobatnya teratur, makannya baik, semangat, alhasil out-card pengobatannya menjadi lebih baik.

Dikatakan oleh dr Rika bahwa YKI Jogja itu kan selalu menjadi model nasional, kebetulan Bu Sinta mendapat project yang bernama Comunicated, bersama dengan Global Cancer Nursing United Kingdom, untuk mereka penanganan yang berstandar internasional itu, juga diberikan didalam pelatihan ini. Secara on-line diberikan secara terus-menerus dengan roll-play tersebut.

Dari sekitar 60 relawan yang terdaftar di YKI Cabang Koordinator DIY, sebagian besar adalah ibu-ibu rumah tangga yang betul-betul sehat, namun ada pula diantara mereka yang survivor, pernah menderita kanker, dan mereka para survivor itu betul-betul mendedikasinya waktunya untuk mendampingi pasien penderita kanker, sehingga lebih mengena.

DR Dra Sunarsih Apt, Ketua Bidang Organisasi/Ketua Harian YKI Cabang Koordinator DIY, ketika dikonfirmasi Impessa.id terkait pentingnya pengaruh relawan kanker terhadap misi-visi YKI terhadap pasien kanker, beliau menekankan bahwa yang penting relawan itu tahu tugasnya, kemudian bagaimana mendampingi pasien kanker itu.

“Tujuan YKI DIY membentuk relawan supaya pasien kanker itu mampu, mau untuk berobat medis secara tuntas, karena banhak sekali hambatan pasien tidak mau berobat medis itu karena pengetahuan yang tidak tahu, atau takut, atau mitos, takutnya saya kalau dioperasi nanti kanker saya menyebar. Kemudian budaya, budaya takut suami, ada yang suaminya tidak mengijinkan untuk dilakukan pembedahan, sehingga relawan itu punya kewajiban mendampingi secara psikologis, spiritual dan sosial. Sosial itu antara lain kalau dia tidak punya ongkos perjalanan ke rumah sakit, YKI memberi bantuan. Ada obat yang tidak bisa ditebus karena diluar BPJS, YKI juga membantu. Bahkan juga makanan dan sebagainya. Jadi refreshing selalu kami lakukan secara rutin, untuk para relawan kanker YKI Cabang Koordinator DIY,” jelas Bu Sunarsih lebih lanjut.

Dalam pada itu, Martina Sinta Kristanti, S.Kep., Ns.,MN., PhD, Dosen Keperawatan UGM sekaligus Koordinator PINK menyatakan kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat kapasitas relawan dalam memberikan dukungan dan pendampingan pada penyintas kanker di masyarakat.

“Pasien kanker dan pengasuh keluarga mengalami masalah multidimensi bukan hanya fisik, namun psikologis, sosial, finansial dan spiritual. Untuk itu, keterlibatan semua sektor, termasuk sektor masyarakat, sangat dinantikan,” ujar Sinta kepada Impessa.id.

Dikatakan, kegiatan ini juga selaras dengah program riset dan sosial dengan judul: COMMUNICATED (Community care for metastatic breast cancer in Indonesia), yang digawangi oleh dirinya sendiri, yang bertujuan untuk memberikan edukasi pada kader kesehatan agar mampu mendampingi pasien kanker, khususnya pasien kanker payudara dengan metastasis. Kegiatan yang disponsori oleh Pfizer Inc, Amerika Serikat dan didukung sepenuhnya oleh FK-KMK UGM. Terbuka untuk umum dan dapat diakses secara gratis, mengundang kader di DIY yang memiliki tetangga dengan kanker payudara untuk mendapatkan pelatihan. Program berlangsung mulai Juli hingga November 2025.

YKI DIY terus menggaungkan moto: “Kanker dapat disembuhkan apabila ditemukan dan ditangani sejak dini”. Peran relawan aktif dalam kegiatan pendampingan pasien kanker agar dapat menyelesaikan pengobatan medis dengan tuntas yang dilakukan dirumah pasien, rumah sakit dan di rumah singgah.

Selama lebih dari 36 tahun berkarya, YKI DIY telah memberikan kontribusi nyata melalui berbagai program, termasuk memberikan pendampingan psikologis, spiritual dan sosial sesuai kebutuhan. Pendampingan sosial antara lain dengan membantu memebrikan uang transport, pembelian obat yang tidak dicover BPJS, makanan, penyediaan oksigen, dll. Selain itu, YKI DIY menyediakan rumah singgah bagi pasien kanker baik dewasa maupun anak-anak dari luar kota yang menjalani pengobatan di Rumah Sakit di Yogyakarta. Rumah singgah tersebut gratis bagi yang tidak mampu.

YKI DIY mengajak semua lapisan masyarakat untuk peduli, karena kanker adalah tanggung jawab bersama. Kepedulian kita semua hari ini adalah harapan bagi mereka yang berjuang melawan kanker. (Feature of Impessa.id by Edi Widianto-Antok Wesman)