Feature

JORIAH ANWAR Luncurkan Buku DEAR JOSHUA Via Kindle, Amazon

JORIAH ANWAR Luncurkan Buku DEAR JOSHUA Via Kindle, Amazon

JORIAH ANWAR Luncurkan Buku DEAR JOSHUA Via Kindle, Amazon

Impessa.id, Yogyakarta: Buku kumpulan surat-surat setebal 72 halaman, berjudul “Dear Joshua: Letter to all abandoned, fatherless teens”, ‘Surat untuk semua remaja yang ditinggalkan dan tanpa ayah’, karya JORIAH ANWAR, penulis Singapura yang acapkali berkunjung ke Yogyakarta, dan menjadi teman penulis, telah diterbitkan oleh Kindle, Amazon, pada Jumat (20/6/2025), dan dirinya minta penulis untuk me-review buku terbarunya itu, karena sebelumnya penulis pun pernah me-review bukunya yang berjudul “A Cup Of Java: A Tale of Teenage Angst and First-time”.

Buku “Dear Joshua” berisi 22 Chapter yang ditulis dalam rentang waktu bulan Januari dan Februari 2024, memang spesial, dilengkapi dengan Kamus Phrasal Verbs dan Idioms, ciri khas buku-buku karya Joriah Anwar.

Kali ini penulis mengutip salah satu Chapter yang ada yakni Chapter Ke-17 “Bengawan Solo composed by Gesang Martohartono” atau “Bengawan Solo disusun oleh Gesang Martohartono”, yang ditulisnya kepada Joshua, pada 6 Februari 2024. Berikut isinya;

     Dear Joshua, senang Anda dan Gerald akan menghadiri Makan Malam Reuni Tahun Baru Imlek Diana Senopati. Senang mengetahui bahwa keluarga Senopati tampaknya senang dengan pengetahuan Anda tentang bahasa Melayu dan terutama fakta bahwa Anda tahu lirik "Bengawan Solo" (lagu Indonesia yang sangat disukai) karena Solo adalah kampung halaman mereka, sebelum mereka pindah ke dua kota di Indonesia, Jakarta dan Surabaya.

     Joshua, apakah Anda ingat saat teman sekelas Anda Aydan bertanya kepada saya apakah saya menonton TV dan saya berkata, "Hampir tidak pernah!" dan jawaban saya sepertinya membuatnya terkejut? Dia mengaku bahwa dia tidak bisa membayangkan ada orang yang jarang nonton tv! Tentu saja, tanggapan Aydan terhadap jawabanku tidak membuatku kaget. Itu memberi tahuku bahwa dia adalah benar-benar remaja abad Ke-21. Dia paham teknologi dan senantiasa up-to-date dan dia selalu mengikuti tren terbaru. Tetapi bagi banyak warga lanjut usia seperti saya, sering menonton tv adalah bentuk kemewahan yang tak terjangkau. Kami adalah, baby boomers, yang lahir di antara tahun 1946-1964 atau usia sekitar 60-78 di tahun 2024, tidak punya waktu untuk nonton televisi karena memiliki banyak tanggung jawab ‘urusan dapur’, termasuk merawat orang tua yang sudah terlalu tua. Meskipun kita sendiri sudah tua, kini giliran kita untuk merawat orang tua kita yang lemah dan menua seperti saat mereka merawat kita ketika kita masih kecil dan lemah. Tidak berlebihan untuk mengatakan bahwa ketika kita masih kecil, orang tua kita ‘membayar’ dengan darah, keringat dan air mata guna mempersiapkan kita menjadi warga dunia yang baik dan taat hukum.

     Meskipun saya menganggap diri saya keluar dari kerja keras demi mendapatkan uang, saya telah menjadi guru sepanjang hidup, saya harus tetap relevan dan mengikuti perkembangan zaman. Saya mungkin memiliki lebih banyak pengalaman dibandingkan dengan banyak guru muda, tetapi ketika Anda sudah tua, Anda bisa kehilangan pekerjaan Anda dalam sekejap. Tak seorangpun yang sangat diperlukan. Apa pun yang bisa Anda lakukan, selalu ada orang lain di dunia ini yang bisa melakukannya juga, bahkan mungkin lebih baik dari Anda! Tolong ingat kenyataan ini, Joshua. Sayangnya di abad ke-21 ini, cengkeraman persaingan dan kecemburuan telah mencapai keranah pendidikan, dan semakin banyak guru yang tidak peduli seperti guru di masa lalu yang indah

     Saya selalu melihat kebenaran ini, memanifestasikan diri di kelas-kelas tempat saya mengajar. Setiap kali saya menyebutkan tentang orang Singapura atau bahkan orang Asia yang telah mengharumkan namanya untuk dirinya sendiri di salah satu universitas top dunia seperti Cambridge, Oxford atau Universitas Harvard, sementara tatapan mata siswa yang rajin yang duduk tepat di dekat saya, seolah-olah kagum dengan pencapaian itu, siswa yang lebih gagah yang jarang memperhatikan di kelas, dan sering mengobrol dengan siswa lain yang duduk di dekatnya, tiba-tiba berhenti mengobrol dan menatap saya dengan tatapan sinis, hampir arogan, seolah-olah berkata, "Terus mau apa jika mereka berada di universitas top di planet ini? Kualifikasi mereka yang berlebihan tidak menyurutkan saya. Saya tidak peduli karena apa pun yang bisa mereka lakukan, saya pun bisa melakukannya juga dengan lebih baik!"

     Joshua: Saya sangat senang bahwa Anda sama sekali tidak seperti kebanyakan siswa pengkhayal yang mengenakan tirai yang sulit ditebak untuk menyembunyikan rasa ketidakmampuan mereka. Ingat pertama kali saya berkata didepan kelas,

     "Lihatlah semua gadis yang rajin di kelas ini. Saya tidak akan terkejut jika 30-40 tahun ke depan, seorang wanita – salah seorang dari kelas ini menjadi Perdana Menteri wanita pertama Singapura!"

     Dan kemudian saya mendengar Anda meneriakkan "Ms Jo adalah seorang seksi; Nyonya Jo seksi!"

     Tentu saja, saya tidak tersinggung karena semua orang tahu bahwa Anda hanya bercanda, menggoda saya.

     Kepergian ibu saya telah membuat saya berpikir tentang masa lalu – masa ketika saya masih kecil, masa remaja saya dan saat impian saya menjadi pekerja sosial.

     Setelah menjadi sukarelawan di Singapore Children Society selama beberapa bulan di bawah Ms Raja yang cantik dan Anggun, kakak laki-laki saya menyarankan agar saya bergabung dengan surat kabar lokal sebagai reporter anak, karena dia mendengar bahwa pekerjaan sosial adalah pekerjaan tanpa imbalan.

     "Banyak yang mengatakan orang lemah bisa menjadi agresif dan bahkan sangat kejam," tambah paman polisi saya Paman Ali. Dia tertawa dan tiba-tiba merebut kacamata saya dari wajah saya yang kaget. Jadi tolong berhentilah melihat hal-hal melalui kacamata lembayung Anda karena seorang gadis yang menyukai puisi dan sensitif dari keluarga "normal", tanpa pernah membuat kesalahan, tentu saja tidak cocok untuk menjadi pekerja sosial di abad ke-20 yang penuh bahaya!

     Itu mungkin salah satu dari sedikit kali Paman Ali saya yang selalu bercanda, berbicara dengan serius kepada saya. "Kemungkinan bekerja dengan keluarga difabel sangat tinggi menurut orang-orang yang tahu," tambahnya pelan.

     Juga, pada saat saya berlatih untuk menjadi pekerja sosial, beberapa anak laki-laki bermasalah yang saya awasi terkadang berusia 19 tahun – terlalu tua untuk berada di bawah pengawasan pekerja sosial trainee berusia 17 tahun seperti saya!

     Kamu berusia 15 tahun ketika aku pertama kali bertemu denganmu. Saya  terpesona oleh bahasa Inggris Anda yang agak fasih. Saya pikir Anda dewasa di luar 15 tahun Anda, Joshua. Sangat menggairahkan bertemu dengan kutu buku muda yang banyak membaca dan berpengetahuan luas akhir-akhir ini. Terlintas di benak saya bahwa Anda bisa menjadi penulis untuk surat kabar lokal seperti keponakan saya Zaihan, atau bekerja dengan stasiun tv lokal seperti kakak perempuannya Maria.

     Kakak laki-laki saya yang sudah menikah dan memiliki cucu, baru-baru ini pensiun dari pekerjaannya pada usia 75 tahun. Dan coba tebak? Dia juga suka menulis sekarang. Beberapa hari yang lalu, dia mengakuinya (saya sudah tau sebelumnya) bahwa membaca hal-hal serius dan menulis adalah salah satu terapi terbaik untuk proses penuaan. Dia juga seorang seniman berbakat meskipun seperti saya, dia memilih untuk berdiam diri, karena hanya seorang jenius seperti Leonardo Da Vinci yang bisa menjadi segalanya, menggunakan otak kiri dan otak kanannya. (Saya menggunakan present tense karena Leonardo Da Vinci sangat hidup!)

     "Jauh lebih baik daripada mempermalukan dirimu sendiri dengan mengejar penggali emas dari negara-negara dunia ketiga yang akan tinggal bersamamu sampai bertemu pria lain dengan banyak uang," tambah istri tercintanya.

     Saya berterima kasih kepada Tuhan Yang Baik, yang telah memberi saya kecintaan pada sastra, dan Pendidikan, dan saya menikmati diri saya sendiri dengan penuh semangat mengajar anak-anak sekolah di Singapura. Lapisan gula pada kue adalah bahwa menjadi pembawa amanah pendidikan dan bekerja dengan anak-anak muda memberi saya begitu banyak kepuasan, sehingga saya tidak merasa perlu untuk menggunakan kencan online untuk bertemu dengan pendusta di usia tua saya, seperti semakin banyak pria dan wanita yang suka bercinta.

     Jadi tolong lanjutkan dengan cinta "aneh" Anda untuk sastra Inggris abad ke-18 dan ke-19 Joshua. Komedi abad ke-20 juga baik-baik saja. Tolong hindari cerita horor dengan cara apapun. Jangan percaya orang yang mengatakan "Ini hanya sebuah cerita." Begitulah cara mereka selalu memulai. Kebanyakan anak-anak, baik yang melakukan kejahatan yang tak terkatakan, terhadap teman terdekat dan anggota keluarga mereka biasanya mendapatkan ide-ide mengerikan mereka dari membaca cerita horor yang "tidak bersalah".

Begitulah isi Chapter XVII “Bengawan Solo composed by Gesang Martohartono” tulisan Joriah Anwar yang ditujukan kepada Joshua dan para remaja tanpa Ayah.

Joriah Anwar, adalah seorang penulis pemalu kamera (Camera-shy author). Sementara banyak teman terdekatnya sudah pensiun dan bersantai, Joriah Anwar sibuk mengejar mimpinya, memikul, menjaga bahunya tetap memegang kemudi, dan menikmatinya! Joriah Anwar telah mengajar anak-anak dan orang dewasa selama bertahun-tahun seperti yang dia ungkapkan, "Saya ingin kehidupan yang terasa seperti apel di tangan, jujur dan memberi makna. Bukan orang yang hanya berputar-putar melewati segalanya, melewati segalanya..."

Buku “Dear Joshua: Letter to All Abandoned, Fatherless Teens” sepenuhnya dia dedikasikan teruntuk; Ibu tercinta Bariah Bte Salim. Seorang juru masak dan ibu yang hebat. Meninggal pada usia 98 tahun.

Kemudian juga untuk paman buyut tercinta Hassan Bin Aboo. Memainkan Biola. Orang pertama di keluarga besar kami yang lulus Level "0" Inggris dengan Flying Colours 75 tahun yang lalu. Meninggal pada usia 92 tahun

Paman tercinta (paman Jawa) Johari. Tidak pernah Menikah. Tidak pernah menghasilkan banyak uang tetapi setiap Penny yang dia hasilkan pergi ke pundi-pundi keluarga untuknya Pendidikan adik-adik, upacara pernikahan dll. "Perdana Menteri" kakek-nenek saya. Memainkan banyak Sepak Bola. Kakak favorit semua orang dan Paman. Meninggal pada usia 87 tahun

Paman Jufri tercinta. Bermain gitar bass dan bernyanyi di Friends' dan Pesta Pernikahan Kerabat sejak dia berusia 14 tahun. Kemudian tampil di Straits View Hotel di Johor Bahru Malaysia. Bermain dengan band Jazz Filipina top di Singapura sampai awal 80-an. Meninggal pada usia 89 tahun.

Buku tersebut sepenuhnya menjadi Hak Cipta Joriah Anwar, Copyright © 2025 Joriah Anwar All rights reserved. ISBN: 9798307977040. Penulis secara langsung telah mendapat ijin sepenuhnya dari Joriah Anwar untuk me-review-nya kedalam Bahasa Indonesia, dan ditayangkan di website Impessa.id. (Feature of Impessa.id by Antok Wesman)