Rebon Teater Pentas Di TBY, Gratis, Rabu Siang (13/7/2022), Lakon Los Bagados De Los Pencos

Sesi latihan jelang pentas, Rebon Teater Pentas Di TBY, Gratis, Rabu Siang (13/7/2022) Lakon Los Bagados De Los Pencos
Impessa.id, Yogyakarta: Rebon Teater gelar cerita 'Los Bagados De Los Pencos' naskah karya Puntung CM Pudjadi, di Concert Hall Taman Budaya Yogyakarta (TBY), Rabu (13/7) siang mulai pukul 14.30 WIB, gratis terbuka untuk umum.
Pergelaran program Rebon Teater yang diselenggaran TBY dan Dinas Kundha Kabudayan (Kebudayaan) DIY, disutradarai oleh Lucia Yunita MS dan asisten sutradara Nana. Pimpinan produksi Dede dan Stage Manager R Windhi. Para pemain Dinar Saka, Icis, Sandiko, Reta, Taufik, Bekti, Ninda, Alda, Excel, Tia, Farhan, Dewo dan Tata. Kemudian tim arstistik Fatwa, Adon, Sakti, Kustri, Heri. Tim musik Mustika dan kawan-kawan. Tata lampu digarap Jordi dan tim audiovisual Asmaralaya. Nara sumber Ki Wahyana Giri MC, Dr Drs Nur Iswantara MHum dan Dr Drs Ikun Sri Kuncara MA.
Lucia Yunita MS mengatakan, lakon 'Los Bagados De Los Pencos' berawal masalah kesenjangan sosial yang selalu menjadi momok dalam kehidupan manusia dan selalu menjadi pemicu perselisihan anntara manusia. Kesenjangan sosial bisa terjadi di mana saja, baik dalam keluarga dan lingkungan masyarakat.
Kesenjangan sosial itupun terjadi di Rumah Sakir Jiwa (RSJ) 'Pulih Rasa', dimana para dokter hidup berkecukupan dan sejahtera makan serba enak. Kenyataan itu membuat pasien RSJ 'Pulih Rasa' marah dan menuntut hak-hak mereka sebagai pasien untuk hidup makmur. Praktik korupsi terjadi di lingkungan RSJ Pulih Rasa menambah perselisihan antara para pasien dengan para dokter.
Teriakan-teriakan tuntutan dari pasien menggema di RSJ Pulih Rasa, membuat para dokter gelisah dan menyusun skenario-skenario terbaik mereka untuk meredam gejolak emosi para pasien. Ketika.para dokter menyusun skenario, teriakan-teriakan tuntutan dari pasien semakin menggema di seantero penjuru RSJ Pulih Roso dan semakin besar gelombang massa pasien untuk menuntut hak-hak mereka, tuntutan-tuntuan semakin tidak masuk akal. Kondisi itu semakin membuat para dokter panik dan tidak bisa bergerak kemana-mana. "Karena setiap pintu dijaga oleh para pasien baik pintu ruang operasi, pintu ruang apotek, pintu ruang makan dan bahkan pintu toilet sudah dikuasai oleh para pasien," kata Lucia Yunita MS. (Humas Rebon Teater/Antok Wesman-Impessa.id)