Event

Bincang-Bincang Sastra Malam Seribu Bulan Di Taman Budaya Yogyakarta

Bincang-Bincang Sastra Malam Seribu Bulan Di Taman Budaya Yogyakarta

Ketua Studio Pertunjukan Sastra Mustofa W Hasyim bersama Ki H. Ashad Kusuma Djaya, dalam Senandung Rindu Rasul, Tadarus Puisi-Puisi Untuk Nabi, di Ruang Seminar Taman Budaya Yogyakarta, Sabtu malam (26/05/18), usai Taraweh.

Impessa.id, Jogja: Studio Pertunjukan Sastra (SPS) bekerja sama dengan Taman Budaya Yogyakarta menggelar acara Bincang-Bincang Sastra edisi 152 dengan edisi khusus Malam Sastra Seribu Bulan #11 di Bulan Ramadan 1439 Hijriyah dalam tajuk “Senandung Rindu Rasul: Tadarus Puisi-Puisi untuk Nabi”.

Bincang-Bincang Sastra itu menghadirkan pembicara Ki H. Ashad Kusuma Djaya (Penulis) dan Ahmad Athoillah, M.A. (mahasiswa S-3 Sejarah FIB UGM), serta Tadarus Puisi-puisi Untuk Nabi Muhammad SAW, oleh Khairur Rosikin, Mohammad Ali Tsabit, Ach. Khotibul Umam, Rini D.A., Neng Lilis Suryani, Bayu Aji Setiyawan, Sri Utami, Destriana Prastica, Teater Topy, dan IKAMARU Yogyakarta.

Sukandar, selaku koordinator menyampaikan bahwa kebaikan Nabi Muhammad SAW dalam berbagai aspek kehidupan dapat menjadi salah satu sumber terciptanya karya sastra, dalam hal ini puisi. “Ada banyak hal yang bisa digali hingga menerbitkan ide-ide dan dapat diwujudkan dalam bentuk puisi. Sejumlah penyair Indonesia, seperti Emha Ainun Nadjib, A. Mustofa Bisri, D Zawawi Imron, Abdul Hadi W.M., Hamid Jabbar, Taufiq Ismail, Jalaluddin Rahkmat telah menulis puisi tentang dan untuk Nabi Muhammad. Puisi karya para penyair tersebut menjadi contoh kecil bagaimana hidup dan kehidupan Nabi Muhammad saw adalah mata air ide yang tidak habis memancar”, ujar Sukandar.

Mustofa W. Hasyim menambahkan, SPS mencoba menghadirkan tradisi baru para sastrawan Yogyakarta untuk memaknai Ramadan. “Tahun lalu kami silaturahim ke Pondok Pesantren Kaliopak. Kali ini memaknai cinta kepada Rasul yang telah mengenalkan aplikasi beribadah intensif di Bulan Ramadan bernama Tarawih, Tadarus, Iktikaf, dan Sedekah. Dengan meningkatkan cinta kepada Rasul akan memudahkan untuk mengoperasikan aplikasi-aplikasi itu sehingga kita jadi bersemangat dan semua terasa ringan. Puasa kita menjadi penuh makna”, tutur Mustofa W Hasyim.

“Malam Sastra Seribu Bulan di Ruang Seminar Taman Budaya Yogyakarta, berlamngsung Sabtu (26/05/18) pukul 20.15 WIB, terbuka untuk umum dan gratis, merupakan edisi khusus setiap Ramadan untuk merenungkan bahwa esensi sastra ialah spiritualitas,” pungkas sastrawan Yogyakarta yang juga Ketua Studio Pertunjukan Sastra. (ant)