Feature

Kelas Melukis Teruntuk Jajaran Manajemen Hyatt Yogyakarta Menjadi Momen Terindah

Kelas Melukis Teruntuk Jajaran Manajemen Hyatt Yogyakarta Menjadi Momen Terindah

Kelas Melukis Teruntuk Jajaran Manajemen Hyatt Yogyakarta Menjadi Momen Terindah

Impessa.id, Yogyakarta: Hyatt Regency Yogyakarta terus memberikan program-program pengembangan diri yang berorientasi pada kesehatan dan kesejahteraan agar karyawan semakin sehat fisik dan mental. Beberapa program di antaranya adalah “HySteps”, “Wellbeing Activity”, dan kelas melukis untuk karyawan.

HySteps merupakan program yang mengajak karyawan Hyatt atau biasa disebut “Hyatt People” untuk hidup sehat dengan lebih banyak berjalan kaki. Hyatt People akan mendapatkan satu poin untuk setiap 6000 langkah per hari yang diukur melalui smartband yang mereka kenakan. Poin tersebut dikumpulkan di akhir bulan dan dapat ditukarkan dengan hadiah menarik, mulai dari sepatu olahraga hingga voucher menginap. Program HyStep ini bertujuan untuk membangun gaya hidup aktif karena berjalan kaki memiliki banyak manfaat, antara lain meningkatkan metabolisme tubuh, menurunkan berat badan, memperbaiki tingkat efektivitas jantung dan paru-paru, hingga menurunkan tingkat kolesterol dalam darah.

“Selain itu kami juga rutin mengadakan Wellbeing Activity setiap hari Kamis sore dengan cabang olahraga yang berbeda tiap minggunya, seperti jogging, bersepeda, tenis, tenis meja,golf, dan masih banyak lagi. Setiap departemen memegang satu cabang olahraga dan bertanggung jawab untuk mengajar departemen lainnya, misalnya tim Sales & Marketing memegang cabor tenis, Accounting dengan kasti, dan tim Recreation dengan golf. Nantinya seluruh cabang olahraga ini akan dilombakan antar departemen,” ujar Nurcahyadhi, General Manager Hyatt Regency Yogyakarta.

Hyatt Regency Yogyakarta juga mengadakan kelas melukis diikuti tim manajemen pada Kamis sore (10/102022) di hamparan rerumputan Merapi Garden.

Artha Pararta Dharma yang akrab disapa pak Artha (68 tahun) yang menekuni karya-karya lukisnya di studio seputaran Balecatur Yogyakarta, yang sedang menggelar pameran tunggalnya sebanyak 22 lukisan dalam tajuk “Pitutur” petuah Jawa, bertempat di area lobby Hyatt Regency Yogyakata Jl. Palagan Tentara Pelajar, Sleman-Yogyakarta, bertindak sebagai motivator Kelas Melukis teruntuk jajaran manajemen hotel bintang lima tersebut.

Ketika ditemui Impessa.id, pak Artha menuturkan tujuan dari kegiatan itu. “Ini kan suatu sistem ya, kalau melukis itu, bagaimana seseorang supaya mengenal dan mencintai, karena seni lukis itu bagi saya itu untuk terapi, bagaimana seseorang bisa mengekspresikan, memindahkan ke kanvas, sesuatu khayalan, assik juga karena seni Lukis itu bisa menyehatkan, bisa membahagiakan, bisa menghilangkan stress, karena harus konsentrasi seratus persen supaya menciptakan karya yang indah,” ungkapnya.

Pak Artha menekuni dunia seni lukis sejak remaja ikut pamannya seniman ternama Bagong Kussudiardja di Dusun Kembaran, Tamantirta, Kasihan, Bantul, termasuk bisa menari, dan sejak itu karya lukisnya mulai laku terjual, yang membuatnya semakin termotivasi untuk terus melukis hingga kini diusianya yang memasuki 68 tahun. Disamping melukis, secara profesional Pak Artha bertindak selaku Pengacara, lulusan Fakultas Hukum Universitas Widya Mataram Yogyakarta.

Terkait prospek kedepan sebagai seniman Lukis menurut pak Artha, jika sesuatu itu ditekuni secara serius, suatu karya yang bisa berbobot, karya apapun itu bisa untuk sandaran hidup. Semisal kuliner, kalau enak pasti orang datang sendiri, demikian halnya seni Lukis, kalau sekiranya berkualitas dan berbobot bisa membimbing atau pemerhati seni itu artinya bisa bukan hanya tertarik, tapi bisa menikmati keindahan karyanya, saya kira lukisan atau suatu karya Lukis itu bisa untuk sandaran hidup,” ungkapnya.

“Saya sejak remaja sudah terbiasa mandiri dari hasil melukis hingga saat ini bisa menyekolahkan dua anak saya hingga S2 dan mereka sudah bisa mandiri, modalnya dari hasil melukis,” imbuhnya. Menurut pengakuannya, karya lukisannya banyak dikoleksi oleh kolektor dari Eropa dan Amerika Serikat, dan di Jakarta.

Sementara melalui profesinya sebagai Pengacara, pak Artha fokus pada penanganan kasus sengketa tanah, dan beliau sanggup menyelesaikannya dengan syarat harus membeli lukisannya. Sementara jika ada pihak hotel yang meng-order, permintaan pak Artha jika kasusnya berhasil maka disetiap kamar hotel itu harus terpajang karya lukisannya.

“Saya ini menciptakan kolektor, saya tidak mengejar kolektor,” tutur pelukis senior beraliran ekspresionis figuratif yang sangat hormat dan kagum dengan pamannya (Bagong Kussudiardja) yang telah membimbingnya hingga dirinya berkeluarga.

Melalui pameran tunggal bertajuk “Pitutur” tersebut, pak Artha ingin menyampaikan pesan-pesan moral tinggi seperti dari lukisan berjudul “Ratu Kidul bertemu Panembahan Senopati” secara fisik komposisi warna tampak jelas memukau, bermakna, bahwa siapapun yang bertahta atau memimpin suatu bangsa atau suku itu harus suci sesuci Nabi, pengetahuannya harus luas, seluas samodera, bisa memakmurkan rakyatnya, memayungi, bisa menenteramkan-menenangkan rakyatnya, itu arti Ratu Kidul. Kemudian lukisan berjudul “Lahirnya Batoro Kolo” artinya seseorang itu jangan sampai menyia-nyiakan, membuang spermanya, seperti cerita Batoro Guru yang tanpa sengaja meneteskan spermanya ke Samodera Indonesia sehingga lahirlah Batoro Kolo.

Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, General Manager Hyatt Regency Yogyakarta Nurcahyadhi, usai melukis kepada Impessa.id mengungkapkan; “Di jaman yang tidak tentu kayak gini, kita biasanya berusaha mengalihkan perhatian kepada hal-hal yang misalnya di handphone, sosial media, atau ke yang nggak penting kayak gitu karena banyak tekanan ya, banyak orang mengalami masa-masa susah, jadi saya pengin menawarkan alternatif baru, suatu hobby atau sesuatu hal yang bisa akan menjadi alternatif untuk membuat kita menjadi lebih refleksi untuk berada dengan diri sendiri. Dengan melukis kita bisa berada dengan diri kita sendiri dan meluapkan apapun yang kita rasakan dalam media lukisan,” ungkapnya.

“Hyatt kemudian mengajak semua manajemennya untuk mencoba mengeksplor alternatif ini kita mengenalkan bagaimana melukis itu, jadi dengan mengundang pak Artha dan pak Iman, dan mereka menunjukkan kepada kita bahwa melukis itu bisa untuk siapa saja, tidak ada batasan dalam seni, tidak ada ukuran seni itu harus yang seperti ini-seperti itu, tapi ekspresi itu yang justru kita hargai. Dan hari ini kita belajar bahwa semuanya itu indah, semuanya bagus, dan dengan mempunyai alternatif ini kita bakalan menjadi lebih senang dan lebih tenang dan lebih bahagia,” ujarnya lebih lanjut.

“Tadi pada saat melukis, saya merasakan damai banget, suatu hal yang tak ternilai harganya,” aku GM Hyatt Regency Yogyakarta, Nurchayadhi kepada Impessa.id.

Follow Up-nya, “Ini sebenarnya aktifitas yang bagus untuk grup-grup di hotel. Jadi bisa kita tawarkan kepada mereka, kalau mau melukis di Jogja punya sangat banyak pelukis yang siap membimbing mereka di kebun kami yang bagus banget, dekat dengan alam, dan kita bisa melakukan aktifitas ini tim building dan inspirasi untuk grup-grup itu. Jadi mudah-mudahan ini bisa menjadi salah satu daya tarik Jogja dan tamu-tamu untuk berkunjung ke Jogja juga kedepannya,” jelas Nurcahyadhi.

Terkait dengan hal itu sekiranya ada tamu hotel atau grup terdiri dari lima atau 10 orang yang ingin belajar melukis di Hyatt, pihak Hyatt siap menyambut mereka, menyediakan kanvas, peralatan kuas, cat, termasuk introduction, silahkan menghubungi langsung ke pihak GM ataupun ke PR Hyatt Regency Yogyakarta. (Feature of Impessa.id by Rasya Ardannary- Antok Wesman).