Lia Mustafa Hadirkan Gaun Feminim dan Anggun Bak Peri Nan Fantastis Di JFW 2019
Impessa.id, Yogyakarta : Disainer kenamaan Lia Mustafa yang dalam perhelatan hari ke-tiga, 22 November, Jogja Fashion Week 2019 di Hartono Mall Yogyakarta dalam tema besar “Glamorious Vibe” yang menampilkan karya dari 11 disainer, muncul mengejutkan dengan karya-karya feminim nan elegant-nya PERI dalam tema “Svarga Magis Spiritual”.
PERI, terinspirasi dari karakter fantastis dengan figur magis yang ditemukan dalam beragam ekspresi budaya universal. Secara umum, Peri dihadirkan sebagai wanita dengan kecantikan dan bakat luar biasa, dengan sayap dan biasanya melindungi alam.
Menggunakan tekstil Rami 100% katun by bahan kain.com dan Knitwear 100% katun by Ammalee Knitwear, dipadupadankan dengan asesoris koleksi Borobudur Silver, Headpiece koleksi Benny Florist, Earing koleksi Borobudur Silver, serta Shoes koleksi Parkson.
Konsep yang diusung bergaya Androgin, Sexy, Alluring dan Mix n Match, dilengkapi Zipper dan Shoelace, khas karya Lia Mustafa.
Malam itu, Jum’at (22/11/19) Lia Mustafa tampil memeriahkan JFW bersama-sama Caca Gown, Al. Dilom X Dekranasda Oku Selatan, Batik Murni Madiun By Thomas Hanief, Hamzah Batik, AGB By Afif Ghurub, Priscilla Saputro By Batik Nyonya Indo, Thomas Hanief Madiun, Dedi Hartanto - Delmora, Yoel Fenin Lambert -YFLambert, serta Nylima By Heriyenti.
Dalam sambutan tertulis pada pembukaan Jogja Fashion Week 2019, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Hamengku Buwono X mengapresiasi positif atas penyelenggaraan Jogja Fashion Week –JFW 2019 dengan harapan dapat lebih menggairahkan dunia fesyen yang ada di Tanah Air, dan Yogyakarta pada khususnya.
“Sebagai event rutin tahunan dan selalu dinanti-nanti para pelaku industri hingga fashion enthusiast serta menjadi salah satu kegiatan kepariwisataan unggulan Yogyakarta, karena melalui JFW 2019 terciptalah maha karya busana yang mendukung gerakan berkelanjutan yang mendorong perubahan produk fesyen mulai dari sistem produksi hingga sampai ke tangan konsumen yang lebih ramah lingkungan,” tutur Sultan HB X.
Menurut Sultan HB X, kini saatnya bagi para desainer Yogyakarta untuk menunjukkan karya kreatifnya kepada khalayak pecinta mode sehingga JFW diharapkan mampu menjadi titik kemajuan perkembangan fesyen di Yogyakarta. “Selama ini barometer dunia fesyen Indonesia masih berpusat di Jakarta. Lewat ajang ini, bukan hanya untuk mengangkat potensi fesyen etnik Yogyakarta saja, tetapi juga untuk menunjukkan keramahan kita, yang diperagakan lewat desain yang lebih bersahabat, ramah lingkungan dan dapat dikenakan pada acara apapun,” ungkap Sultan HB X lebih lanjut. (Antok Wesman-Impessa.id)