Event

Lewat Puisi, Chairul Anwar Mengajak Pembaca Mencintai Lingkungan

Lewat Puisi, Chairul Anwar Mengajak Pembaca Mencintai Lingkungan

Lewat Puisi, Chairul Anwar Mengajak Pembaca Mencintai Lingkungan

Impessa.id, Yogyakarta : Bukan menjadi hal asing ketika para sastrawan, termasuk penyair, memiliki kepedulian yang mendalam terhadap problematika kehidupan. Dari persoalan individu, kemasyarakatan, dan lingkungan, tidak luput dari sorotan dan pembicaraan mereka.

Salah seorang sastrawan, sekaligus pengajar di Jurusan Teater, Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, yakni Chairul Anwar, melakukan hal senada didalam puisi-puisinya yang terhimpun dalam buku bertajuk “Investigasi Pohon-pohon” (2019). Antologi puisi tunggalnya tersebut diluncurkan dalam kegiatan Sastra Bulan Purnama -SBP edisi ke-96 yang bertemakan “Membaca Pohon-pohon di Bulan Purnama”.

SBP tersebut sejatinya dimaksudkan juga sebagai pendukung dari kegiatan Ruang Temu: Pentas Sastra Lintas Komunitas perhelatan Festival Sastra Yogyakarta -Joglitfest 2019, yang berlangsung sejak 20 Agustus, hingga acara puncaknya pada 27-30 September 2019.

Chairul Anwar, setelah dipersilakan memberikan pengantar kepada audiens oleh Umi Kulsum, menjelaskan bahwa inspirasi dari Investigasi Pohon-pohon, lahir karena keprihatinannya melihat lingkungan hidup di Indonesia. “Sejak tahun 2014, saya mengamati beberapa tempat di Indonesia, mulai dari Aceh, Riau, Sumatera Selatan, Jambi, Kalimantan Tengah, tanpa ada henti dilanda kebakaran hutan. Berdasarkan hasil penyelidikan, 90% penyebabnya ialah ulah manusia. Riset itu membuktikan pula bahwa tindakan tersebut rupanya dilakukan kian terstruktur, masif, dan punya maksud tertentu,” tutur Chairul Anwar.

Dalam acara yang digelar di Tembi Rumah Budaya, Sewon, Bantul, Yogyakarta, Chairul Anwar juga menjelaskan, tentang kegelisahannya. “Kini, kita tak lagi mampu memahami dan menghayati lingkungan, tempat kita berlindung, bersosialisasi, bermasyarakat. Hubungan kita seperti telah tercerabut. Mengapa demikian? Itu karena saya mengamati pula penderitaan orang-orang di tempat tersebut. Binatang yang semestinya kita lindungi pun mendapat imbas yang besar. Keprihatinan itulah yang melatarbelakangi lahirnya buku ini,” jelas penulis buku Cara Menulis Kreatif 2001.

“Semoga kehadiran buku ini, sebagaimana ungkapan dari Prof. Suminto A. Sayuti juga, dapat melahirkan introspeksi dalam diri kita. Harus diingat bahwa lingkungan hidup mesti dicintai, sebab ia menjadi tempat bagi keberlangsungan pembudayaan dan pemberadaban!”pungkas Chairul Anwar, yang kemudian membacakan pula dua sajaknya, masing-masing berjudul “Prolog: Kesaksian Pohon-pohon” dan “Epilog: Hutan Rimba Terbakar”.

Dalam acara yang digelar Jumat, 13 September 2019, pukul 19.30 hingga 22.00 WIB, terdapat juga para apresiator dari karya-karya Chairul. Beberapa nama seperti Eko Winardi, Agus Leylor, Iis Wulandari, Evi Putranti, Muclis Muarif, Sulaiman, Viki Prasetyo, Intan, Miftahul Janah, dan Tata memeriahkan acara dengan membaca dan menyandiwarakan karya-karya Chairul, hingga penghujung acara. (Mesthy/Antok Wesman)