Feature

WOWO Sang Pelukis Poster KUSTOMFEST 2025-MADCHINIST, Gelar Karya Di JEC

WOWO Sang Pelukis Poster KUSTOMFEST 2025-MADCHINIST, Gelar Karya Di JEC

WOWO Sang Pelukis Poster KUSTOMFEST 2025-MADCHINIST, Gelar Karya Di JEC

Impessa.id, Yogyakarta, Indonesia, Oktober 2025: WOWO, sapaan akrab dari Prawoto, perupa jebolan ISI Yogyakarta Tahun 2022, yang merasa senang setelah poster kreasinya tersebar dimana-mana dan dilihat banyak orang, pada perhelatan akbar KUSTOMFEST 2025-MADCHINIST, di gedung JEC Yogyakarta, 4-5 Oktober 2025.

Hal itu diungkapkan Wowo, saat ditemui Impessa.id di gerai 'PRWTOO Visual Art & Illustration' pada Sabtu (4/10/2025) di Jogja Expo Center. Dalam kesempatan itu Wowo menggelar pameran poster berjudul “The Anarchist’s”: Mengkustomisasi Realitas, Melawan Otoritas.

Dikatakan, pameran tersebut hadir sebagai respon visual terhadap otoritas yang seringkali membatasi ekspresi individu. “Mengambil inspirasi dari Kustom Kulture, sebuah Gerakan subkultur yang lahir dari pemberontakan, menggunakan medium seni lukis guna merayakan kebebasan dan kreativitas yang tidak terikat aturan, Kustom Kulture, dengan etos ‘buat sendiri’ dab ‘berbeda dengan yang lain’ menjadi metafora sempurna untuk perjuangan melawan hegemoni dan standar yang dipaksakan,” ujar Wowo.

Selaku Head Designer di Von Dutch Indonesia Jakarta, sejak 2019, Wowo memajang karya-karya terbarunya, antara lain berjudul “Louder than V Twin”, Oil on Canvas, berukuran 80x80 Cm. yang menggambarkan perwujudan kegelisahan pribadi dan sosial, terhadap praktik pungutan liar -pungli, dengan tujuan untuk menyadarkan para pelaku penyimpangan itu. Adapun karakter ‘babi’ digunakan sebagai metafora untuk keserakahan, melambangkan oknum yang hanya mementingkan keuntungan pribadi.

Karya berikutnya berjudul “War Ahead!”, Oil on Canvas, berukuran 100x150 Cm. sebagai wujud luapan kegelisahan terhadap keserakahan para pemimpin. Secara visual lukisan itu terbagi kedalam dua adegan, sisi yang suram menggambarkan ‘monster tikus’ memakai jas, suatu metafora pemimpin yang hanya mementingkan dirinya sendiri dan mengabaikan kesejahteraan masyarakat. Kemudian sisi lain yang awalnya cerah berubah menjadi kacau akibat ulah pemimpim yang merampas hak-hak rakyat dan merusak ekosistem.

Sedangkan karya yang berjudul “Confrontation”, Oil on Canvas, berukuran 100x150 Cm. sebagai kritik visual terhadap kerakusan dan kelicikan oenguasa. Moral penguasa yang buruk merusak generasi penerus, meski tersenyum dari balik topengnya, si pemimpin yang menjadikan uang sebagai kekuasaan, tetap memperlakukan rakyat sebagai ‘anjing penurut’ yang terus-menerus diprovokasi. (Feature of Impessa.id by Antok Wesman)