Mahasiswa Baru Fakultas Teknik UMY Mencatatkan Rekor Baru MURI, 680 Disain Masjid Modern Terbanyak.
Impessa.id, Yogyakarta : Sri Widayati mewakili Ketua Umum Museum Rekor Dunia Indonesia -MURI, Jaya Suprana, pada Rabu sore, 28 Agustus 2019, di Kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta menyatakan pihaknya telah mencatatkan ke dalam Museum Rekor Dunia Indonesia untuk prestasi yang dilakukan oleh mahasiswa baru Universitas Muhammadiyah Yogyakarta berupa Desain Masjid Modern Terbanyak Se-Indonesia yakni sejumlah 680 desain.
Museum Rekor Dunia Indonesia adalah lembaga pencatat rekor pertama di Indonesia yang didirikan oleh Jaya Suprana pada tahun 1990, dengan tujuan untuk mencatat dan mendokumentasikan beragam prestasi superlatif, karsa dan karya putra-putri Indonesia, di bidang keahliannya masing-masing, demi menegakkan rasa kebanggaan nasional serta mampu menghargai prestasi dari karya bangsanya sendiri.
“Hingga saat ini sudah lebih dari 9000 Rekor yang kami catat di MURI. Prestasi-prestasi yang terus memberikan inspirasi menggugah semangat juang putra-putri Indonesia untuk menunjukkan karsa-karya terbaik dibidangnya masing-masing dan mengobarkan semangat kebanggaan nasional segenap komponen masyarakat,” ujar Sri Widayati.
Untuk Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, pencatatan Rekor MURI kali ini bukan untuk yang pertama, karena di catatan Rekor MURI, UMY sudah memiliki catatan Rekor MURI sembilan kali, sehingga dengan ini menjadi Rekor MURI yang ke-10 bagi UMY. Diantarnya, di tahun 2005, Pembuatan Puzzle Terbesar, Pembuatan Kubus bergambar Pita dari rangkaian Puzzle, dan lain sebagainya.
Sesaat jelang penyerahan Piagam Penghargaan kepada WaRek Bidang Akademik, disaksikan Hilman Latief, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan-Alumni-Al Islam dan Kemuhammadiyahan, Arif Widyo Nugroho, Wakil Dekan Bidang Sumber Daya Fakultas Teknik, Humas UMY dan Tri Wahyono selaku Ketua Panitia Mataf Teknik UMY 2019, Sri Widayati membacakan naskah penetapan sekaligus pencanangan bahwa Perancangan Desain Masjid Modern Oleh Mahasiswa Terbanyak 680 Mahasiswa resmi tercatat di Museum Rekor Dunia Indonesia.
“Sebagai bukti atas prestasi ini, kami memberikan Piagam Penghargaan Museum Rekor Dunia Indonesia Nomor 9142/R.MURI/VIII/2019, dianugerahkan dengan bangga kepada Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta atas rekor Pemrakarsa dan Penyelenggara Perancangan Masjid Modern oleh mahasiswa Terbanyak, 680 mahasiswa, Jakarta 28 Agustus 2019, ditandatangani oleh Ketua Umum MURI Jaya Suprana,” tegasnya, yang disambut tepuk tangan gemuruh oleh seluruh yang hadir yang sebagian besar adalah mahasiswa baru peserta Mataf Teknik UMY 2019.
Dimas, salah seorang mahasiswa baru peserta Pencatatan Rekor MURI 2019 Fakultas Teknik UMY, yang mendisain Pemanfaatan Limbah Air Wudlu.
Wakil Rektor UMY Bidang Akademik, Dr Sukamta ST MT, dalam sambutannya menekankan; “Kita tidak sekedar mencari sertifikat, tetapi kita ingin mengajak anda begitu masuk di hari pertama ke Fakultas Teknik, sudah menciptakan sesuatu yang baru, itu point-nya. Pikiran-pikiran inovatif, itulah yang ingin kita bangun di Fakultas teknik, dan anda semua harus terlibat didalamnya. Sampai hari ini kita punya lebih dari 150 Hak Cipta dan Hak Paten yang telah didaftarkan ke KemenKumHAM. Itu belum melibatkan anda. Mulai tahun ini, anda mesti terllibat didalamnya. Maka nanti akan semakin banyak inovasi-inovasi baru yang diakui oleh pihak luar, tidak saja MURI, tetapi diakui oleh lembaga-lembaga pencatat lainnya. Pencatat Paten, Pencatat Hak Cipta, adalah Direktorat Kementerian Hukum, Hak Azasi Manusia,” ungkap Dr. Sukamta.
Pilihan Tema Disain Masjid, seperti yang dikatakan Triwiyono selaku Ketua Mataf Teknik UMY 2019, WaRek Dr. Sukamta menjelaskan bahwa semua produk-produk kemajuan yang dimiliki kaum Muslim itu berawal dari Masjid. “Rasulullah SAW membangun Madinah hanya dalam waktu 10 tahun, itu pondasinya di Masjid. Harun al Rasyid, dan Presiden Turki Tayyib Erdogan, membangun Turki menjadi makmur, juga dimulai dari gerakan Sholat Subuh di Masjid. Maka kita ingin UMY menjadi perguruan tinggi yang maju dan kita juga mulai dari Masjid. Maka anda sudah mulai menelurkan karya terbaik, sumbangan terbaik di hari pertama anda masuk ke kampus yaitu Disain Masjid Berkemajuan Terbaik,” jelasnya.
Dihadapan ratusan peserta Mataf Teknik, Dr. Sukamta menambahkan, “Kalau hari ini anda menyumbangkan sesuatu dengan kriteria terbanyak, maka saya ingin, berikutnya, the next year, di waktu yang berikutnya, anda sumbangkan tidak hanya kriteria terbanyak, tetapi kriteria terbaik. Terbanyak itu dari jumlah, Terbaik itu dari kualitas. Maka kita sumbangkan dua-duanya, jumlahnya terbanyak, kualitasnya terbaik. Anda angkatan 2019, anda harus punya target lulus tahun 2023. Anda ingin gelar insinyur, nanti kerja dua tahun lagi, kemudian masuk ke program Profesi Insinyur. Kalau anda gelar ST nanti bekerja, hanya boleh menjadi asisten, hanya boleh menjadi asisten supervisor, asisten manajer, asisten disainer, tetapi begitu anda ambil profesi satu tahun, dengan pegang Ir., anda bisa menjadi penaggungjawab gambar, penanggungjawab disain, penanggungjawab pekerjaan, di lapangan semua pekerjaan-pekerjaan rekayasa termasuk pekerjaan-pekerjaan disain, manufacturing, dan supervisi," imbuhnya.
“Nah, maka di dalam kepala anda, harus mulai melakukan inovasi-inovasi, perencanaan-perencanaan terbaik, untuk selesai kuliah tepat waktu, dan isilah pikiran-pikiran anda itu dengan keungguloan-keunggulan, hati penuh dengan kebaikan-kebaikan, supaya nanti anda bisa menjadi manusia-manusia yang bermanfaat untuk lingkungan. Itulah visi UMY, UMY menjadi universitas yang unggul dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, berlandaskan nilai-nilai Islam, untuk kemajuan ummat. Berarti pikiran-pikiran harus unggul, hatinya harus dilandasi dengan Islam, tangannya, kakinya, mulutnya, pikirannya, harus bermanfaat untuk semua lingkungannya. Singkatnya Unggul dan Islami,” pungkasnya. Wakil Rektor UMY Bidang Akademik Dr. Sukamta menutup sambutan dengan mengomando yel UMY yang serentak dijawab oleh ratusan mahasiswa baru dengan teriakan, UMY yes, UMY Yes, UMY Muda Mendunia! (Antok Wesman)