Event

Kundha Kabudayan Melalui Danais, Gelar Potensi Museum Di Sleman City Hall, 7-10 Agustus 2019

Kundha Kabudayan Melalui Danais, Gelar Potensi Museum Di Sleman City Hall, 7-10 Agustus 2019

Kundha Kabudayan Melalui Danais, Gelar Potensi Museum Di Sleman City Hall, 7-10 Agustus 2019

Dalam Naungan Merah Putih, Merangkai Artefak Keindonesiaan.

Impessa.id, Yogyakarta : Data jumlah kunjungan ke Museum di Daerah Istimewa Yogyakarta per- Januari hingga Mei 2019 tercatat untuk 29 Museum dari 42 Museum yang terdaftar di Dinas Kebudayaan DIY total sebanyak 396.952 pengunjung, sementara yang 13 Museum belum ada laporan yang masuk ke DisBud DIY termasuk Museum Gunung Api Merapi, Museum Karaton Yogyakarta, Museum Beteng Vredeburg dan Museum Taman Pintar. Pengunjung terbanyak untuk periode tersebut, diraih oleh Museum Pusat TNI AU Dirgantara, tercatat sebanyak 219.239 pengunjung. Posisi kedua dinikmati oleh Museum Monjali yang mencatat kunjungan sebanyak 95.836 pengunjung, sedangkan tempat ketiga diraih oleh Museum H.M Suharto yang mencatat angka 30.014 pengunjung.

Perkembangan museum di Indonesia pada dasarnya cukup meningkat. Perhatian masyarakat pada lembaga museum adalah fenomena perkembangan yang cukup menarik untuk kita cermati. Secara kelembagaan kepedulian ditandai dengan munculya keinginan yang kuat lembaga-lembaga pemerintah dan swasta untuk mendirikan sebuah museum. Meningkatnya perhatian masyarakat tersebut seiring dengan semakin meningkatnya tuntutan hidup di antaranya pengembangan dunia ilmu pengetahuan, kebudayaan dan interaksi antarnegara, museum menjadi alternatif bagi kepentingan pemenuhan kebutuhan estetis budaya (Sudharto, 2001:26).

Animo yang cukup tinggi itu, selayaknya museum mendapatkan apresiasi karena museum mampu memberikan manfaat bagi masyarakat luas. Saat ini di Yogyakarta terdapat 36 Museum yang tergabung dalam Asosiasi Museum Barahmus. Angka yang relatif cukup besar jika melihat Daerah Istimewa Yogyakarta hanya memiliki 4 Kabupaten dan 1 Kota.

Pendirian sebuah lembaga museum sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 66 Tahun 2015 memiliki tujuan utama yaitu melindungi, mengembangkan, memanfaatkan koleksi dan mengomunikasikannya kepada masyarakat oleh karena itu, Hal terpenting dalam aspek mediasi dengan masyarakat adalah penyampaian informasi kepada masyarakat melalui sebuah pameran tetap maupun pameran temporer.

Pameran temporer bisa dilakukan di Museum dengan menyediakan ruang khusus maupun pameran diluar museum dengan membawa koleksi. Dinas kebudayaan (Kundha Kabudayan) melalui bidang Pemeliharaan dan Pengembangan Sejarah, Bahasa, Sastra dan Permuseuman akan mengadakan pameran bersama museum museum yang terdapat di Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 2019 selain itu untuk melakukan promosi tentang pameran yang dilakukan di awali dengan street peformance dengan menampilkan dari museum museum yang mengikuti pameran tersebut.

Pelaksanaan street peformance (pawai) dahulunya merupakan kegiatan yang bertajuk Festival Museum dilaksanakan mulai tahun 2007. Festival ini merupakan Program Kerja yang dilakasanakan Asiosiasi Barahmus DIY secara mandiri anggota- anggota Barahmus. Tahun 2011 Festival Museum terdiri dari Pawai dan Pameran, untuk pawai dibiayai oleh Dinas Kebudayaan DIY sedangkan “Pameran Bersama” dibiayai oleh Museum Negeri Benteng Vredeburg bertemakan “Goes to Mall” . Kegiatan Festival Museum sempat terhenti diadakan dikarenakan tidak sesuai dengan harapan pelaksana dan penyelenggara.

Tahun 2019 merupakan perubahan nama dari Festival Museum menjadi street peformance (pawai) dan Pameran Museum yang merupakan fasilitasi dari Dana Keistimewaan melalui Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayaan) Daerah Istimewa Yogyakarta.

Kepala Seksi Permuseuman Bidang Pemeliharaan dan Pengembangan Sejarah, Bahasa, Sastra dan Permuseuman Dinas kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta, Wismarani SE, MHum menuturkan. “Rangkaian Gelar Potensi Museum ini memilki tujuan sebagai ajang mengenalkan museum-museum yang terdapat di Daerah Istimewa Yogyakarta kepada masyarakat dan untuk meningkatkan jumlah pengunjung pada museum peserta pameran maupun museum-museum lainnya. Adapun sasarannya masyarakat Yogyakarta pada umumnya dan museum-museum anggota Barahmus Daerah Istimewa Yogyakarta,” tuturnya.

Rangkaian acara di mulai dengan Street Peformance di ikuti oleh museum-museum anggota Barahmus sebagai media pembuka acara, sekaligus mempromosikan museum-museum yang ada di Yogyakarta, serta Pameran Koleksi Unggulan Museum-museum tersebut dengan Judul “Dalam Naungan Merah Putih : “Merangkai Artefak Keindonesiaan”. Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta sepenuhnya menggunakan Danais - Dana Keistimewaan tahun 2019.

Street Peformance, berlangsung pada  Rabu, 7 Agustus 2019, dengan Start mulai pukul 14.00 WIB dari lapangan Pemda Sleman Beran dan Finish diperkirakan pukul 16.00 WIB di lapangan Denggung Sleman Yogyakarta. Adapun untuk Pameran Dalam Naungan Merah Putih: “Merangkai Artefak Keindonesiaan” dihelat di Atrium Rama Mall Sleman City Hall, Sleman Yogyakarta, pada 7-10 Agustus 2019, jam 10.00 – 21.00 WIB, terbuka untuk publik secara gratis.

Yang menarik, selama Gelar Potensi Museum berlangsung diadakan Lomba Swafoto, bebas di area Pawai ataupun di area Pameran, dengan meng-upload foto ke YouTube, Twitter, Instagram atau Facebook, mencantumkan Hastag #disbuddiy, #museumdiy, #gelarpotensimuseum. Kirim Tangkapan Layar (screenshoot) ke WA : 0812 1519 5009. Pengumuman Lomba Swafoto atau Selfy pada 10 Agustus pukul 17.00 WIB dan Penyerahan Hadiah dilakukan pada malam harinya di acara Penutupan Pameran Museum.

Untuk adik-adik Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar maksimal Kelas 2, secara individu, diberi kesempatan mengikuti Lomba Mewarnai dengan Tema “Museum Di Hatiku” pada Sabtu, 10 Agustus 2019 pukul 10.30 – 12.00 WIB di Atrium Rama Sleman City Hall Jalan Magelang KM 9.6 Yogyakarta. Hadiahnya untuk Juara 1 uang pembinaan sebesar 750-ribu rupiah, Juara 2 mendapat 500-ribu rupiah dan Juara 3 memperoleh 250-ribu rupiah. (Antok Wesman)