Solo-is Bemandry Rilis Single Ke-tiga Kalimat Terbaik, Kisah Untuk Yang Ditinggalkan
Impessa.id, Yogyakarta, 15 Januari 2019 : “Apa yang lebih baik dari kepergian, jika ternyata semua itu menjadi anugerah yang terbesar bagi orang-orang yang ditinggalkan. Di sisi lain kita dikurangkan, namun di sisi lain kita lebihkan” (Bemandry).
"Kematian, menjadi suatu hal yang pasti akan dialami oleh semua manusia. Sekuat dan sehebat apapun diri seseorang, ajal adalah saat di mana seseorang akan memulai langkahnya untuk mengarungi dimensi lain. Tak ada yang pernah tahu kapan ia akan mulai mengarunginya, dan tak ada yang pernah tahu kapan orang-orang yang ditinggal pergi dapat berdamai dengan rasa sedihnya, kala di dalam dirinya terdapat rindu kepada orang yang meninggalkannya," ujar Bemandry.
Hal itulah yang mendasari terciptanya lagu berjudul “Kalimat Terbaik”, single ketiga dari Bemandry yang resmi dirilis secara digital pada Selasa (15/01/2019). Solo-is yang akrab disapa Bem menuturkan bahwa, “Kalimat Terbaik” diambil dari beberapa kisah yang dia temui di kehidupan sehari-harinya, di mana banyak sekali kepergian dari orang-orang yang dia sayangi mesti dirinya hadapi. Beberapa kejadian itu selalu menyisakan rindu dan kesedihan yang teramat.
Dimulai saat dirinya harus kehilangan Ayah tercintanya saat belum menginjak usia tiga tahun, juga harus rela ditinggal berpulang oleh Kakek dan Neneknya ketika Bem menginjak remaja, sejak saat itu pula dia dan beberapa anggota keluarganya mesti merasakah rindu yang selalu bercampur dengan rasa sedih.
“Sampai pada suatu ketika saya sempat bertanya pada diri saya sendiri, Adakah rindu yang tak selalu bersanding dengan rasa sedih? Sebab, setiap kali saya merindukan orang-orang yang saya sayangi, rasa sedih selalu ada di dalam diri saya,” ujar solois yang sempat meluncurkan dua single yang dijadikan original soundtrack untuk sebuah novel best seller.
Hingga pada suatu ketika saat dia merindukan Ayah tercintanya, penyanyi dan penulis lagu berusia 27 tahun itu terlelap dalam tidurnya. Dalam lelapnya itu Bem mengalami kejadian yang sangat jarang dialami setelah kepergian orang-orang yang sangat dia sayangi itu. Di dalam mimpi dia berjumpa dengan Ayahnya yang saat itu pula memberi sebuah pesan kepadanya.
“Biasanya kalau saya mimpi tuh nggak pernah ingat sama sekali. Anehnya ketika saya mimpi ketemu Papah, sayang ingat sekali bagaimana detail kejadiannya. Terutama tentang pesan yang ia sampaikan sebelum saya kembali terjaga di pagi hari,” tutur penyanyi pelantun “Saka & Lara” dan “Relakanmu Untuknya” tersebut.
Dalam mimpi itu, Ayah Bemandry menyampaikan bahwa cinta dan kasih sayangnya masih tetap ada di dalam diri orang-orang yang dia tinggalkan. Dia tidak menginginkan kesedihan saat rindu itu ada, melainkan dirinya hanya menginginkan doa yang terpanjat, yang tentunya akan selalu didengar oleh Tuhan.
“Dari kejadian itu saya merasa bersalah karena telah bersedih saat sedang rindu Papah, Kakek atau pun Nenek. Dari pertemuan di dalam mimpi itu saya menangkap bahwa mereka, orang-orang yang sudah meninggal hanya membutuhkan doa dari kita yang masih hidup. Dan “Kalimat Terbaik” saya artikan sebagai kata lain dari doa,” jelasnya.
Kata Bem lagi, setelah dia sadari dari beberapa kepergian yang dialami selama ini, Tuhan telah memberikan banyak kejutan kepada dirinya. Salah satunya ketika dia bisa menghadapi berbagai hal sendiri tanpa bantuan sang Ayah, atau barangkali bisa menjadi pengganti Ayah bagi adik-adiknya. “Mungkin jika Ayah masih ada, saya tidak akan bisa setangguh ini,” kata Bem.
Sudut pandang Sang Ayah
Setelah mengalami kejadian itu, seperti biasanya Bem langsung langsung melakukan aktivitas menulis yang sudah digeluti sejak beberapa tahun terakhir. Dan saat itu pula pria yang sempat menekuni profesi sebagai jurnalis itu langsung menyelesaikan lirik lagu “Kalimat Terbaik”. Dan di hari yang sama Bem pun bisa menyelesaikan aransemen awal dari lagu yang diproduseri oleh Luke Ottaviandri.
Di dalam lagu “Kalimat Terbaik”, Bemandry mengambil sudut pandang sebagai Ayahnya yang sudah tiada. Di mana di sini ada pesan di mana cinta dan kasih sayang dari orang-orang yang berpulang masih bisa dirasakan di dalam diri setiap manusia yang ditinggalkan. Selain itu, sebenarnya yang mereka butuhkan bukanlah rasa sedih, melainkan doa terbaik yang selalu terucap.
“Ya jika saya berada di posisi seperti itu mungkin saya juga bakal menginginkan hal yang sama. Saya tidak ingin orang-orang yang saya tinggalkan merasa sedih. Maka dari itu, selain mengisahkan apa yang saya alami di dalam mimpi tentang sebuah pesan yang Papah saya sampaikan untuk saya dan keluarga, lagu “Kalimat Terbaik” ini bisa menjadi renungan bahwa kesedihan bukanlah sesuatu yang diinginkan oleh orang-orang yang masih hidup maupun yang sudah meninggal dunia,” tuturnya lagi.
Luke Ottaviandri, produser dari lagu “Kalimat Terbaik” menambahkan bahwa dirinya dibuat jatuh cinta akan lagu ini. Saat pertama kali Bem mempresentasikan pada dirinya, saat itu pula dia seperti sedang dibawa ke dalam dimensi yang berbeda, di mana dia pun tak ingin kesedihan ada saat dia sudah tidak ada suatu hari nanti.
“Ini adalah kali kedua saya terlibat secara langsung dalam karya musik Bemandry. Selain nadanya yang begitu cantik, saya jatuh cinta dengan lirik lagu yang Bem buat sendiri. Saya dibuat jatuh cinta pada pandangan pertama. Buat saya, lagu-lagu Bem buat begitu berkarakter. Baik dari segi lirik maupun melodinya sendiri. Jadi sangat rugi jika saya tidak terlibat dalam penggarapan lagu “Kalimat Terbaik” ini,” jelas produser yang juga gitar dari band Batiga.
Luke berharap lagu tersebut menjadi kisah yang bisa dinikmati oleh dirinya dan Bem, namun juga oleh banyak khalayak di seluruh Indonesia yang sempat merasakan kehilangan orang-orang yang sangat dicintai. “Harapanku buat Bem, pokoknya jangan pernah berhenti berkarya, juga selalu libatkan kejujuran yang selalu kamu bawa di dalam setiap karyamu,” Tambah Luke.
Lirik “Kalimat Terbaik” karya Bemandry
Sayang../Aku tak pernah benar-benar pergi/Walau kini kau tak mampu melihatku/Dengan kedua bola mata indahmu/Yang selalu ku kecup saat malam datang.
Kini../Kau hanya mampu menyaksikan diriku/Dari suatu yang ada di dalam dadamu/Yang dapat menangkap secara utuh/Kasihku masih ada.
Sayang../Jangan pernah kau gundah/Cukup kau panjatkan Kalimat Terbaikmu/Yang selalu didengar olehNya/Dalam rindumu dan marahmu.
Dirilis digital
“Kalimat Terbaik”, single ketiga dari Bemandry yang sudah bisa didengar mulai 15 Januari 2019 di beberapa platform digital. Seperti Spotify, JOOX, Itunes, Google Play Music dan masih banyak lainnya, dilantunkan dan ditulis sendiri oleh Bemandry, arranger Bemandry dan Luke Ottaviandri, Komposer Luke Ottaviandri dan Bemandry, Produser Luke Ottaviandri, serta Cover kreasi Thesa Alfiant.(Tok)