Kraton Pura Pakualaman Yogyakarta
Impessa.id, Yogyakarta : Pura Pakualaman merupakan satu dari dua Istana yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta, yang dipimpin oleh Gusti Pangeran Adipati - GPA Paku Alam. Di depan Pintu Gerbang atau Regol Danawara terdapat lapangan yang ditumbuhi rimbunnya pohon Beringin, bernama Alun-alun Sewandanan. Saat sore tiba, alun-alun tersebut dipenuhi Pedagang Kaki Lima dan menjadi tempat nongkrong menikmati wisata kuliner di Yogyakarta.
Kraton Pura Pakualaman dengan luasan area 54.238 meter-persegi, menghadap ke Selatan, sebagai bentuk penghormatan kepada Kraton Kasultanan Yogyakarta yang lebih dulu berdiri. Atap Regol Danawara berbentuk Kampung Srotong dengan Lisplank Rete-Rete nan indah dan dibawahnya terdapat Tutup Keong dihiasi ornamen pada bidang segitiga-sama-kaki bermotif tumbuh-tumbuhan.
Ditengahnya terdapat lingkaran tertera angka 7-8-1884, penanda era Paku Alam V. Pada Tutup Keong tertulis huruf Jawa berbunyi Wiwara Kusuma Winayang Reka, yang berarti Terbuka Pintu, Terwujudnya Karya Cipta. Filosofi yang bermakna memasuki Pura Pakualaman sebagai awal menuju ranah pikir mendalam..
Memasuki Gerbang Pura Pakualaman, di sisi Timur tergantung Cermin Besar dengan tulisan berbunyi Engeta Angga Pribadi, yang artinya sebelum memasuki dunia pemikiran, harus mawas diri. Demikian halnya di sisi Barat disamping Cermin Besar terpampang tulisan Guna Titi Purun yang bermakna Kemampuan, Kecermatan dan Kehendak.
Wisatawan selanjutnya disuguhi taman berbentuk segitiga dan ditengahnya terdapat kolam bundar yang ditumbuhi bunga teratai. Di sisi Utara kolam terdapat Bangsal Sewotomo yang dilengkapi dengan seperangkat Gamelan Kebogiro, ditabuh atau dimainkan secara rutin setiap Minggu Pon, untuk menyambut wisatawan yang datang.
Di kompleks Pura Pakualaman terdapat bangunan-bangunan seperti, Dalem Ageng Proboyeksa dengan arsitektur yang indah, Bangsal Sewarengga dan Gedung Maerakaca. Informasi lebih detail mengenai sejarah Pura Pakualaman dapat disaksikan di museum dan di baca di perpustakaan yang memiliki koleksi naskah Sejarah dan Karya Sastra, adapun di museum terdapat daftar Silsilah Keluarga Paku Alam, Dokumen Perjanjian, Atribut Kerajaan, Foto, Koleksi Senjata, dan juga Koleksi Busana.
Pura Pakulaman yang beralamat di Jalan Sultan Agung, Kecamatan Pakualaman Yogyakarta, berjarak sekitar dua Kilometer dari kawasan Titik Nol Kilometer Kota Yogyakarta, sehingga dekat untuk mengaksesnya menggunakan moda angkutan publik seperti, Becak, Andong, Bus Kota Jalur 4, atau TransJogja.
Istana Pura Pakualaman buka untuk wisatawan setiap hari mulai pukul 08.00 – 17.00 WIB. Khusus untuk museum buka pada hari Minggu, Selasa dan Kamis, pukul 09.00 – 13.30 WIB. Untuk menikmati kemegahan Istana Pura Pakualaman dan menyaksikan aneka koleksi museum, pengunjung tidak perlu membayar tiket masuk alias gratis. (Puro PA/Tok)