Mila Rosinta Menggubah Naskah Drupadi Kedalam Gerak Tari Nan Elok
Impessa.id, Jogja : Naskah sastra Drupadi karya Seno Gumira Ajidarma oleh koreografer Mila Rosinta Totoatmojo digubah kedalam gerak tari secara apik dan mengejutkan, pada malam terakhir Musikalisasi Sastra bertajuk “Cakrawala Yogyakarta” kerjasama antara manajemen Taman Budaya Yogyakarta dengan Studio Pertunjukan Sastra, yang berlangsung di Gedung Societet Taman Budaya Yogyakarta, 1-2 September 2018.
Kepada Impessa.id, Mila menjelaskan proses kreatifnya mengkonversi karya sastra menjadi wujud gerak dan tarian. “Setelah saya membaca naskah Drupadi, karena penulisnya laki-laki, mungkin lebih kearah patriarki. Ketika saya refleksikan sebagai wanita, saya menemukan bahwa sesetia apapun seorang isteri, seorang perempuan, dipaksa memiliki lima suami (Pandawa-red) padahal dia hanya mencintai Arjuna, tanpa ada sebuah pertanyaan, mau nggak? itu dipendam selama bertahun-tahun, hingga akhirnya dia dijadikan sebagai hadiah dari perjudian antara Pandawa dengan Dursasana (Kurawa-red), Drupadi tidak bisa memilih. Dalam permainan dadu Pandawa kalah, sehingga sosok piala Drupadi jatuh ketangan Kurawa, Drupadi diperkosa oleh Dursasana dan 99 Kurawa. Sebenarnya perasaan Drupadi sangat sakit, namun karena begitu setianya kepada Pandawa, Drupadi tetap berdiam diri, hingga akumulasi yang terpendam itu meledak. Drupadi pun mengucapkan sumpah-serapah, dirinya akan hidup dan mati dengan tenang, jika sudah keramas dengan darah Dursasana,” ungkap Mila Rosinta.
Lewat Gerak dan Tari, Mila selaku koreografer sekaligus penari, bersama tujuh penari perempuan masing-masing, Rini Sugianti, Rini Utami, Valentina Ambarwati, Rizki Meliani P, Radha Puri Septiany dan Shafira Emeralda, menyajikan esensi Hak Wanita yang setara dengan Pria. “Tumpahan darah merah diatas sehelai kain putih ini merupakan simbol kemerdekaan seorang perempuan setelah melalui berbagai pengorbanan, jadi merah itu simbol pengorbanan dan putih itu simbol kemerdekaan,” tutur Mila lebih lanjut.
Menurut Sang Pejuang Feminisme di era milenial, Mila Rosinta Totoatmojo, secara kontekstual gerak dan tari yang dihadirkan tidak melulu menceritakan kisah Drupadi tetapi sarat dengan simbol-simbol tersembunyi mengenai arti sebuah kemerdekaan. “Naskah Drupadi itu mengarah ke versi India, bukan ke versi Jawa. Kalau versi Jawa, maksud dari Pandawa makna lima suami itu ada dalam diri setiap manusia. Lima unsur kelaki-lakian yang dibutuhkan wanita, demikian halnya laki-laki pun membutuhkan lima unsur perempuan didalam tubuhnya, yakni, Yudistira sebagai Tanah, Arjuna sebagai Angin, Bima sebagai Api, Nakula-Sadewa sebagai Air Tawar dan Air Laut, semacam simbol-simbol Kiblat Papat Lima Pancer didalam filsafat Jawa” ujarnya.
Secara visual, sajian gerak dan tari yang dibawakan oleh Mila dan teman-temannya yang tergabung kedalam Mila Art Dance, sebagai selebrasi feminisme, tetapi secara mendalam, menurut Mila, disetiap diri manusia itu terdapat sisi feminim dan sisi maskulin, mengenai konteks lima suami dimaksudkan bahwa setiap manusia itu memiiki ke-lima simbol unsur-unsur tersebut.
Sukses penampilan Mila Art Dance memaknai naskah sastra Drupadi karya Seno Gumira Ajidarma, Dosen di Fakultas Film dan Televisi Institut Kesenian Jakarta, di respon positif oleh Ketua Studio Pertunjukan Sastra, Mustofa W. Hasyim. "Keberagaman kemasan dalam menafsirkan karya sastra semakin mewarnai dunia sastra di Indonesia, khususnya di Yogyakarta, membuat publik terlebih komunitas satra serta para pemerhati sastra menjadi gembira dan bahagia, sehingga kekayaan sastra berpadu dengan kekayaan bentuk pertunjukan sastra menjadikan karya sastra bervariasi kadar estetik dan jangkauan konseptualnya," jelas Mustofa W. Hasyim. (Tok)