Feature

Menjadi Pilot Penerbang Angkatan Laut Merupakan Tantangan Yang Wow Bagi Lettu Pelaut Habibi Ahmad Ramadhan

Menjadi Pilot Penerbang Angkatan Laut Merupakan Tantangan Yang Wow Bagi Lettu Pelaut Habibi Ahmad Ramadhan

Menjadi Pilot Penerbang Angkatan Laut Merupakan Tantangan Baru Yang Wow Bagi Lettu Pelaut Habibi Ahmad Ramadhan

Impessa.id, Jogja : Ditengah keriuhan pengunjung Independence Day Military Expo 2018 di Jogja City Mall, seorang Pilot Penerbang Angkatan Laut, Lettu Pelaut Habibi Ahmad Ramadhan ketika ditemui Impessa.id mengungkapkan serunya menjadi pilot penerbang angkatan laut. “Menjadi Pilot Penerbang Angkatan Laut itu tantangan baru dalam hidup saya, karena terbang adalah hal yang baru buat manusia, pengalaman hidup baru buat saya, saya harus bisa mengontrol diri saya, menghadapi tekanan udara yang tipis diatas, dan tetap harus bisa berpikir bagaimana kita harus bisa mencari bandara, kita harus landing dimana,” ujarnya.

Setelah enam bulan menjadi Pilot Penerbang pesawat Fixed Wing, Habibi, sapaan akrabnya, mengikuti tantangan baru lagi, menerbangkan pesawat Rotary Wing atau Pesawat Helikopter. “Bagi saya Pilot Helikopter itu menuntut lebih dibanding pesawat Fixed Wing, dan itu Wow buat saya,” imbuh Habibi yang sudah mengantongi 250 jam terbang. Setelah menguasai pesawat Tampiko, pesawat Tobago, berpindah ke Helikopter, menguasai Helikopter Kolibri, single engine, kemudian Helikopter Bolco, double engine, dan prediksi kedepan memegang Helikopter Anti Kapal Selam Panther.

“Pengalaman yang menarik yakni tatkala saya mendaratkan helikopter di lahan yang tidak biasa digunakan untuk landing, hal itu penting untuk melatih penerbang helikopter menguasai segala macam medan terlebih saat upaya SAR seperti membantu evakuasi korban Gempa 7 SR di Lombok,” ujar Habibi, Pilot Helikopter kelahiran Magelang.

Pesannya untuk generasi muda milenial, khususnya remaja SMP. “Kalau kalian punya cita-cita terutama dibidang militer, ingin mengabdikan diri untuk Negara, siapkan diri sedini mungkin, tunjukkan bahwa kalian memang pantas menjadi anak muda yang siap berbakti demi Negara Republik Indonesia tercinta, batasi diri kalian dari bermain Game On-Line, kalian pasti bisa, inshaa Allah, Allah akan memberikan jalan kalau kalian memang mempunyai niatan yang baik,” pungkas Habibi.

Berdasar berbagai dimensi tugas TNI Angkatan Laut diantaranya kemampuan pengamanan di laut dan udara nasional, wilayah perbatasan dan pulau-pulau terluar, daerah konflik dan pasca konflik, penegakan hukum, dan pemberdayaan wilayah pertahanan melalui peran aktif Angkatan Laut secara dini, dengan operasi pengamanan pertahanan darat maupun laut serta pengamanan pulau-pulau terluar.

Tugas-tugas tersebut dilakukan melalui peningkatan intensitas patroli laut dan udara serta patroli terkoordinasi di beberapa dearah rawan, dan Penerbangan TNI AL dalam wadah integritas Puspenerbal siap melaksanakan ke-enam fungsi tugasnya yakni, Pengintaian Udara Taktis, Anti Kapal Selam, Anti Kapal Atas Air, Pendaratan Pasrat Lintas Helikopter, Dukungan Logistik Cepat, dan Pengamatan Laut Terbatas.

Peran tugas Puspenerbal tersebut, sebagai salah satu sajian dari sederetan gerai TNI-Polri yang disosialisasikan kepada publik, melalui Independence Day Military Expo 2018 selama empat hari, 16 – 19 Agustus 2018, di Drop Off Area Jogja City Mall jalan Magelang Km 4,5 Yogyakarta, untuk menyemarakkan perayaan 73 tahun Kemerdekaan Republik Indonesia.

Kepala Penerangan Puspenerbal Kapten Solikin kepada Impessa.id menuturkan bahwa kehadiran Puspenerbal yang berpusat di Juanda, Surabaya, pada Military Expo Di JCM Yogyakarta semata agar dikenal publik luas. “Bahwasanya Angkatan Laut itu tidak di laut saja, tetapi di udara juga punya, di Pangkalan Lanudal milik Angkatan Laut yang dikomandoi oleh Mayor Angkatan Laut O. Singgih itu yang meresmikan Presiden Pertama RI, Soekarno. Saat itu sebagai Kepala Staff Angkatan Laut yakni Laksamana R.E. Martadinata. Kini menjadi pangkalan umum dan pangkalan militer,” ungkap Solikin.

Peranan Penerbal, Penerbang Angkatan Laut, menjadi penting, selain mensuplai logistik juga mengawasi perairan lewat udara. “Perairan kita batas terluar masih tetap terpantau, masih dilihat. Kalau kita menggunakan Kapal Laut kecepatannya tidak seberapa dibanding jika memakai pesawat terbang yang dilengkapi dengan radar,” imbuh Kapten Solikin. Armada terbesar berada di Lanudal Juanda, sedangkan Lanudal lainnya berada di Sabang, Lanudal Tanjung Pinang, Lanudal Menado, Lanudal Matak, Lanudal Aru, Lanudal Biak dan rencana dibangun Lanudal Sorong, guna melengkapi dan memperkuat Armada Tiga yang berada di Timur NKRI. (Tok)