Sensasi Terbang Rendah Dengan Light Sport Aircraft Bareng Pilot Muda Berpengalaman Andy Setiawan.
Sensasi Joy Flight Terbang Rendah Di Angkasa Borobudur Bareng Pilot Muda Berpengalaman Andy Setiawan.
Impessa.id, Jogja : Ternyata, naik pesawat terbang jenis Light Sport Aircraft memiliki sensasi tersendiri, terbang rendah dengan jendela kaca luas sehingga pemandangan yang terhampar didepan dan disamping, dapat terlihat secara leluasa, lebih leluasa dibandingkan ketika naik di pesawat airlines yang sangat terbatas luasan jendelanya. Alhasil, panorama luas daratan yang ada dapat dilihat secara memuaskan.
Penulis yang mendapat kesempatan mengikuti Joy Flight dari Lanud Adisutjipto Yogyakarta menuju angkasa Candi Borobudur sempat mengabadikan obyek-obyek indah dari langit, termasuk bangunan ikonik seperti Candi Borobudur dengan berbagai sudut dan Gereja Ayam yang berada di atas bukit, karena Pilot Pesawat Two-Seat Ultralight Monoplane Tecnam bermesin Rotax 912 dengan kekuatan 100 HP (Horse Power) buatan Naples, Italia, berbahan bakar Pertamax Turbo tersebut melaju dengan kecepatan 85 Knot pada ketinggian 2000 feet.
Pilot Andy Setiawan (39 tahun) telah memiliki SIM Sport Pilot License, terkualifikasi dari Dinas Perhubungan Udara dan sudah mengantongi lebih dari 400 jam terbang sejak 2010 bergabung di Jogja Flying Club (JFC), sebagai klub Non-Profit dibawah naungan TNI AU, sehingga boleh dikata Andy sudah banyak makan asam-garam di dunia penerbangan sipil, terlebih untuk terbang membawa penumpang. "Kami, pilot Jogja Flying Club, siap mengantisipasi penumpang tandem yang tiba-tiba mengalami vertigo, takut dengan ketinggian, sehingga mual dan ingin jackpot," tuturnya kepada Impessa.id.
Joy Flight yang digelar JFC tersebut sebagai wujud nyata aksi sosial penggalangan dana untuk korban Gempa Bumi 7 Skala Richter yang mengguncang Pulau Lombok pada Minggu (05/08/18) dan menghancurkan infrastruktur serta hunian yang ada. Donatur yang telah menyumbangkan dana minimal dua juta rupiah mendapat giliran ikut terbang dengan pilihan dua rute berbeda, dari Lanud Adisutjipto ke angkasa Pantai Parangtritis, atau dari Lanud Adisutjipto ke angkasa Candi Borobudur. Adapun pesawat yang digunakan bisa pesawat Trike ataupun pesawat Fixed Wing. Sedikitnya 10 pesawat milik anggota JFC disiapkan untuk itu.
Pagi itu cuaca cerah, matahari bersinar tanpa halangan mega mendung, membuat panorama yang terhampar di bumi terlihat sangat jelas dari atas pesawat. Rute setelah belok ke Utara menuju Candi Borobudur melintasi Kali Krasak membuat posisi membelakangi matahari sehingga upaya pemotretan berlangsung mulus tanpa gangguan backlight Super Kuat Sang Mentari. Sesampainya di atas Candi Borobudur, terlihat sangat jelas pengunjung yang tengah merayapi tingkatan-tingkatan ataupun yang mengitari stupa-stupa di seputaran puncak bangunan spektakuler warisan nenek moyang yang membuat takjub semua orang itu.
Landscape panorama hamparan persawahan dengan petak-petak tak beraturan yang justru membentuk mozaik hijau berdegradasi, semakin membuat decak kagum siapapun yang menatapnya. Visi JFC menjadikan wisata dirgantara membumi sangat tepat. Kesaksian segelintir orang yang mampu meraih impian terbang dan melihat bumi dari langit, kini mulai dirasakan banyak orang. Joy Flight dikatakan mahal, iya, namun harga itu setara dengan biaya operasionalnya, slogan Keselamatan Adalah Yang Utama betul-betul dipegang kuat-kuat oleh seluruh anggota JFC. Di dunia penerbangan mutlak tidak boleh ada kelengahan.
Indonesia sangat kaya dengan keindahan pemandangan alamnya, hasrat anak-anak muda peminat olahraga dirgantara yang terus bertambah selaras dengan meningkatnya jumlah warga kelas menengah keatas, menjadikan eloknya Bumi Pertiwi tidaklah sia-sia tercipta, karena semakin banyak warga masyarakat yang menikmatinya, untuk kemudian mencintainya dan tentu saja menjaganya agar tetap lestari.
Hingga pelaksanaan Joy Flight “Charity Fly For Lombok” yang dihelat sehari saja pada Minggu (12/08/18) oleh Jogja Flying Club, mulai jam 7.00 WIB hingga ke-30 calon penumpang terbang semuanya, donasi yang terkumpul tercatat sebanyak Rp 107.650.000,- (Seratus tujuh juta enam ratus lima puluh ribu rupiah). Donasi tersebut 100% disalurkan untuk Korban Gempa Bumi Lombok, Nusa Tenggara Barat, dalam bentuk peralatan kesehatan, sesuai arahan Danlanud Adisutjipto, Marsma TNI Ir. Tedy Rizalihadi, S.T., M.M. seperti, Kruk Penopang atau Alat Bantu Jalan dan Kursi Roda yang dikirim oleh TNI AU menggunakan armada pesawat Hercules. (Tok)