Feature

Pameran Seni Rupa Komunitas Lintas Batas Perempuan, Manifestasi, di Pendhapa Art Space Yogyakarta, 3-9 Maret 2024

Pameran Seni Rupa Komunitas Lintas Batas Perempuan, Manifestasi, di Pendhapa Art Space Yogyakarta, 3-9 Maret 2024

Pameran Komunitas Lintas Batas Perempuan Manifestasi di Pendhapa Art Space Yogyakarta, 3-9 Maret 2024

Impessa.id, Yogyakarta: Komunitas Lintas Batas Perempuan menggelar pameran seni rupa bertajuk "Manifestasi" bertempat di Pendhapa Art Space, Ringroad Selatan, Dongkelan, Bantul, Yogyakarta, pada 3-9 Maret 2024. Pameran seni rupa bersama tersebut secara resmi dibuka oleh Rektor Universitas Gadjah Mada Prof dr Ova Emilia M Med, SpOG(K), PhD, Minggu sore (3/3/2024(

Koordinator pameran seni rupa Manifestasi, Watie Respati disela-sela pembukaan pameran Minggu, 3 Maret 2024, kepada Impessa.id menuturkan bahwa Manifestasi, suatu keinginan yang belum tercapai dan ini harus divisualisasikan dalam bentuk karya, “Kalau sebagai seniman mewujudkan angan-angan itu ya kedalam sebuah karya, karena karya yang berbicara, karena karya itu mewakili sebuah perasaan,” ujarnya.

Terkait dengan peserta pameran, Watie Respati mengungkapkan, “Untuk Manifestasi yang ke-5 kalinya ini malah didominasi oleh seniman dari luar Jogja, dari Bandung, Brebes, Salatiga, Magelang, Probolinggo, Surabaya, Bali, dan alhamdulillah, selama ini pameran berjalan lancar. Banyak sukanya dibanding dukanya, karena pameran ini dihelat memang untuk kebersamaan,” tuturnya.

Dijelaskan, “Komunitas Lintas Batas Perempuan itu memang bertujuan, dari tidak kenal menjadi kenal, dari kenal menjadi teman, dari teman menjadi sahabat, menjadi saudara. Lita kalau letemu temen itu kan seneng, kita happy, panjajng umur, menjalin silaturahmi, saling mendukung, itu kan lebih baik daripada kita hidup sendirian,” jelasnya.

Dalam kesempatan kali ini pihak penyelenggara mengundang seniman tamu seperti, Mami Kartika, Dian Anggraini, Lusia Hartini, Bunga Jeruk, Mola, Dyah Yulianti, Juga ada isteri Duta Besar Indonesia untuk Republik Rakyat Tiongkok dan Mongolia, Ibu Wiwik Oratmangun, kemudian isteri Kapolda DIY yang adalah Ketua Bhayangkari yakni Ibu Novi Suwondo.

Harapan kedepannya Komunitas Lintas Batas Perempuan semakin bertumbuh, semakin besar dan semakin berjaya, serta ada kemajuan di setiap karya menjadi lebih baik, persaingan sehat untuk membuat karya menjadi semakin lebih baik setelah melihat 108 karya-karya yang dipamerkan, dan itu menjadi sesuatu yang diperhitungkan di dunia seni rupa.

Sementara itu, Isteri Dubes RI untuk RRT dan Mongolia,Ibu Wiwik Oratmangun yang mulai melukis setelah menginjak usia diatas 50 tahun hingga kini, kali ini menampilkan lukisannya berjudul “Woman On The Other Half of the Sky” yang diungkapkan melalui puisi ‘Untuk Perempuan’;

“Ini adalah sebuah pesan atau ekspresi membangkitkan dengan menghormati perempuan. Sosok perempuan dalam lukisan ini mewakili kita semuanya kaum perempuan dan indahnya alam. Saya kebetulan lahir dan dibesarkan di kota kecil di Wonosobo dengan alamnya yang sebegitu indahnya. Ini sedang menatap karya semesta, saat pergantian waktu, di sore hari, di sela matahari membenam, dan akan hadirnya malam hari. Ia berdiri diatas luasnya daratan seakan ia menguasai alam. Ini memaknai bahwa perempuan akan terus berdiri tegak, dalam menjalankan hidup, serta tegas dalam berprinsip,” tutur Ibu Wiwiwk Oratmangun.

Dalam pada itu perupa Dyah Yulianti memajang karya lukisan berjudul “Satu Tubuh Dengan Semesta” Di semesta ini hubungan manusia, habluminallah-habluminannas-habluminalalam, bagaimana sebagai individu, manusia kepada Tuhan, manusia kepada sesama manusia dan manusia kepada makhluk yang ada di semesta ini. Jika jiwa raga ini terjaga, hati sesak telah tertaklukkan. Kata-kata yang terucap masuk kedalam jiwa dan raga ini. Setiap kata adalah doa, setiap waktu adalah doa, dalam doa kita mencapai ukuran tubuh, pikiran dan ruh yang damai, dan harmonis. Jika disetiap kita mengikuti ruh batin yang sebenarnya, dunia akan berfungsi yang sebenar-benarnya, dan jiwa ini akan sampai kepelukan yang Maha Kasih.

Artinya kalau kita mengikuti jiwa batiniah kita adalah sesuatu yang bersifat suci, tapi bagaimana, dunia yang saat ini, nafsu yang luar biasa, kita diantara keteraturan dan kekacauan, semua b ingung dan bertanya, tapi kepada siapa pertanyaan itu disampaikan, akhirnya individu-individu, masing-masing batin, hanya kepada Allah lah, Sang Pencipta, dalam mencari sebuah kebenaran, sebuah kekuatan untuk melanjutkan kehidupan dijalanNYA dengan sebenar-benarnya. Sesungguhnya apa yang mereka kuasakan, dunia itu hanya disini, kita bisa menjalani hidup yang sangat sulit, ketika kita ada cinta dan harapan, manusia pada manusia, cinta manusia pada makhluk lainnya, akan ada keindahan dan kebahagiaan.

Pesan Dyah Yulianti kepada anak-anak millennial yakni, anak muda harus jujur, jujur kepada diri sendiri, jalani hidup dengan bertanggungjawab, dan raihlah masa depan adalah milikmu. (Feature of Impessa.id by Antok Wesman)