Event

Pameran Annual Maritime Expo 2023, Beyond the Border, Connecting Cultures, di Museum Sonobudoyo Yogyakarta, 7 November hingga 30 Desember 2023

Pameran Annual Maritime Expo 2023, Beyond the Border, Connecting Cultures, di Museum Sonobudoyo Yogyakarta, 7 November hingga 30 Desember 2023

Pameran Annual Maritime Expo 2023, Beyond the Border, Connecting Cultures, di Museum Sonobudoyo Yogyakarta, 7 November – 30 Desember 2023

Impessa.id, Yogyakarta: Jauh sebelum batas-batas negara tercipta, wilayah Asia Tenggara, termasuk Nusantara telah menjadi area yang ramai disinggahi oleh para pedagang. Didukung dengan lokasi strategis yang dilalui oleh angin muson, serta sumber daya alam dan budaya yang kaya, wilayah ini turut menjadi bagian dalam perdagangan maritim global dunia. Interaksi antar kelompok budaya di Asia Tenggara memungkinkan mereka untuk saling berhubungan, sehingga menghasilkan berbagai keserupaan dan keragaman budaya.

Seiring dengan adanya pertukaran komoditas dagang, seluruh proses perdagangan maritim turut menghadirkan pergerakan manusia dan pertukaran pengetahuan, wawasan dan gagasan baru yang acapkali diadaptasi dan diadopsi dalam pengetahuan lokal masyarakat. Puncaknya pada abad ke-15 terjadilah globalisasi perdagangan maritim di wilayah Asia Tenggara.

“Ide awal dari pameran kali ini berasal dari keinginan untuk menyelenggarakan sebuah pameran yang berkolaborasi dengan instansi maupun non instansi lain terkait untuk menggambarkan hubungan internasional di masa lalu. Bermula dari hal tersebut, ide pameran kemudian dikembangkan dan menghasilkan sebuah tema besar mengenai Globalisasi Jaringan Perdagangan Maritim”, ungkap Kepala Museum Sonobudoyo, Setyawan Sahli, S.E, M.M.

Pameran temporer yang diselenggarakan Museum Sonobudoyo tahun 2023 yang bertajuk “Beyond the Border, Connecting Cultures”, bercerita mengenai interkoneksi budaya yang dihasilkan perdagangan maritim di Asia Tenggara, khususnya di Nusantara. Melampaui batas-batas wilayah dan teritorial, para penguasa lautan dari penjuru Asia Tenggara dan berbagai belahan dunia mengembara untuk melakukan perdagangan di AsiaTenggara.

Pameran AMEX 2023 ini terdiri dari 8 ruangan dengan subtema berbeda di setiap ruangannya. Ruang 1, adalah Religion, Faith, And Belief. Ruang 2, berisi Kisah Ramayana: dari literasi hingga seni. Ruang 3, Memahami Angkasa, ruang 4, Sang Bahtera Penghubung, ruang 5, Keramik, Komoditas dan Perdagangan, ruang 6, Kisah Sehelai Kain, ruang 7, berisi Traces of Glory, sedangkan ruang terakhir adalah ruang interaktif.

Pembukaan pameran AMEX 2023 digelar pada Selasa, 7 November 2023 pukul 15.00 WIB yang diresmikan oleh Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta, Dian Lakshmi Pratiwi, S.S., M.A. Pameran ini berlokasi di Gedung Pameran Temporer yang berada di Jalan Pangurakan nomor 6 Yogyakarta. Pengunjung dapat menikmati pameran ini mulai tanggal 7 November – 30 Desember 2023, dengan pelayanan kunjungan pukul 09.00-21.00 WIB. Pengunjung dapat menikmati pameran ini dengan menunjukkan tiket masuk Museum Sonobudoyo.

“Kami berharap dengan diselenggarakannya pameran ini dapat menambah wawasan Masyarakat mengenai hubungan dan keragaman budaya akibat globalisasi jaringan perdagangan maritim. Semoga mampu menginspirasi dan meningkatkan rasa cinta dan bangga pada kekayaan warisan budaya Indonesia serta menambah cakrawala pengetahuan pada keragaman budaya yang menjadi identitas masing-masing negara Asia Tenggara,” tutur Dian Lakshmi Pratiwi.

DR Mikke Susanto, Dosen ISI Yogyakarta, disela-sela peresmian wahana baru yang berada di lantai 5 Museum Sonobudoyo Yogyakarta melalui Impessa.id mengajak seluruh khalayak untuk dipersilahkan datang dan melihat sendiri sajian bagus yang ada didalamnya.

“Bagi warga masyarakat yang berkunjung ke Jogja atau warga Jogja, silahkan mengunjungi Museum Virtual Sonobudoyo, di lantai 5 gedung baru, karena ada satu macam bentuk museum dengan berbagai macam permainan menarik yang berekskalasi teknologi terkini dengan sajian yang sangat menarik, menceritakan tentang sejarah kota, berbagai macam hal yang terkait dengan kerajaan ataupun Keraton Yogyakarta. Didalamnya anda dapat memperoleh informasi yang terkait dengan sejarah tetapi juga dii-support teknologi virtual, teknologi animasi dan teknologi digital yang menarik. Ini suatu bentuk playground yang indah, sekaligus juga memberikan rangsangan kepada anak muda terutama generasi hari ini yang sadar akan siapa kita, siapa Jogja dan mengapa kita harus melestarikan Kota Yogyakarta?” ujar DR Mikke Susanto. (Natalia/Antok Wesman-Impessa.id)