Feature

Publik Jogja Penuh Antusias Menyambut Festival Stop Hoax Indonesia

Publik Jogja Penuh Antusias Menyambut Festival Stop Hoax Indonesia

Publik Jogja Penuh Antusias Menyambut Festival Stop Hoax Indonesia

Impessa.id, Yogyakarta : Festival Stop Hoax, yang dihelat oleh Mafindo – Masyarakat Anti Fitnah Indonesia, pada Minggu pagi, 10 November 2019 di Tugu Pal Putih Yogyakarta, dalam tajuk “Stop Hoax Be A Hero”, mendapat respon luar biasa dari publik Jogja, terbukti banyaknya warga yang memenuhi  area di sisi Utara Jalan Margo Utomo (ex Jalan Mangkubumi) yang ditutup untuk kendaraan bermotor hingga pukul 10.00 WIB.

Beragam kegiatan yang mewarnai Stop Hoax Festival pagi itu, antara lain penampilan Komunitas Biola Anak, Fun Run Stop Hoax, Fun Bike Stop Hoax, Zumba anti-Hoax, Tarian Gugat Rerasan oleh Sanggar Kinanthi, Pemutaran Video Explainers – Series, Testimoni dan diakhiri dengan pembacaan Deklarasi “Stop Hoax be A Hero” oleh Anita Wahid selaku Presidium Mafindo, dihadapan perwakilan komunitas dan masyarakat yang memenuhi area di depan panggung.

Berikut teks lengkap Deklarasi tersebut;

Pakta Integritas

Untuk Indonesia bebas hoax, fitnah dan ujaran kebencian, kami yang bertandatangan dibawah ini menyatakan :

  1.  Mendukung dan mendorong pemanfaatan media guna menyebarkan pesan-pesan positif, yang menguatkan perdamaian, persatuan dan kesatuan ditengah-tengah bangsa.
  2. Mendukung dan mendorong penggunaan media yang bersih dari hoax, fitnah dan ujaran kebencian di tengah masyarakat.
  3. Akan berpartisipasi menjaga lingkungan keluarga, komunitas, masyarakat, hingga terbebas dari hoax, fitnah dan ujaran kebencian.
  4. Akan berkolaborasi menjaga dan mengawal situasi yang kondusif untuk memelihara keharmonisan di tengah masyarakat.

Memaknai Hari pahlawan 10 November, pahlawan masa kini adalah mereka yang bijak bermedia, tahan jari untuk tidak menyebarkan kabar hoax.

Kami segenap masyarakat siap mendukung gerakan Stop Hoax Indonesia. Share berita positif, tularkan virus anti hoax, periksa fakta tanpa kecuali.

Yogyakarta, 10 November 2019.

Usai acara, ketika dikonfirmasi Impessa.id tentang tantangan untuk suksesnya kampanye tersebut, Anita Wahid menuturkan. “Tantangan terberat adalah melawan pengaruh hoax yang selama ini terjadi dan sudah mengendap di masyarakat. Salah satu dampak negatif yang paling berat yang kita rasakan akibat terjadinya polarisasi yang kita rasakan sekarang. Karena PilPres yang penuh dengan ujaran kebencian, penuh fitnah, penuh hasutan, yang menyebabkan masyarakat kita terbagi menjadi dua kelompok yang salling membenci dan sulit sekali untuk dipersatukan, itu yang paling berat,” akunya.

“Melalui deklarasi ini semoga masyarakat semakin menyadari bahwa hoax itu luarbiasa membahayakan, luar biasa jahat dan luar biasa mudah untuk dipergunakan sebagai senjata untuk menyetir kita semua sesuai dengan agenda yang dibutuhkan oleh siapapun. Kami berharap dengan deklarasi ini muncul kesadaran bahwa ada bahaya yang namanya hoax yang mampu membuat kita terpecah belah,” imbuh Anita Wahid.

Follow up dari deklarasi, Mafindo melanjutkan verifikasi fakta terhadap semua hoax yang ditemukan di internet, kemudian kami sebarkan melalui chanel-chanel kami. Forum facebook kami itu sudah sekitar 70-ribu orang, Forum Anti Fitnah dan Hoax di Facebook. Atau bisa mengikuti di Twitter dan IG kami, karena disitu kami juga menyebarkan hasil-hasil verifikasi atas temuan sekitar 3000 hoax dan kami juga menyebarkannya via website kami.

Kami bekerjasama dengan jurnalis memberitakan hasil-hasil verifikasi informasi hoax, siapapun yang bersedia membuka pintu untuk kami, kami siap melakukan training, workshop dan edukasi publik secara gratis, tanpa biaya apapun. Niat kami Mafindo, membantu publik untuk mempunyai ketahanan terhadap berita hoax. Kami mendapat dukungan dari pemerintah, meski pondasi hukum terkait berita hoax masih belum kuat di negeri ini, masih memerlukan perjuangan panjang.

Septiaji Eko Nugroho, Ketua Mafindo kepada Impessa.id menyatakan bahwa sekarang ini hoax menjadi ancaman dimana-mana, termasuk di indonesia, karena mampu memberikan dampak negatif kepada masyarakat. “Hoax bisa memantik adanya konflik horisontal ditengah-tengah masyarakat, hoax juga bisa membuat masyarakat termakan isu kesehatan yang keliru lalu mengambil keputusan kesehatan yang salah, kemudian juga ada hoax terkait finansial, hoax tentang bencana sehingga menjadi panik, bahkan ketika recovery bencana muncul hoax sehingga proses recovery terganggu, masyarakat mudah sekali tertipu dari berita-berita hoax tersebut,” ungkapnya.

Menurut Aji, sapaan akrabnya, Isu hoax sangat rentan di Indonesia, karena adanya potensi polarisasi terkait isu politik, terkait dengan isu etnis, terkait dengan isu pemerataan ekonomi, terkait dengan isu agama. “Untuk itu kita butuh upaya untuk mempertahankan bangsa ini supaya mampu menjawab tantangan transisi dari masyarakat non digital menjadi masyarakat digital. Itu ternyata tidak mudah, salah satunya dengan meningkatkan imunitas atau meningkatkan ketahanan informasi kita,” imbuhnya.

Festival Stop Hoax merupakan salah satu rangkaian dari kegiatan yang di 17 kota, dimana Mafindo mempunyai jejaring dan relawan di Indonesia, “Ini sebagai kulminasi dari upaya edukasi literasi, kita membuat video-video yang bisa mudah diakses untuk mengedukasi anak-anak muda dan juga orangtua khususnya ibu-ibu rumah tangga. Harapannya melalui kegiatan seperti ini masyarakat jadi lebih tahu bagaimana caranya kalau saya ingin belajar, menjadi orang yang lebih kuat dalam ber-media sosial tidak mudah termakan oleh informasi hoax yang seringkali menipu,” jelas Aji.

Ke-lima Video web-series tersebut, masing-masing berdurasi 5-10 menit dilengkapi pengantar pembelajarannya,  terbuka untuk diakses oleh semua pihak, terutama para guru, para ustadz, dan para ibu-ibu PKK, untuk disharingkan ke anggota komunitasnya dan pihak Mafindo, siap diundang untuk mendiskusikannya.

Relawan Mafindo di 17 kota di Indonesia, antara lain di Jakarta, Depok, Bogor, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Solo, Surabaya, Jombang, Mojokerto, sedang diluar Jawa ada di Pontianak, Makassar, Kendari dan di Ambon. Sejak terbentuknya Mafindo pada Desember 2016, maka program Stop Hoax Festival 2019 merupakan awal untuk kerja berat kedepannya, membuat masyarakat di Indonesia memiliki daya tahan yang kuat dalam menghadapi munculnya isu hoax. (Antok Wesman-Impessa.id)