The-7th ASEAN Traditional Textile Symposium, Di Yogyakarta, 4-8 November 2019.
Impessa.id, Yogyakarta : Masyarakat pertekstilan dari 10 negara anggota ASEAN – the Associaiton of Southeast Asian Nations, menggelar simposium yang ke-tujuh di Yogyakarta, selama lima hari, 4-8 November 2019, menyajikan 18 Kertas Kerja dalam tema besar "Embracing Change, Honoring Traditions".
The-7th ASEAN Traditional Textile Symposium dan Expo, merupakan agenda rutin dua tahunan dan Yogyakarta menjadi tuan rumah untuk yang kedua-kalinya setelah event yang pertama kalinya dihelat dimana ASEAN TTS 2018 diselenggarakan di Brunei Darussalam.
President TTAASSEA, GKBRAA Paku Alam, didampingi Daniel Haryono selaku Wakil Ketua 1, Nita Azhar selaku Juri Kompetisi Wastra Craft dan Niken Rachmad dari BRI Jakarta, dalam Press Conference, Selasa (29/10/19) di Ruang Donoworo Barat - Puro Pakualaman, menuturkan bahwa, antusiasme peserta semakin meningkat dan direncanakan secara resmi dibuka oleh Ibu Negara Hj. Iriana Joko Widodo pada tanggal 5 November 2019, dihadiri oleh lebih dari 300 peserta Simposium dari dalam maupun luar negeri.
Ke-18 judul paper Simposium mengenai wastra ASEAN yang dipresentasikan:
- “Weaving in ASEAN: Shared Histories, Common Themes” oleh Dr Christopher Buckley dari University of Oxford.
- “Safe-guarding Indonesian Traditional Textiles” oleh Jadin Jamaludin dari Craft Textiles, Yogyakarta.
- “Fashion and Textile Instalation” oleh Ms. Thao Vu dari Vietnam.
- “Time Old, Time New: Ikat at Studio Naenna, Chaing-may” oleh Mrs. Patricia Cheesman dari Thailand.
- “Preserving Woven Textile Through Innovation” oleh Dayangku Nurul Faten dari Brunei Darussalam.
- “The Metro-Xylon Sagu Textile: Connecting Nature and Traditions through Versatility and Sustainability” oleh Dr. Azlina Shaari dari Universiti Putra Malaysia.
- “Adu Manis (Sweet Confrontation) of Indonesian Handwoven Textiles, between Tradition and Modernity” oleh Ibu Okke H. Rajasa dari Cita Tenun Indonnesia.
- “IKTT – Weaving Life into an Enduring Tradition” oleh Ms. Emilee Koss dari USA/Kamboja.
- “Puthai Textiles: Past and Present” oleh Mr. Korviset Phaxaisombath dari Laos PDR.
- “Textile Depictions on 13th Century Statues from Candi Singosari” oleh Dr. Sandra Sardjono dari USA/Netherlands.
- “Exploring Regional Textile Styles in Timor Leste” oleh Dr. Joanna Barrkman dari Fowler Museum at UCLA- USA.
- “Minangkabau Songket: Noble Philosophy in a piece of Cloth” oleh Ir. Nanda Wirawan dari Pinankabu Studio – Bukittinggi.
- “Talismanic Seeing, Figurative Imagery and Islam in the Batik of Java” oleh Mr. James Bennett dari Art Gallery of South Australia.
- “Aesthetic Value of Double Ikat: Study Cases of Gringsing and Oshima-Tsumugi” oleh Mrs. Shigemi Sakakibara dari Japan.
- “Ancient Chinese Loom: Multiple Heddle Pattern Device” oleh Mr. Long Bo dari China National Silk Museum, Hangzhou.
- “Connecting Local Knowledge on Plant Materials: The Story of Wild Banana Fabric” oleh Dr. Tetsu Ito dari Okinawa University.
- “Preserving Papua Terfo Textiles in the Sarmi Region” oleh Dr. I Wayan Rai dari ISBI Tanah Papua.
- “A History and Restoration of Korean Gold Woven Silk” oleh Dr. Sim Yeon Ok dari Korean National University of Cultural Heritage.
Berbagai kompetisi seperti, desain wastra dan fotografi sudah melalui penjurian, menghasilkan 30 finalis Kompetisi Fotografi, 30 finalis Wastra Kompetisi Tas dan Aksesoris, dan 10 finalis Selendang Sarong & Scarf. Pemenangnya diumumkan pada 4 November 2019.
Sebanyak 26 Peserta Expo dari berbagai UKM juga memeriahkan Wastra Expo 7th Asean Tradisional Tekstil Simposium, pameran yang bertempat di Pendopo Royal Ambarrukmo dan Pendopo Ndalem Ageng, terbuka untuk publik, yang berkeinginan untuk lebih mengenal wastra tradisional Indonesia maupun ASEAN.
Acara pendukung yang memeriahkan 7th Asean Tradisional Tekstil Simposium diantaranya, Fashion On the Street yang digawangi oleh desainer Lia Mustafa, bertempat di halaman Pendopo Royal Ambarrukmo, pada 7 November 2019. Pada dua hari terakhir kegiatan seluruh peserta simposium mengikuti tur menuju beberapa destinasi utama wisata, diantaranya ke Candi Borobudur.
Pelaksanaan the-7th ASEAN Traditional Textile Symposium dan Expo, didukung oleh Pemda DIY, Kementerian Luar Negeri, BeKraft, Sekretariat Jendral ASEAN, BRI, Kementrian Pendidikan Republik Indonesia dan berbagai pihak yang peduli dengan Kain Tradisional Nusantara. (Antok Wesman-Impessa.id).