Event

Ribuan Laskar Bregada Rakyat Susuri Sumbu Filosofis Krapyak-Kraton, Ahad Siang, 29 September 2019

Ribuan Laskar Bregada Rakyat Susuri Sumbu Filosofis Krapyak-Kraton, Ahad Siang, 29 September 2019

Ribuan Laskar Bregada Rakyat Susuri Sumbu Filosofis Krapyak-Kraton, Ahad Siang, 29 September 2019

Impessa.id, Yogyakarta : Sebanyak 2.500 laskar yang tergabung dalam 35 kelompok seni keprajuritan rakyat se Daerah Istimewa Yogyakarta -DIY, memeriahkan Festival Bregada Rakyat ke-6 yang berlangsung Ahad, 29 September 2019, pukul 12.00-17.00 WIB, menempuh rute Sumbu Filosofis Yogyakarta, dari Panggung Krapyak menuju Kagungan Dalem Alun-Alun Selatan Kraton Ngayogyakarta.

Festival Bregada Rakyat adalah ajang lomba tahunan yang digelar Dinas Kebudayaan DIY secara bergiliran di tiap kabupaten-kota. Tujuan utamanya untuk pelestarian eksistensi seni keprajuritan rakyat sebagai salah satu ciri budaya yang otentik dan khas di DIY.

Festival Bregada Rakyat DIY pertama kali digelar di Malioboro Yogyakarta tahun (2014), Denggung  Sleman (2015), Parasamya Bantul (2016), Alun-Alun Wates (2017), Wonosari (2018) dan tahun 2019 penyelenggaraan kembali ke kota Yogyakarta.

Semenjak festival rutin digelar, keberadaan Bregada Rakyat semakin tumbuh berkembang di masyarakat. Mereka membentuk kelompok-kelompok secara mandiri dan melakukan kreasi serta inovasi menarik. Dua hal itu secara esensial memberikan dampak positif bagi penguatan kohesi sosial masyarakat dan mendorong perekonomian pengrajin busana adat.

Untuk gelaran festival 2019, diawali dengan Workshop Bregada pada akhir Agustus di Kagungan Dalem Bangsal Kepatihan Puro Pakualaman. Materi workshop meliputi Tata Lampah, Tata Busana, Kreasi Gending dan Pranatan Bregada. Narasumber workshop dari Kraton Yogyakarta dan Kadipaten Pakualaman. Melalui workshop diharapkan para pelaku seni keprajuritan rakyat semakin memiliki pengetahuan dan ketrampilan pranatan bregada khususnya yang berlaku di Kraton dan Pakualaman.

Pada pelaksanaan Festival Bregada 2019 panitia memilih rute baru yang belum pernah digunakan. Start dari lapangan Patmasuri - Panggung Krapyak - menyusuri Jl. DI. Panjaitan - masuk Plengkung Gading dan Finish di depan Kagungan Dalem Sasono Hinggil Dwi Abad Alun-Alun Selatan Yogyakarta.

Pilihan rute baru sepanjang dua kilometer untuk mempertegas sumbu filosofi Panggung Krapyak - Kraton - Tugu. Filosofi yang terkandung dari Panggung Krapyak ke Utara menggambarkan perjalanan manusia dari dilahirkan sampai beranjak dewasa hingga mencapai titik sangkan paraning dumadi. Kemudian untuk menggeser kepadatan event di Malioboro ke sisi Selatan Kota Yogyakarta.

Menurut Ketua Panitia Widhihasto Wasana Putra, secara teknis rute baru ini sangat ideal karena memiliki area tebuka luas yang representatif untuk daerah persiapan Start yakni di lapangan Patmasuri maupun Finish di Alun-Alun Selatan. Selain itu juga melintasi pemukiman padat penduduk dan kawasan wisata serta mempunya pedestrian yang memadai sehingga menjadi rute alternatif pawai menarik.

“Peserta akan dinilai berdasarkan kekompakan tata lampah, kreativitas gendhing bregada, kreativitas kostum dan kesesuaian waktu tempuh. Dewan juri yang berasal dari Kraton Ngayogyakarta, Puro Pakualaman dan Dinas Kebudayaan DIY memilih lima penampil terbaik yang berhak memperoleh uang pembinaan total 36 juta rupiah,” tuturnya. 

Berikut peserta Festival Bregada Rakyat DIY 2019, Winata Manggala (Ngewotan Ngestiharjo Kasihan), Wirobayan (Jeblog Tamantirto Kasihan), Saptaraga (Gatak Tamantirto Kasihan), Wiro Binangun (Kalipakis Tirtonirmolo Kasihan), Pesanggrahan (Sanggrahan Banyuraden Gamping).

Kemudian, Randu Alas (Kadisono Guwosari Pajangan), Prawiroyudo (Jokolanang Sindumartani Ngemplak), Kusumo Bronto (Brontokusuman Mergangsan), Suryo Sumunar (Jamblangan Purwobinangun Pakem) dan Sorowojo (Sorowajan Panggungharjo Sewon).

Lima Bregada berikutnya, yakni, Wirotamtomo (Pandes Panggungharjo Sewon), Langensari (Pandes Panggungharjo Sewon), Singo Dahono (Kalimanjung Ambarketawang Gamping), Wira Pertiwi (Keloran Tirtonirmolo Kasihan), dan Niti Manggala (Gedongkiwo).

Bregada ke-16 hingga ke-20 masing-masing, Niti Projo (Nitiprayan  Ngestiharjo Kasihan), Karang Cempaka (Padokan Lor Tirtonirmolo Kasihan), Sekararum (Soboman Ngestiharjo Kasihan), Wirosobo (Soboman Ngestiharjo Kasihan), dan Sumur (Nglindur Girisubo)

Bregada ke-21 hingga ke-25 yakni, Suropakis (Sonopakis Lor Ngestiharjo), Yudha Manggala (Kemiri Pengasih), Panggung Krapyak (Krapyak Kulon Panggungharjo), Pakoewodjo (Ngancar Wojo Sewon), dan Pasembaja (Jetis Pasiraman Cokrodiningratan). 

Bregada ke-26 hingga ke-30 masing-masing, Semarseto (Sidorejo Ngestiharjo Kasihan), Kyai Ronggah (Kronggahan Trihanggo Gamping), Condrosasi Wiratama (Minggiran Imogiri), Sorasupat (Tungkak Sorosutan), dan Sorogo Manggolo (Soragan Ngestiharjo Kasihan).

Bregada ke-31 hingga ke-35 yakni, Wijayamukti (Kadipaten Kraton), Rangsang Manggala (Bugisan), Poco Manunggal (Kadipiro Ngestiharjo), Tamtama Nitipraya (Nitiprayan Ngestiharjo), dan Bausosro Sawiji Lesrari (Bausasran Danurejan).

Panitia yang diketuai oleh Widihasto Wasana Putra, mengundang masyarakat luas hadir menyaksikan event budaya ini. Panitia memohonkan permakluman para pengguna jalan kawasan terlintas rute festival dan menghimbau untuk dapat beralih ke jalur alternatif lain. (Hasto/Antok Wesman)