Dua Dekade, Proses Panjang dan Perjalanan HONF Foundation (1999 - 2019)
Impessa.id, Yogyakarta : HONF Foundation, dengan tagline We Are HONF, We Are Done, berdiri tahun 1999, memasuki dua dekade perjalanan sebuah komunitas yang berpijak pada seni dan teknologi, awalnya mengatasnamakan seni media baru, kini berkembang dan melahirkan berbagai lab kecil dan bermacam kelompok di dalamnya, melampaui ekspektasi pendirinya, HONF menjadi wadah atau platform untuk saling bertemu dan berbagi, diantara para pemikir, pekerja seni, dan ilmuwan/scientist.
HONF diinisiasi oleh beberapa lulusan ISI - Institut Seni Indonesia dari fakutas Seni Rupa dan Disain di era 90-an, yang mencoba membuat dunia seni dan teknologi pada saat itu bisa bersinergi dan berkolaborasi. Tidak banyak person atau kelompok pada saat itu yang mengambil ranah seni dan teknologi sebagai pijakan untuk berimajinasi serta berkarya, juga adanya gap yang lebar antara scientist yang berkutat di dalam lab mereka masing-masing dengan pekerja kreatif maupun pekerja seni.
Gagasan yang kemudian ditawarkan kepada publik oleh HONF, yang saat itu para pendirinya tergila-gila dengan inovasi dan perkembangan teknologi. Sejak awal, HONF memakai kerangka kerja yang bernama EFP - Education Focus Program, yang diterapkan disetiap kegiatan dan project-project dengan prinsip DIY (Do It Yourself) dan DIWO (Do It With Other).
20 tahun perjalanan HONF menorehkan beberapa catatan penting yakni pada bulan Desember 1999, HONF pada mulanya dirancang sebagai studio inovasi teknologi di Era reformasi. Aktifitas pertama membuat rangkaian workshop dan lokakarya untuk anak-anak SD dan SMP yang fokus pada pengenalan peralatan dan penalaran pada banyak seni terap seperti fotografi, video, teater dan multimedia. Dari kelas-kelas tersebut kemudian membuat versi DIY dengan menggunakan bahan serta peralatan sederhana dan mudah didapat. Platform EFP - Education Focus Program pertama kali diterapkan diera itu. Dua tahun awal adalah masa perkenalan dan inkubasi bagi HONF untuk merajut network di dalam negeri. Nama-nama yang men-support dan mendirikan HONF yakni, Venzha Christ, Tommy Surya, Irene Agrivina, A. Sudjud Dartanto, dan Istasius.
Tahun 2001, HONF mengajak lembaga dan institusi penting yang sarat dengan birokrasi dan aturan untuk berkolaborasi. Beberapa Rumah Sakit, Lembaga penelitian, Laboratorium Biologi, serta Laboratorium Instrumentasi di beberapa Universitas. Muncul nama-nama project yang dikerjakan dalam durasi panjang seperti, ElectrophonicAnalog, Intelligence Bacteria, Garden Of The Blind, ICU in ma mind, the house of natural fiber, StudioSoragan serta YogyakartaMediaLab.
Venzha Christ dan A. Sudjud Dartanto setiap hari bertemu untuk mempertanyakan apa makna dari "percepatan dan inovasi teknologi bila disandingkan dengan ketidakterbatasan sebuah imajinasi".
Salah satu yang menarik adalah karya berjudul "Sorry, i change your protein !", Bio-Art pertama di Indonesia yang digarap selama satu tahun pada 2001-2002, kemudian di representasikan oleh media pada tahun 2003-2004. Beberapa nama akademisi dan dari laboratorium sains yang banyak membantu antara lain, Anang Arliono, Joko Widodo, Anton Christanto, dan Vindriyanto (Yance).
Tahun 2002, HONF menggandeng salah satu provider terbesar di Tanah Air untuk merealisasikan project merekam dan mendeteksi suara dan frekwensi melalui BTS (Base Transmitter Station) dan membangun instalasi elektronik di dalam ruang BTS. Karya berjudul “BTS, Shelter Room Comm” itu mengajak berimajinasi tentang signal dan gelombang yang dihasilkan setiap menggunakan telepon selular yang melewati antar BTS, yang memerlukan dana besar untuk membangun sebuah BTS. Pada saat itu belum ada SmartPhone. SMS dan panggilan telepon adalah parameter yang digunakan untuk karya tersebut. Karya itu kemudian dipresentasikan di beberapa negara empat tahun setelahnya, dan digarap dalam LP album delapan tahun sesudahnya.
Tahun 2003, HONF memiliki ruang serba guna serta laboratorium analog yang serba DIY, mulailah seniman bekerja dan berkarya sesuai dengan minat masing-masing, di bidang design, arsitektur, wacana, fashion, musik, perangkat elektronik, sampai bio-technology. Muncul nama-nama project seperti, Electrocore, DJ_GOD, vjnumberone, Chronicle Therapy, Vyndrix System, BLUEPOPPROJECT, TouchingUSG, dan Hey My Robot Will Find you.
Tahun 2005 menjadi tanda penting, pada saat itu HONF menghelat Festival Internasional dengan nama YIVF - Yogyakarta International Videowork Festival, dilaksanakan secara annual dan melibatkan peserta dari dalam dan luar negeri. Festival YIVF berisi rangkaian workshop, lokakarya, seminar, pelatihan, pameran, dan residensi. Muncul nama-nama project yang kemudian diinisiasi sebagai titik balik kelanjutan dari berbagai kegiatan yang ada sampai saat ini, seperti, KOR - Kingdom of Rebel, No Complain Client, 10:05 newsletter, Circle of Satan (COS), Frontline, CAUS #03 (Citizen Against UFO Secrecy #03) dan VJ_School.
Tahun 2007 merupakan tahun yang special bagi HONF, karena HONF menginisiasi sebuah Media Art Festival dengan skala internasional, bernama CELLSBUTTON - Yogyakarta International Media Art Festival. Acara yang kemudian digelar setiap tahun, terbagi menjadi banyak sesi-sesi acara turunannya, seperti CELLSonic untuk pertunjukan dan eksplorasi musik dan sound, CELLSKid untuk program dan kelas anak-anak, CELLSKit untuk program open hardware dan DIY, CELLSDisco untuk program DJ dan VJ culture, CELLSUrban untuk sesi community network dan DIY media, CELLSPicnic untuk perjalanan riset dan ekspedisi, dan lain lain termasuk CELLSOpen dan offBUTTON.
CELLSBUTTON merupakan salah satu media art festival yang ada di South East Asia, dimana keberadaan serta penyelenggaraannya selalu memiliki keunikan tersendiri, yaitu mempunyai keragaman yang kompleks dan mengutamakan hubungan langsung dengan masyarakat.
Dengan semakin maraknya program di HONF Foundation, membuat banyak individu-individu dan kelompok-kelompok yang datang untuk menciptakan dan berkolaborasi mewujudkan project baru, dan saling belajar serta berbagi. Nama-nama project antara lain, SATU - Saturn Analogy of Trans Urgency, Up:DATE, Indonesia Bricolabs, OPERATIONROOM TOTAL SOLUTION, Teknodimensi, Breakcore_LAB, reject <fictive parallel> technology_0.3, serta BIO-DEVERSITYGENERICSOUNDCAPACITY.
Tahun 2009 adalah masa dimana HONF semakin sering terlibat dalam project-project kolaborasi dengan berbagai institusi dan lembaga serta universitas dari negara lain. Era paling sibuk untuk menata dan memproyeksikan langkah HONF untuk meningkatkan kinerja dari banyaknya project-project kolaborasi tersebut. HONF memulai dengan membuat kelompok-kelompok dan divisi-divisi, serta dengan meninggalkan cara-cara lama menuju pada tatanan yang lebih baik. HONF berkeinginan me-legacy-kan wawasan dan pengetahuan serta mimpi-mimpi konkrit kepada generasi berikutnya. Lebih dari 50 project kolaborasi dan kegiatan selama YIVF dan CELLSBUTTON terjadi di era 2007-2010.
Kemudian tahun 2011 HONF berhasil membuat Fablab (Fabrication Laboratory) yang pertama di Asia Tenggara yang diberi nama HONFablab, sebuah laboratorium bagi para penggila inovasi untuk mewujudkan imajinasi dan impiannya di ranah teknologi, lengkap dengan peralatan, mesin yang disediakan secara gratis untuk para pekerja kreatif yang bekerja secara kolaboratif. HONFablab itu memunculkan beberapa kelompok dan lab-lab spesifik yang bekerja secara bersama-sama dan sistematik selama periode 2011 - 2014.
HONF menjadi legal sebagai sebuah institusi dan mempunyai kekuatan hukum untuk bisa lebih melindungi banyak kelompok-kelompok kreatif yang ada didalamnya. Di era itu pula secara resmi nama HONF Foundation ada dan menginisiasi munculnya tiga divisi utama yang berada di tubuh HONF Foundation, yaitu, HONFablab, HONFactory, dan v.u.f.o.c.
HONFablab, dengan ketuanya Tommy Surya merupakan laboratorium yang bergerak pada design, inovasi, dan prototyping, kemudian HONFactory, yang dikawal oleh Irene Agrivina berfokus pada wacana, kerja kolaborasi, seminar dan simposium, serta community network. Sedangkan v.u.f.o.c lebih ke arah bidang pengembangan Space Science dan Space Exploration. Muncul project-project seperti, MICRONATION/MACRONATION, Five Kingdom of Life, FabLab Asia Network, Low Cost Prosthetic, Song Of The River, Fab Academy, SOYA C[O]U[L]TURE, Rapid Prototyping, Open Design, dan Citizen Class.
Tahun 2012, dihelat presentasi project MICRONATION/MACRONATION melibatkan hampir 100 kolaborator dari mulai petani, peternak, pembuat gerabah sampai peneliti di universitas, para hacker (peretas), pengamat ekonomi, inovator bidang pangan dan biotechnology, periset serta peneliti pada tingkat pemerintah pusat. Project itu membahas tentang kemandirian pangan dan energi di Indonesia Rangkaian acara meliputi, pameran, simposium, diskusi, riset lapangan, membuka lahan dan laboratorium di desa, serta residensi untuk seniman dan peneliti. Project riset selama dua tahun tersebut membawa HONF Foundation berbicara ke level UNESCO, FBI, Moscow, ESA, UCR, ARS Electronica, IMeRA, ICF, JAXA, dan NASA..
Pada 2014, bersama dengan Catec dan beberapa universitas serta komunitas independen di Indonesia, HONF Foundation menggelar PROTO:TYPE - platform yang mempertemukan antara inovator, makers, dan praktisi. Event itu menjadi cikal bakal sebuah festival dengan skala yang lebih besar yaitu TRANSFORMAKING satu tahun setelahnya.
Pada periode 2011-2014, HONF Foundation memunculkan nama-nama baru dan lab-lab kecil atau seri kegiatan kelompok-kelompok kreatif baru, bersamaan dengan maraknya generasi muda memfokuskan diri pada bidang-bidang seni dan teknologi. Nama-nama tersebut diantaranya, Trisula Agraria, Experimenta, WIN+PLAY, Kronologi Disaster, XXLab, DorxLab, Open Hardware, Djasuma Production, DCFM, serta Grow Kitchen.
Juga muncul nama-nama project seperti, FABKids, POP-UP-Lab, FABFruit, CELLS_chitecture, CELLSKitchen, HONFVCKoFF, Bio Material, The X Project, Visualizing Invisible, B.I.O ESM, yang menfokuskan diri pada kerja kolaboratif dan budaya DIY (Do It Yourself). Pada tahun yang sama, v.u.f.o.c bersama dengan beberapa lembaga dan institusi di bidang Space Science mencanangkan platform baru bernama ISSS - Indonesia Space Science Society.
Tahun 2015, HONF Foundation dan Catec mengumpulkan lebih dari 300 partisipan dari 21 negara dan 15 propinsi di Indonesia, membuat sebuah platform sebagai wadah bagi para maker, inovators, dan praktisi dalam festival berupa, workshop, sarasehan, konferensi, pelatihan, pameran, residensi, dan juga project-project kolaborasi, di Asia Tenggara dan Indonesia, dengan nama TRANSFORMAKING.
TRANSFORMAKING bertujuan untuk mengembangkan kekuatan budaya dan kearifan lokal yang didampingi oleh pesatnya laju kecepatan sains dan teknologi secara global. Festival menandai adanya parameter baru dari maraknya movement anak-anak muda. TRANSFORMAKING juga menjadi salah satu acuan sebagai wadah atau platform yang mampu menterjemahkan pola pikir lama ke dalam sebuah konsep penalaran yang lebih sederhana untuk memahami dinamika kemajuan dan percepatan teknologi. Pada era itu muncul beberapa generasi muda membuat kelanjutan dari eksplorasi Bio Material, dibukanya kelas-kelas Bio-Art, Perjalanan riset ke beberapa industri, serta munculnya project-project baru lanjutan dari Citizen Class, XXLab, SOYA C[O]U[L]TURE, A.P.L, CELLSKitchen, dan C6H12O6+6O2. Sedikitnya lima penghargaan dan awards Internasional diterima HONF Foundation selama era itu, dan satu penghargaan dari pemerintah daerah dan pusat di era setelahnya.
Tahun 2016, ISSS - Indonesia Space Science Society diresmikan sebagai sebuah institusi, dan memproduksi sebuah konferensi internasional di bidang Space Science dan Space Exploration, bernama SETI - Search for Extra-Terrestrial Intelligence yang pertama di Asia Tenggara. SETI Festival diselenggarakan setiap tahun sejak 2016. ISSS sudah melakukan riset dan penelitian di 40 institusi, lembaga, serta universitas yang bergerak dibidang Space Science dan Space Exploration di seluruh dunia. Scientist dan Astronomer penting Indonesia yang men-support yakni, Ilham A. Habibie, Premana W. Premadi, dan Gunawan Admiranto.
Tahun 2018, HONF Foundation menempati sebuah tempat baru dilengkapi galeri sebagai ruang untuk berapresiasi dan berpameran. Disamping terdapat laboratorium, tempat ini juga memiliki beberapa ruang tinggal untuk program residensi. Semangat yang menyala dari para generasi penerus dipresentasikan dalam karya-karya terbaru seperti, X-PLORE, Spacial, Atlas Of The Dead, UFO-LOGIC, Evolution of The Unknown, (under)standing:(micro)cosmos+(macro)cosmos, DIY Radio Astronomy, Circular Material, C6H12O6+O2, dan Microbial Dress.
HONF Foundation telah memiliki jaringan di 54 negara, lebih dari 250 lembaga dan atau institusi serta lebih dari 1200 projects, kerja kolaborasi, lokakarya, events, dan festival. Bagi HONFISM (sebutan bagi person di HONF) angka bukan sesuatu yang penting untuk dituliskan, tapi keberlangsungan dan keberagaman pola pikir yang baru adalah hal yang mutlak. Tidak ada arogansi terhadap yang kecil dan akan terus me-legacy-kan semua pengetahuan dan hasil riset mereka untuk para HONFISM baru. Network dan bentangan sayap HONF FOUNDATION sudah sampai kepada titik temu dimana sudah tidak ada lagi batasan antara yang besar dan yang kecil, apalagi barat dan timur, tidak ada lagi istilah pusat dan tidak pusat, tidak ada pandangan untuk menuju yang puncak atau turun ke lembah, semuanya sudah dalam satu genggaman dan siapa saja bisa mengakses untuk kepentingan bersama dan menciptakan sebuah proses berbagi yang semakin nyata. Network adalah data, Network adalah angka dan Network adalah kotak-kotak panggilan. Kerja nyata dan tidak plagiat adalah kunci untuk bisa berhadapan dengan value global yang riil, pun juga tidak mengemis dan bergantung pada yang berkuasa adalah ciri berani dari HONFISM.
Pada tahun ke 20, sepanjang tahun 2019, Venzha Christ selaku direktur HONF Foundation dan seluruh co-founder serta HONFISM telah menentukan dan berencana mengadakan kegiatan dan project-project sebagai berikut, Selama Januari sampai Maret 2019 adalah, Masa persiapan dan Inkubasi guna mengumpulkan data dan materi terseleksi serta apa saja yang akan dibuat sepanjang tahun 2019. Kemudian pada April hingga Desember 2019, adalah masa pelaksanaan dan realisasi semua kegiatan terpilih, acara yang dikolaborasikan antar lembaga, dan juga festival-festival.
Divisi HONFablab menyelenggarakan project dan kegiatan, POP UP Lab / kegiatan mempresentasikan ide inovasi melalui prototyping; FABKids / kegiatan kerja laboratorium untuk anak-anak; TRANSFORMAKING / festival bagi para makers; Residencies / open call untuk tinggal dan berkarya di HONFablab; Experimenta / seri lokakarya – workshop serta CELLS_chitecture / science, architecture and technology.
Divisi HONFactory menyelenggarakan project dan kegiatan, CELLSBUTTON / media art festival; HONF Media / kerja kolaboratif bersama komunitas kreatif; DCFM / praktek dan lokakarya; HONF Records / musik eksperimental dan dokumentasi; Citizen Class / kelas terbuka bagi masyarakat; serta Residencies / open call untuk tinggal dan berkarya bersama HONFactory.
Divisi v.u.f.o.c menyelenggarakan project dan kegiatan, SETI Festival / search for extra-terrestrial intelligence; UFO Seminar / seminar bersama betaufo Indonesia; Space Exploration / riset dan penelitian di bidang space science; serta DIY Radio Astronomy / seri lokakarya – workshop.
Sedangkan di dalam area HONF Gallery/Space diselenggarakan project dan kegiatan, Exhibitions / kegiatan pameran yang di kurasi oleh HONFISM; Collaboration Works / kerja kolaborasi antar komunitas dan institusi, serta Community Networks / presentasi beberapa komunitas. Semua rangkaian program dan kegiatan serta festival tersebut gratis dan terbuka seluas-luasnya untuk masyarakat umum, untuk datang dan saling berbagi serta berkolaborasi.
Rangkaian acara disusun dan diorganisir secara bersama-sama oleh team HONFISM yakni, Langga Jasuma, Galih, Dwiky KA, Bayu bawono, Abdillah F Noor, Yudhistira, Sagitha Happy A, Gama, Ito, Dadan Geets, Ana S Putri, Chrisna Fernand, Eko, Ipo Hadi, Agus Pengkit, Rasyid, Anggito Rahman, Eka J. Ayuningtyas, Ratna Djuwita, Haryono, Lyana Fuad, Argha Mahendra, Ichan Harem, Reza Wardhana, Yudhis Purwa Anugrah, Irene Agrivina, Haryo Hutomo, A Sudjud Dartanto, Dhoni Yudhanto, Nur Agustinus, dan Yudianto Asmoro. (Venzha/Antok Wesman)