Feature

Libur Lebaran Menyenangkan Di Jogja, Bikin Kangen

Libur Lebaran Menyenangkan Di Jogja, Bikin Kangen

Libur Lebaran Menyenangkan Di Jogja, Bikin Kangen

Sekretaris Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta Yetti Martanti menyatakan lima Alasan Libur Lebaran  Menyenangkan di Jogja, Dijamin Bikin Kangen.

Libur lebaran telah tiba, rasa jenuh dengan rutinitas harian yang membuat semua orang tidak sabar untuk segera menuntaskan keinginan berliburnya. Jogja sebagai daerah yang istimewa di berbagai aspek kehidupan menjadikannya sebagai daerah yang wajib dikunjungi saat libur lebaran. “Jogja terbuat dari kenangan”, terbukti dengan banyaknya wisatawan yang merasa rindu dan selalu ingin kembali untuk datang ke Jogja walau hanya sekedar singgah beberapa hari saja. Bahkan tidak sedikit yang mengatakan telah rindu Jogja saat langkah pertama menaiki kereta yang akan membawa pulang ke asal daerah. Akan sangat disayangkan jika kamu sampai melewatkan kesempatan untuk menikmati indahnya kota berjuta kenangan yang di sebut Jogja.

Berikut lima alasan mengapa harus menghabiskan libur lebaran di Jogja :

1. Jogja, miniatur Indonesia yang selalu  membuat rindu dan ingin kembali!

Kota jogja juga dikenal sebagai kota pelajar, hal ini dibuktikan dengan banyaknya sekolah dan perguruan tinggi baik swasta maupun negeri di Jogja. Dengan adanya fasilitas pendidikan tersebut menjadikan Jogja sebagai tujuan untuk menuntut ilmu oleh pelajar dari berbagai daerah di Indonesia. Para pelajar dan mahasiswa tersebut juga membawa budaya dari masing-masing daerahnya, sehingga saat mengunjungi Jogja tentu akan melihat orang dari berbagai wilayah Indonesia. Maka tak jarang Jogja juga disebut sebagai miniatur Indonesia. Pengalaman belajar di Jogja akan memberikan kenangan tersendiri yang akan membuat mereka ingin kembali mengulang romantisme masa lalu dan pasti ingin kembali ke Jogja. Selain itu juga sangat banyak sekali pentas seni maupun konser musik bertemakan Bhineka Tunggal Ika menjunjung tinggi perbedaan dengan mensinergi kan sebuah seni dalam sebuah pertunjukan yang selalu ada setiap bulannya yang di prakarsai oleh pelajar maupun mahasiswa yang sedang melaksanakan studi di Yogyakarta.

2.  Daya Tarik Wisata terlengkap dan tidak ditemukan di kota lain

Pemerintah maupun masyarakat Jogja selalu menghadirkan inovasi terbaru dalam pengembangan pariwisata. Sehingga selalu ada hal baru saat kembali ke Jogja. Selain membuka kenangan yang ada, juga akan diberikan kenangan-kenangan baru yang pastinya akan dirindukan. Begitupula daerah sekitar seperti Bantul, Sleman, Gunung Kidul dan Kulonprogo  juga tidak kalah dalam mengembangkan daya tarik wisatanya, sehingga bisa semakin menyempurnakan objek wisata Jogja. Dengan kompleksnya jenis wisata di Jogja menjadikan Jogja sebagai paket wisata terlengkap yang pernah ada. Wisata pendidikan terjawab dengan hadirnya berbagai pusat studi, lembaga pendidikan dan tempat wisata yang memberikan nilai-nilai edukasi, Wisata Sejarah terjawab dengan banyaknya museum dan peninggalan sejarah baik berupa benda atau bangunan, Wisata Budaya terjawab dengan hadirnya Keraton sebagai pusat kebudayaan Jawa serta pertunjukan seni atau kebudayaan yang selalu sambung menyambung disetiap harinya, Wisata Alam terjawab dengan berbagai macam bentang alam dari pantai, dataran rendah hingga gunung. Begitupun wisata belanja yang hadir disetiap ujung kota tentu akan memuaskan hasrat belanja pengunjung untuk meberikan buah tangan pada keluarga dirumah. Dan masih banyak lagi tujuan wisata yang mampu membuat para wisatawan ingin selalu mengunjungi kota Yogyakarta.

3. Pilihan Ragam kuliner unik sesuai selera.

Jogja dikenal dengan murah tapi tidak murahan. Ingin mencari es teh seharga 2000 pun bisa didapatkan di angkringan khas Jogja.  Menikmati Gudeg sebagai makanan khas Jogja dengan harga mulai dari 10 ribuan sudah bisa mandapatkannya di sekitar jalan-jalan di Jogja yang umumnya dijual oleh warga kota Yogyakarta dengan pakaian tradisionalnya. Begitu pula kuliner lainnya yang tentu akan memanjakan lidah para penikmat dan pemburu kuliner khas daerah. Tidak hanya rasa yang enak dilidah saja tapi juga akan menikmati keramah tamahan warga kota Jogja melalui senyum para penjual, begitu pula suasana kota Jogja yang selalu menghadirkan aura positif tersendiri. Tentu hal inilah yang menjadikan kuliner Jogja selalu dirindukan.

4. Keramahtamahan Jogja membuat semakin dirindu

Jogja berhati nyaman bukan hanya sebagai slogan, tapi merupakan keadaan nyata yang dapat dinikmati semua orang. Senyuman dan keramahtamahan para warga membuat jatuh cinta, lingkungan yang cukup bersih, tata kota yang terstruktur, suhu yang tidak sepanas kota besar lainnya dan masih banyak aspek kehidupan lainnya yang menunjukkan kekhasan Jogja semakin menegaskan Jogja memang Istimewa. Disamping itu kota Jogja merupakan salah satu kota di Indonesia yang memiliki lingkungan yang kondusif dengan tingkat keamanan yang terjamin. Pada libur lebaran, dengan mudah akan ditemukan pos-pos polisi yang didirikan khusus untuk mengawal, menertibkan dan mengamankan liburan.

5. Cari tempat inap sesuai Budget.

Tersedia Hotel bintang dan non bintang di Jogja dengan fasilitas layanan sesuai dengan kebutuhan yang di inginkan. Tidaklah sulit menemukan penginapan disekitar tempat wisata favorit. Penginapan dengan harga termurah hingga penginapan berfasilitas mewah bisa ditemukan di Jogja. Tinggal menyesuaikan isi kantong saja, tidak perlu bingung lagi untuk mencari tempat tidur yang nyaman.

Jadi masihkah ada alasan untuk tidak menghabiskan waktu liburan di Jogja ?

Tips Menghindari Kemacetan Libur Lebaran di Jogja

Jogja masih menjadi magnet destinasi wisata di Indonesia. Terbukti dari ramainya kendaraan luar kota yang masuk Jogja pada musim libur lebaran setiap tahunnya. Mengingat keterbatasan daya dukung jalan untuk menampung serbuan kendaraan yang masuk Kota Yogyakarta terdapat strategi Pemerintah dalam menyiapkan manajemen lalulintas. Pergerakan yang semakin lambat dititik-titik tertentu perlu disiasi oleh pengendara atau pengguna mobil. Kemacetan di jalan-jalan protokol di Jogja pun tidak dapat dihindari. Nah, berikut beberapa tips agar terhindar dari macetnya Jogja:

1 Hindari Titik Rawan Macet

Hal yang pertama adalah mengenali titik-titik rawan macet di Jogja. Biasanya terjadi penumpukan volume kendaraan di simpul kemacetan Jogja seperti Jalan Malioboro, Jalan Kaliurang, Jalan Gejayan, Jalan Godean, Jalan Solo, Jalan Laksda Adisutjipto, dan Stadion Kridosono. Agar waktu liburan tidak habis di jalan, sebisa mungkin hindari titik rawan macet tesebut.

2 Berangkat Pagi

Jika merencanakan liburan ke suatu tempat wisata hits di Jogja berangkatlah lebih pagi untuk menghindari kemacetan. Pukul 05.30 menjadi waktu yang ideal karena jalan masih sepi dan udara masih segar. Lebih baik berangkat pagi daripada terjebak antrian kendaraan yang mengular di berbagai objek wisata seperti daerah pantai di Gunung Kidul dan Bantul, Tebing Breksi, Malioboro, Kaliurang, dan beberapa tempat instagramable di Jogja. Berangkat lebih pagi justru mengasyikan, mendapat pemandangan Sunrise yang indah jika berkunjung ke destinasi wisata seperti kebun buah Mangunan.

3 Gunakan Angkutan Umum

Langkah lain untuk menghindari stres akibat kemacetan adalah dengan memanfaatkan layanan kendaraan umum menuju ke Kota Yogykarta. Dengan menggunakan kendaraan pribadi selain berkontribusi pada kemacetan, akan merasa lelah karena harus menyetir sambil menunggu arus lalu lintas lancar. Dengan kendaraan umum, bisa beristirahat dan melakukan kegiatan lain saat terjebak macet. Bahkan bisa memilih moda transportasi bebas macet seperti kereta api dan pesawat terbang. Nah jika sudah di Jogja, akan menyenangkan jika mengeksplore Kota Yogyakarta dengan menggunakan sepeda atau berjalan kaki.

4 Reuni bersama temen lama di tempat Nongkrong

Hal unik yang membuat waktu akan semakin berharga, bisa bertemu teman lama jaman sekolah, di coffeeshop atau tempat nongkrong yang tersebar di area kota Jogja. Beragam tempat nongkrong seperti Kotabaru, Sagan, Timoho, Taman Siswa, Demangan, dan Prawirotaman menjadi alternatif menikmati Jogja dengan cara berbeda tanpa terkena macet. (Antok Wesman)