Feature

Pesta Bukber Gratis, 3000 Porsi Menu Berbeda Setiap Harinya, 30 Hari NonStop, Di Masjid Jogokariyan Yogyakarta

Pesta Bukber Gratis, 3000 Porsi Menu Berbeda Setiap Harinya, 30 Hari NonStop, Di Masjid Jogokariyan Yogyakarta

Pesta Bukber Gratis, 3000 Porsi Menu Berbeda Setiap Harinya, 30 Hari NonStop, Di Masjid Jogokariyan Yogyakarta

Impessa.id, Yogyakarta : Mumpung di bulan suci Ramadan, banyak-banyaklah berbuat kebaikan, banyak-banyaklah bersodakoh, membaca Qur’an, dan ber-iktikaf, demikian seruan yang terus diulang-ulang diperdengarkan lewat pengeras suara yang terpasang di sepanjang jalan utama Jogokaryan pada sore hari menjelang waktu berbuka puasa. Seruan kebaikan itu terdengar sangat jelas oleh ribuan pengunjung yang memenuhi jalan Jogokariyan Yogyakarta, pada Rabu sore (29/5/19).

Saat penulis melintasi jalanan yang berubah menjadi Pasar Tiban nan panjang, disesaki ribuan orang yang sebagian besar anak-anak muda, yang tertarik melihat langsung suasana Bukber di Masjid Jogokariyan yang menjadi target favorit anak-anak muda serta pengunjung dari berbagai daerah, sejak 15 tahun lalu, untuk ikut ambil bagian dalam Pesta Bukber Terbesar di Yogyakarta tersebut. 

Tingginya animo publik mengikuti Bukber Gratis di Masjid Jogokariyan Yogyakarta menarik untuk ditelaah lebih lanjut, mengingat jumlah peminatnya terus bertambah disetiap tahun penyelenggaraannya. “Ini fenomena kebangkitan Islam di Yogyakarta dan menunjukkan kepada publik luas bahwa Masjid Jogokariyan adalah contoh masjid yang makmur,” ungkap Uztadz Jazir ketika dikonfirmasi Impessa.id, Rabu petang, jelang Azan Maghrib tiba.

Betapa tidak, kemakmuran Masjid Jogokariyan dapat terwujud dikarenakan adanya kerjasama yang bagus dan saling bahu-membahu diantara seluruh warga Kampung Jogokariyan Yogyakarta, yang terdiri dari empat RW dan 14 RT. Untuk melayani 3000 orang yang ikut Bukber setiap harinya, diperlukan banyak petugas, 60-70 relawan anak-anak muda setiap harinya berdatangan dari berbagai daerah yang ikut secara spontan mendaftarkan diri menjadi relawan Bukber di Masjid Jogokariyan Yogyakarta.

Semua tugas telah terinci dan setiap petugas telah mengetahui tugas dan kewajibannya masing-masing, sehingga segala sesuatunya berjalan lancar, tertib dan tepat waktu, mengingat Masjid tersebut usai Bukber, segera menggelar Sholat Maghrib berjamaah.

Ismail, selaku Koordinator Takjilan Masjid Jogokariyan kepada Impessa.id menuturkan bahwa pengalaman panjang selama tujuh tahun memberikan Bukber Gratis kepada masyarakat umum, telah mengajarkan banyak pengalaman. “Selama 30 hari Bukber, menu yang tersaji tidak pernah sama, selalu berubah, untuk urusan Lauk kami serahkan kepada 27 Kelompok Ibu-Ibu Dasa Wisma se Kampung Jogokariyan, mereka memasaknya di rumah, Kami memberikan subsidi  dana untuk Lauk-Pauk sebesar 21-juta rupiah per-harinya untuk 3000 porsi. Seandainya ada Kelompok Dasa Wisma yang ingin meningkatkan kualitas lauk mereka berinisiatif melakukan tambahan iuran sendiri. Sedangkan pemuda-pemudi bertugas menanak nasi dan menyiapkan minuman menggunakan Dapur Umum Masjid,” jelas Ismail. 

“Yang menarik untuk relawan, ada serombongan anak-anak muda dari Singaraja, dari Ubud Bali, yang kebetulan trip ke Jogja dan mendengar adanya lowongan relawan, mereka langsung ikut mendaftar menjadi relawan Bukber Masjid Jogokariyan. Sesuatu yang mengharukan, begitu pedulinya anak-anak muda itu dengan kegiatan sosial seperti ini,” imbuh Ismail.

Kampoeng Ramadan Jogokariyan -KRJ Yogyakarta digelar sejak 15 tahun lalu dengan menghadirkan berbagai ragam lapak kuliner tradisional dan Nusantara bahkan ada tersaji kuliner dari negara tetangga, di kedua sisi jalanan. Pada tujuh tahun pertamanya pihak Masjid memberikan Bukber Gratis sebanyak 1000 porsi, namun dengan animonya yang terus meningkat maka jumlah porsinya ditambah menjadi 1500, kemudian meningkat lagi menjadi 2000 porsi, dan kini mencapai 3000 porsi setiap harinya selama Bulan Suci Ramadan. 

“Kami pernah kehabisan piring, padahal jumlah piring milik Masjid itu ada 3400 buah, semua terpakai tanpa sisa, itu pernah terjadi juga, Jadi memang luar biasa animo masyarakat mengikuti Bukber disini,” ujar Ismail. Menurutnya, yang menjadi kendala dengan banyaknya pengunjung adalah tempat.

“Kami minta maaf kepada pengguna jalan, karena disaat Bukber hingga sholat Maghrib, jalan Jogokariyan mulai jam 5 sore, terpaksa kami tutup untuk sementara, disitu kami gelar tikar panjang, untuk duduk para jamaah yang bersantap Bukber, mulai dari perempatan Barat Masjid hingga 100 meter ke Timur,” pungkas Ismail.

Diantara jamaah yang hadir ternyata ada yang berinisiatif membawa alas tikar sendiri dari rumah, mencari lokasi yang nyaman bersama keluarga menikmati santapan Bukber yang petang itu menunya adalah “Sarang Bandang”, Nasi Daging Sapi Berkuah diberi Kentang Goreng dan Krupuk Kentang, yang dihidangkan Masjid Jogokariyan Yogyakarta. (Antok Wesman)