Ekonomi-Bisnis

Batik Puro Pakualaman Digelar Di Cemara 6 Galeri Jakarta, 21-23 November 2018

Batik Puro Pakualaman Digelar Di Cemara 6 Galeri Jakarta, 21-23 November 2018

Batik Puro Pakualaman Digelar Di Cemara 6 Galeri Jakarta, 21-23 November 2018

Impessa.id, Jakarta : Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya Dirjen Kebudayaan Kemendikbud telah membentuk semcam Posko Pengarsipan Warisan Budaya di berbagai tempat, diantaranya di Kraton Kasultanan Yogyakarta, di Kraton Solo dan kini melakukan pendekatan dengan pihak Puro Pakualaman Yogyakarta, terfokus pada Batik.

Pada tahun 2009 Batik, sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia telah masuk dalam daftar UNESCO, dalam kriteria Representative List of Intangible Cultural Heritage of Humanity, menjadikan Batik Indonesia semakin dikenal di dunia internasional.

Batik diatas selembar kain dengan motif tertentu, merupakan Jati diri bangsa Indonesia, terdapat nilai, makna, fungsi sosial dan budaya. Di dalam selembar batik tercurah kesabaran, ketekunan dan olah rasa. Dalam batik ada unsur perekonomian yang dapat mendorong ekonomi berkelanjutan, sehingga Batik disebut Warisan Budaya Takbenda.

Setelah Batik mendunia, muncul permasalahan ketika seseorang mengenakan tekstil motif Batik tanpa mengetahui akan makna, nilai dan fungsi sosial budayanya, sehingga hal itu perlu untuk diperkenalkan secara luas dan terus-menerus. Hal itu terungkap saat pembukaan Pameran Batik Puro Pakualaman Yogyakarta di Jakarta, oleh Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.

Dikatakan, saat ini terdapat lebih dari 5000 jenis motif Batik yang sudah terdata oleh Komunitas Sobat Budaya Indonesia, berdasarkan masukan dari Jaringan Sobat Budaya yang tersebar di Indonesia. Motif-motif tersebut mencakup motif klasik dan motif-motif kontemporer.

“Banyak orang belum mengetahui bahwa penciptaan motif yang adiluhung itu merupakan proses yang panjang. Menggali kembali motif-motif klasik nan sakral bersumber dari naskah-naskah kuno, merupakan bentuk kepedulian terhadap warisan budaya bangsa. Maka ungkapan Tak Kenal Maka Tak Sayang, tetap relevan,” tutur Dr. Nadjamudin Ramly.

Pengenalan Batik Puro Pakualaman di Cemara 6 Galeri Jakarta tersebut, berlangsung selama tiga hari, 21-23 November 2018, diawali dengan Bincang-bincang mengusung tema "Batik Puro Pakualaman", dilanjutkan Workshop Membuat Motif Batik Yang Dapat Diaplikasikan Ke Berbagai Bahan dan Bentuk. Acara diakhiri dengan bedah film berjudul "Sekar", film pendek tentang pembatik, yang disutradarai oleh Kamila Andini, dengan pemeran utama artis Christine Hakim

Dr Nadjamudin Ramly, MSi, Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, dalam pembukaan acara berharap bahwa kegiatan tersebut dapat bemanfaat bagi masyarakat yang ingin mengenal lebih jauh Batik dan Batik Puro Pakualaman pada khususnya. “Terimakasih kami sampaikan kepada KGPAA  Paku Alam Yogyakarta yang berperan aktif dalam penggalian kembali dan pengembangan motif batik Puro Pakualaman dan kesediaanya untuk bekerjasama dengan Kemendikbud dalam kegiatan ini,” ujarnya. (Uul/Tok)