Feature

SARI WANGI PARFUM JOGJA, Toko Parfum Legend Yang Rekomended

SARI WANGI PARFUM JOGJA, Toko Parfum Legend Yang Rekomended

SARI WANGI PARFUM JOGJA, Toko Parfum Legend Yang Rekomended

Impessa.id, Yogyakarta: Berawal di tahun 1968, Budi Rahardjo, membuka toko Bahan Kimia Wangi di Tegal Panggung Nomor 61 Yogyakarta. Kala itu, bahan kimia wangi yang dijualnya dibeli oleh mahasiswa dan pelajar yang digunakan untuk praktikum membuat sabun wangi, deterjen, dan sampoo. Jenis wewangian yang dijualpun hanya ada lima macam diantaranya, Lavender dan Melati.

Kemudian oleh Sapto Muljono, generasi ke-dua, di tahun 1980, toko itu dikembangkan menjadi toko Parfum Sari Wangi, “Sariwangi berarti inti wewangian” ujarnya. Setelah 58 tahun berjalan, kini, toko Sari Wangi Parfum yang memiliki ribuan jenis parfum, sudah sepenuhnya ditangani oleh generasi ke-tiga yakni, Kristanto dan Jayadi, mewakili Generasi Z, memiliki dua cabang di Yogyakarta, masing-masing di Jalan Mas Suharto No. 44 Kota Yogyakarta, dan di Jalan Seturan Raya No.1 Ruko Student Park, Sleman.

Kristanto didampingi Jayadi menuturkan, saat ini pelanggan Sari Wangi Parfum masih didominasi oleh pelanggan sejak di era generasi ke-2, “Mereka tetap loyal dengan Sari Wangi Parfum, mereka menyukai parfum dengan aroma klasik, yang stock-nya masih kami miliki,” ungkap Kris.

“Selaras dengan memenuhi keinginan Gen-Z, maka kami hadirkan suasana ruangan yang estetik, cozy, beautifikasi, instagramable, mengundang Gen-Z tertarik untuk berkunjung ke stall kami ini,” imbuh Kris.

“Keunggulan Sari Wangi Parfum adalah menjadi pioneer parfum di Jogja-Jateng, kualitas prima dengan bibit parfum didatangkan langsung dari Eropa, sehingga harumnya awet terjaga dengan rasio satu banding satu antara bibit parfum dengan bahan pencampur, bisa tahan hingga 6-8 jam, kalau mau lebih awet lagi, tahan seharian, maka komposisinya dijadikan satu banding setengah, membuat pelanggan, sejak era kakek, era bapak, hingga era sekarang, tetap menjaga tren pasar, dan menyajikan perkembangan parfum terbaru, sehingga pelanggan segala usia, tetap loyal pada Parfum Sari Wangi,” jelas Kris lebih lanjut.

“Ada testimoni menarik dari pelanggan parfum klasik milik Sari Wangi Parfum Jogja, ketika dia pindah ke kota lain, dirinya tidak menemukan parfum klasik kesukaannya di toko parfum di kota tempat tinggal barunya itu, lantas dia ke Jogja hanya untuk mendapatkan parfum favoritnya itu di Sari Wangi Parfum,” ujar Kris,

Dalam waktu dekat Sari Wangi Parfum me-launching parfum baru, salah satunya bernama “Echos Energy”, parfum untuk pria, dengan aroma Citrus ke Quat. “Sesungguhnya pemakai parfum itu semua jender, baik feminim maupun maskulin, karena parfum itu tidak mengenal jender, stigma bahwa hanya wanita yang memakai parfum perlu dikikis perlahan, mengingat pelanggan Sari Wangi Parfum banyak pria-nya juga, Parfum itu sendiri juga universal, banyak pelanggan muda yang juga menyukai parfum klasik dengan aroma yang lebih soft,” sergah Kris.

Nampaknya Sari Wangi Parfum Jogja akan mendirikan museum parfum, mengingat banyak koleksi botol-botol parfum di tahun 1980-an yang masih utuh berikut dengan isinya, terpajang berderet mengisi lemari kaca di belakang counter. Salah satunya yakni 'Eau De Cologne DWS' produksi Hamburg, Jerman.

Dalam kesempatan itu penulis dibuatkan sebotol parfum Sari Wangi ‘Bulgary Pour Homme’ oleh Compounder Febri, sebutan untuk peracik parfum, dengan aroma fruity fresh, wangi buah segar nan lenbut. Jika anda memasuki gerai Sari Wangi Parfum di Jalan Mas Suharto No. 44 Yogyakarta, terpampang sederetan parfum populer, best seller, semisal, Aquaviv, Colibri, dan Heaven Rose, yang setiap namanya dapat ditest aromanya, di oleskan sedikit pada punggung jari tangan, lalu dicium wanginya. Bagi yang mempunyai penciuman tajam, maka nama yang tertera pada setiap botol, memiliki aroma wewangian yang berbeda-beda.

Dari bincang-bincang dengan Jayadi yang pernah tinggal di Amerika Serikat, banyak parfum produk Sari Wangi Yogyakarta diminati disana bahkan koleganya berasal dari Nigeria, Afrika, yang bermukim di Bali, jika ke Jogja, temannya itu memborong parfum produk Sari Wangi yang kemudian ditempel stiker brand lokal dan dijual di negaranya. Hingga kini pihak Sari Wangi Parfum Yogyakarta belum ada rencana membuka cabang di kota lain, sehingga dengan begitu menjadikan Parfum Sari Wangi sebagai oleh-oleh spesial dari Jogja.

"Bahan pelarut bibit parfum kami adalah aquadestilata, air murni hasil dari proses penyulingan air tawar secara bertingkat. Pemakaian aqudes tersebut menjadikan bibit parfum terlarut sempurna dan tidak mudah menguap. Kiat menyimpan parfum koleksi pribadi agar tetap awet, sebaiknya disimpan ditempat yang sejuk dan tidak terkena sinar matahari secara langsung," tutup Sapto Muljono.. (Feature of Impessa.id by Antok Wesman)