Pameran AXIS: Dialog Seni Bangkok-Yogyakarta Di Pendhapa Art Space Yogyakarta, 19-22 Juni 2025
Impessa.id, Yogyakarta: Pameran Bernama “AXIS: Dialog Seni Bangkok-Yogyakarta” berlangsung di Pendhapa Art Space Yogyakarta, 19-22 Juni 2025. Adanya pameran tersebut bermula dari pertemuan yang tak terduga di Studio Kalahan Heri Dono pada tahun 2024, antara Dr M. Dwi Marianto dengan Dr Pongpan Chantanamattha, seniman dan dosen dari Universitas Silpakorn, Bangkok, Thgailand.
Pertemuan kebetulan itu berkembang menjadi kolaborasi antara Universitas Silpakorn dan Institut Seni Indonesia Yogyakarta, yang diwujudkan melalui aksi nyata, salah satu puncaknya adalah pameran “AXIS: Bangkok-Yogyakarta” di Pendhapa Art Space -PAS Yogyakarta.
Pameran menyajikan denyut nadi kreatif awal berupa sketsa dan gambar, sebagai fondasi sumbu artistik imajiner antara Bangkok dan Yogyakarta. Di luar sekadar karya di atas kertas, karya-karya yang dipajang sebagai jejak visual pertemuan dan dialog kreatif antara dua episentrum budaya Asia Tenggara. Melalui lukisan, gambar, dan sketsa oleh seniman, dosen, dan mahasiswa dari kedua institusi, pameran tersebut melampaui pertukaran teknis untuk menggali inspirasi unik mereka: Candi Borobudur, Museum Misi Muntilan, dan interaksi artistik-budaya yang hidup.
Acara menggambar dan sketsa di Borobudur dihadiri oleh Dr. Sukumala Nithipattaraahnan, Dr. Pongpan Chatanamantha, Voradorn Pakthongsuk, Chidchanok Chumsai, NA Ayutthaya, Napassant Sajjawattana, Nonthawat Ninlawan, Varoot Phongphak, Atiwit Khochunsuan, Hasoe (Hadi Susanto), Pupuk Darupurnomo, Januri, Umar Chusaeni, Tami, Eddy Sulistyo, M. Dwi Marianto, dan beberapa seniman asal Borobudur.
Perjalanan budaya dilanjutkan ke Studio Hanoman di Ambarawa, mengunjungi Museum Kereta Api Ambarawa, dan melihat lanskap Ambarawa dari atap Studio/Rumah Agung Hartanto, ditemani oleh Eddy Sulistyo dan M. Dwi Marianto.
Setiap baris, bayangan, dan permainan terang dan gelap mewujudkan gerakan kolaborasi pertama. Mereka menangkap pencarian ide, eksperimen formal, respons intuitif terhadap lingkungan, dan pertukaran lintas budaya. Proses kreatif yang lancar, jujur, ekspresif, dan tidak sempurna itu membentuk tulang punggung kemitraan Universitas Silpakorn dan ISI Yogyakarta.
Dwi Marianto menegaskan bahwa kegiatan "AXIS: Bangkok -Yogyakarta" adalah untuk menegaskan bahwa kolaborasi artistik-budaya dapat dibangun tidak hanya melalui karya akhir tetapi juga dapat dimulai dengan kesediaan untuk membuka ruang percakapan, seperti malam di Studio Kalahan, dan untuk terlibat dengan narasi budaya yang berbeda secara tulus. Ekspresi visual di atas kertas menjadi benang yang kuat yang menenun Bangkok dan Yogyakarta menjadi jaringan kreatif yang saling memperkaya. Di sini, dalam tahap penciptaan yang paling otentik, benih sumbu budaya berakar. (Khocil Birawa/Antok Wesman-Impessa.id)