Yayasan Kanker Indonesia Cabang Koordinator DIY Meresmikan Sasana Marsudi Husada Unit Anak, Berkapasitas 12 Kamar
Yayasan Kanker Indonesia Cabang Koordinator DIY Meresmikan Sasana Marsudi Husada Unit Anak, Berkapasitas 12 Kamar
Impessa.id, Yogyakarta: Yayasan Kanker Indonesia -YKI Cabang Koordinator Daerah Istimewa Yogyakarta, yang berlokasi di jalan YKI Sendowo, RT 13 RW 56, Sinduadi, Mlati, Sleman, pada Selasa pagi (17/6/2025) meresmikan beroperasinya Sasana Marsudi Husada -SMH Unit Anak, Rumah Singgah Pasien Kanker Anak berkapasitas 12 Kamar.
Diah Suminar, Ketua Panitia Pembangunan Sasana Marsudi Husada -SMH Unit Anak menuturkan bahw sebelum SNH Unit Anak dibangun, YKI telah mempunyai dua unit Rumah Singgah Pasien Kanker.
“Kami telah menerima pasien kanker baik dewasa maupun anak-anak, karena tempat yang terbatas, kami masih menyatukan rumah singgah ini untuk pasien dewasa dan anak-anak. Setelah ada informasi dari RS Sardjito dan GKR Hemas bahwa YKI memerlukan rumah singgah khusus untuk pasien anak-anak yang terpisah dari orang dewasa, maka kami berinisiatif membangun rumah singgah khusus untuk pasien anak-anak, tempat untuk mengupayakan sehat,” ungkapnya.
Diah Suminar, dalam laporannya menyebutkan, SMH Unit Anak berdiri diatas tanah milik Kraton seluas 504,3 meter-persegi, terdiri dari 12 kamar pasien, kantor, ruang bermain, ruang belajar, ruang serbaguna dengan peralatan masak-memasak, ruang cuci-jemur, ada toilet, ruang TV, Gudang, lengkap layaknya sebuah hotel. Setiap kamar dilengkapi dengan ruang tidur pendamping, selain tempat tidur pasien.
Anggaran Pembangunan rumah singgah unit anak untuk fisiknya sebesar 2-milyar 929-juta rupiah lebih. Kemudian biaya untuk melengkapi isinya sebesar 231-juta rupiah lebih. Seluruhnya atas bantuan para donatur, diantaranya, Bank Jateng, Bank BPD DIY, Bank Permata Syariah, Agung Sedayu Grup, dan PT Paragon. Pembangunannya dimulai pada 2 Agustus 2024 dan penyerahannya pada 20 Februari 2025. Seiring dengan lajunya pembangunan, pihak panitia juga melakukan konsultasi dengan psikolog dan dokter anak guna menentukan isian untuk SMH Unit Anak.
Keberadaan SMH Unit Anak YKI Cabang Koordinator DIY bisa membantu lebih banyak pasien kanker anak, lebih banyak bisa menolong, dimana anak-anak itu terbantu untuk menjalani pengobatan dan sehat kembali dengan suasana yang nyaman, karena kalau obat dan perawatan ada BPJS, tetapi kalau menginap tidak ada BPJS nya yang menanggung. Untuk itu pihak YKI tetap menerima uluran tangan dari para donatur agar pelayanan kepada pasien menjadi semakin lebih baik.
Dalam pada itu, Sri Mulatsih, dokter spesialis anak pada Rumah Sajit Sardjito Yogyakarta dalam paparannya dihadapan tamu undangan yang hadir dalam peresmian SMH Unit Anak itu, menegaskan bahwa kanker anak itu ada, dan anak itu mulai dari yang berumur 0 hingga 18 tahun, jadi kanker anak itu bisa terjadi mulai lahir sampai umur 18 tahun.
Diungkapkan bahwa cakupan pasien kanker anak di RS Sardjito Yogyakarta, hampir 50 persen dari luar DIY, dari Jawa Tengah bagian Selatan, dari Jawa Timur bagian Barat, bahkan ada yang dari Tasikmalaya, dan Cirebon, sehingga RS Sardjito masih diperlukan untuk tata kelola pasien kanker anak.
Dijelaskan, Kanker Anak itu hanya ada dua, kanker darah, dan kanker yang bukan darah. Kanker darah disebut leukimia dimana darah putihnya berubah menjadi sel kanker, tidak bisa diatur, sehingga pertumbuhannya akan merusak semua organ tubuh. Sedangkan kanker yang bukan darah itu bisa berada diseluruh badan, mulai dari kepala hingga ujung kaki. kanker otak ada, kanker kelenjar getah bening di leher, kanker di dada, kanker liver, kanker ginjal, kanker tulang, kanker otot juga ada.
“Saat ini di RS Sardjito diperkirakan kanker baru setiap tahunnya sudah lebih dari 2050 pasien, dengan 30-40 persennya leukimia, rujukannya sampai luar Jawa, ada yang dari Papua. Ternyata kanker anak itu bisa disembuhkan, namun tingkat kesembuhannya dipengaruhi dari jenis kankernya, kemudian terlambat-tidaknya datang memeriksakan diri,” jelas dokter spesialis anak Sri Mulatsih.
Lebih lanjut dikatakan, terkait dengan kanker anak itu yang perlu diperhatikan pertama adalah, sistem rujukan. Sistem rujukan yang masih perlu dibenahi, mulai dari keluarga, layanan primer, layanan sekunder, sampai ke RS Sardjito. Kemudian yang kedua adalah pemahaman masyarakat tentang kanker masih sangat rendah, bahkan petugas kesehatan juga masih rendah, sehingga mempengaruhi rujukan tersebut, mempengaruhi pentingnya pasien kanker anak harus segera dirujuk, karena kalau kanker anak itu bisa dirujuk secara cepat, maka tata kelolanya bisa lebih cepat, dan itu tingkat kesembuhannya tinggi. Permasalahan sekarang masih banyak pasien kanker anak yang dirujuknya terlambat. Terlambatnya karena belum paham, sehingga lebih memilih pergi ke dukun dulu, ke alternatif dulu, sampai uangnya habis, baru pergi ke layanan primer. Terkadang petugas kesehatan masih belum paham tuk diagnosis kanker anak, karena gejalanya tidak khas, sehingga terlambat datang.
Selanjutnya masalah terapi, menangani kanker anak itu tidak mudah, karena yang kita ajak bicara yang sakit tidak hanya anaknya, tapi ibunya sakit, bapaknya sakit, saudaranya sakit, sehingga komunikasi dengan pasien kanker anak itu tidak semua bisa kita ajak bicara. Kadang kita bicara dengan ibunya, ibunya mewakili bagaimana anak itu bicara, bagaimana kalau anak itu masih balita, ini menjadi tantangan tersendiri.
Yang dibutuhkan untuk layanan kanker anak itu adalah suatu layanan yang komprehensif, baik dari tim rumah sakit, orang tua, Dinas Kesehatan, Yayasan, dari para donatur, semua harus membantu anak-anak pasien kanker, karena kalau mengandalkan orang tua, mereka sudah tidak bisa berpikir apa-apa. Mengingat sekitar 50 persen pasien berasal dari luar DIY, dan leukimia itu harus berobat selama 2,5 tahun di RS Sardjito, orangtua membutuhkan rumah keduanya di Jogja, sehingga keberadaan RMH Unit Anak sangat membantu.
Kerjasama RMH Unit Anak YKI Cabang Koordinator DIY dengan Tim Medis RS Sardjito, sangat penting, terutama keterlibatan didalam membuat regulasi di rumah singgah karena ini rumah kedua mereka. Perawatan di rumah singgah harus lebih intensif, sehingga aturan-aturan yang ada di rumah sakit dapat diterapkan di rumah singgah. Bagaimana rumah singgah tetap menjaga sterilitas, menjaga makanannya bersih, menjaga serendah mungkin kemungkinan terjadinya infeksi karena infeksi menjadi penyebab tertinggi pada kematian pasien kanker anak, menjadikan rumah singgah yang berstandard, menghadirkan relawan dengan keahlian masing-masing.
Dalam sambutan tertulis peresmian Rumah Singgah Pasien Kanker Anak -Sasana Marsudi Husada Unit Anak, yang dibacakan oleh Diah Suminar, mewakili Ketua Yayasan Kanker Indonesia Cabang Koordinator Daerah Istimewa Yogyakarta, Gusti Kanjeng Ratu Hemas, yang berhalangan hadir dikarenakan bersamaan dengan meninggalnya KRT Jayaningrat (38 tahun), putra almarhum GBPH Joyokusumo, menyatakan rasa terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga terwujudnya SMH Unit Anak tersebut.
GKR Hemas menyebutkan bahwa, Rumah Singgah SMH Unit Anak, merupakan salah satu upaya suportif yang dilakukan YKI Cabang Koordinator DIY, dalam membantu pasien luar Jogja yang berobat di Yogyakarta. Selain sebagai tempat tinggal alternatif selama melakukan pengobatan, juga menjadi tempat rekreasi, relaksasi dan edukasi. Di rumah singgah, pasien mendapat dukungan emosional, spiritual, dan psikososial, sekaligus bisa menjadi tempat untuk menyalurkan hobi, melepas stress, bermain, belajar bersama, berinteraksi dengan lingkungan semisal berkebun, memelihara ikan, guna membantu terapi sensorik anak. (Feature of Impessa.id by Antok Wesman-Edi Widianto)