Feature

Pameran Seni Rupa ROOTS and BEYOND, TRADISI dan Inovasi Seni Kontemporer, di Galeri RJ Katamsi ISI Yogyakarta, pada 20 Mei sampai 8 Juni 2025, berlangsung sukses.

Pameran Seni Rupa ROOTS and BEYOND, TRADISI dan Inovasi Seni Kontemporer, di Galeri RJ Katamsi ISI Yogyakarta, pada 20 Mei sampai 8 Juni 2025, berlangsung sukses.

Pameran Seni Rupa ROOTS and BEYOND, TRADISI dan Inovasi Seni Kontemporer di Galeri RJ Katamsi ISI Yogyakarta, pada 20 Mei sampai 8 Juni 2025, berlangsung sukses.

Impessa.id, Yogyakarta: Pameran Seni Rupa bertajuk “Roots and Beyond, Tradisi dan Inovasi Seni Kontemporer” bertempat di Galeri RJ Katamsi merupakan salah satu dari serangkaian acara memeriahkan Dies Ke-41 Institut Seni Indonesia -ISI Yogyakarta, mulai 20 Mei hingga 9 Agustus 2025.

Raphael Susanto Pratama, selaku Gallery Sitter, kepada Impessa.id menuturkan bahwa pameran terbagi menjadi dua lantai di Galeri RJ Katamsi, untuk lantai bawah berisi sekitar 50 karya tugas akhir mahasiswa Fakultas Seni Rupa, diantaranya dari Fakultas Seni Murni dengan ketiga jurusannya masing-masing, Lukis, Grafis dan Patung, dimana Jurusan Patung menampilkan  kerangka Penyu Laut berukuran besar yang terjerat sampah plastik.

Kemudian dari Fakultas Kriya ada Kriya Batik, Kriya Kulit, Kriya Kayu, Kriya Logam, lalu dari Fakultas Desain Mode Kriya Batik, Fakultas Desain Interior, Fakultas Desain Komunikasi Visual, Fakultas Desain Produk, dan Fakultas Tata Kelola Seni. Sedangkan di lantai dua berisi karya-karya dari peserta undangan.

Dalam kesempatan itu, Agus Priyono, S.Kom, Guru sekaligus Ketua Jurusan Desain Komunikasi Visual -DKV SMKN Bansari Temanggung, Jawa Tengah, bersama enam guru lainnya, mendampingi 116 siswa-siswi Kelas 11 berkunjung ke kampus Institut Seni Indonesia -ISI Yogyakarta, pada Rabu (28/5/2025), selain untuk memahami seluk-beluk Fakultas Seni Rupa Jurusan Desain Komunikasi Visual, juga pada hari yang sama berkunjung melihat pameran seni rupa yang digelar di Galeri RJ Katamsi.

Ketika ditemui Impessa.id, Agus Priyono menjelaskan urgensinya rombongan study tour dari SMKN Bansari Temanggung berkunjung ke pameran tersebut.

“Keberadaan Jurusan DKV ini belum lama, mulai tahun 2021, sebelumnya kami itu Jurusan Multimedia, sehingga dalam hal DKV itu belum begitu memahami, sehingga kami mengajak anak-anak studi banding memahami bagaimana itu DKV yang sesungguhnya di ISI Yogyakarta. Bagi kami pameran ini menjadi referensi yang sangat bermanfaat, mengingat di Jurusan DKV SMKN Bansari ada juga materi tentang lukis-melukis, sehingga siswa-siswi dapat memperoleh inspirasi sepulangnya dari melihat pameran ini,” ungkap Agus Priyomo.

Pembicaraan berkembang lebih lanjut, terkait dengan prospek lulusan SMKN Bansari, pihak sekolah membekali pelajar dengan ketrampilan wirausaha diantaranya membuat desain yang selanjutnya di kirim ke micro-stock, suatu aplikasi jualan desain online.

“Banyak lulusan kami yang justru berhasil dibidang itu, hal itu membuat mereka semakin bersemangat, apalagi generasi mereka adalah generasi yang lebih dekat dengan dunia gatget, mereka lebih senang menekuni karya desain via internet, hal itu sekaligus untuk menjembatani sekiranya lowongan kerja tidak ada,” imbuh Agus Priyono.

Menurut Agus Priyono, anak didik sekarang terkadang diibaratkan sebagai ‘generasi strawberry’ menarik dalam penampilan tapi lemah jika menghadapi tekanan. Kelemahan lainnya, generasi sekarang kurang cakap dalam hal komunikasi, mereka lebih senang langsung praktik terlebih kalau didepan komputer, dibandingkan dengan saat diberi pelajaran teori di depan kelas.

“Untuk Kelas 11 dan Kelas 12, kami mengambil tiga hari untuk praktik dan dua hari untuk teori, jadi prosentasenya lebih banyak praktik, dibandingkan dengan teori, sedangkan untuk Kelas 10, praktiknya dua hari dan teorinya tiga hari, kemudian untuk PKL di dunia industri, ditempat kami satu tahun, dengan pembagian enam bulan (satu semester) awal di Kelas 11, dan enam bulan (satu semester) akhir di Kelas 12,” jelas Agus Priyono.

Disela-sela pameran, seorang mahasiswi STIPRAM Banguntapan Yogyakarta Bernama Lusia yang berasal dari Sumba Nusa Tenggara Timur, disaat sedang menikmati karya-karya seni rupa yang dipamerkan, kepada Impessa.id dirinya mengaku tertarik dengan apa yang dilihatnya,

“Disini kan kampus seni, jadi lukisan-lukisan dan karya seni yang dipajang itu bagus banget, benda simple aja menurut saya, itu bisa jadi seni, dibuat oleh anak-anak disini, tentu mahal harganya,” ujar Lusia.

Dies Ke-41 Tahun 2025, ISI Yogyakarta yang mengsung tema “ART CONNECTIVITY: Memperkuat Jejaring Untuk Mewujudkan Institut Seni Indonesia Yogyakarta Sebagai World Class University”, pihak panitia telah menyiapkan 13 acara bertaraf nasional dan internasional, antara lain, Pameran dan Penayangan Karya Seni Media Rekam, bertajuk ‘ColARTboration:Kolaborasi Seni Media Rekam Untuk Konektivitas Global’, berlangsung pada 2-9 Juni 2023 di Galeri Pandeng FSMR ISI Yogyakarta.”

Classical Music Concert #9, berupa Orkestra Simfoni, Ansambel Gesek dan Musik Kamar, berlangsung pada 9 Juni 2025, pukul 18 WIB di Concert Hall ISI Yogyakarta.

Pada 20 Juni 2025, berlangsung Kuliah Umum bersama College of Fine Art Seoul National University dengan tajuk “Artistic Creation In the Age of Artificial Intelligence: Perspectives and Adaptation In Korean Art School” bertempat di Concer Hall ISI Yogyakarta, pukul 15 WIB.”

Pameran “Yogya International Creative Arts Festival -YICAF #3” bertempat di FSRD ISI Yogyakarta, pada 21 Juni hingga 21 Juli 2025. YICAF menampilkan beragam hiasan yang memenuhi ruang publik Fakultas Seni Rupa, baik outdoor maupun indoor, hasil karya kolaborasi seniman nasional dan Seniman internasional.

Pada 23 Juni 2025, ada Inaugural Symposium 2025 oleh Asia Pacific Forum -APAF, bertempat di Gedung Ajiyasa, pukul 9 pagi hingga 16.30 WIB. Pesertanya berasal dari Indonesia, Australia, Thailand, Singapura, Vietnam, Jepang, Taiwan, Filipina, Malaysia, Korea Selatan, dan New Zealand.

Seminar Nasional berjudul “Art & Diplomacy” menghadirkan pembicara utama Wakil Menteri Pendidikan Tinggi dan Sains, Profesor Stella Christie, bertempat di Concert Hall ISI Yogyakarta, 8 Juli 2025, pukul 8-13 WIB.

Selaku Keynote Speaker, Prof Stella Cjristie Ph.D memberikan khasanah pengalamannya berkaitan dengan isu budaya seni. Kemudian pembicara lain antara lain, Philippe Augier dari Museum Pasifika Bali, yang adalah Presiden KADIN Indonesia-Perancis, yang membahas konetivitas antara kolektor dan pemimpin yang ditemuinya, kemudian Dr Kurniawan Saputro, Dosen Pasca-Sarjana ISI Yogyakarta, membahas problematika Pendidikan Perguruan Tinggi dalam konteks diplomasi Kebudayaan.

Seminar Nasional tersebut bersamaan dengan peluncuran Saraswati Green Environment, pihak ISI Yogyakarta meresmikan peluncuran mobil listrik bertenaga panel surya yang di-disain oleh mahasiswa ISI Yogyakarta, menggunakan mesin buatan Taiwan. Acara penutup Dies Ke-41, berupa Pergelaran Seni dan Pesta Rakyat di kampus ISI Yogyakarta, pada 9 Agustus 2025, pukul 8-22 WIB. (Feature of Impessa.id by Antok Wesman)