Workshop Membuat Scrapbook Bersama Seniman SETIA UTAMI Direspon Positip Anak Muda
Impessa.id, Yogyakarta: Banyak anak muda yang tertarik dan berminat mengikuti workshop membuat scrapbook yang digelar saat pameran seni rupa bertajuk “Memoir” berlangsung di Sarang Art Building, Kalipakis, Tirtionormolo, Kasihan, Bantul, pada 7-10 Mei 2025. Workshop membuat scrapbook dan pameran seni rupa tersebut diorganisir oleh mahasiswa S-1 Program Studi Tata Kelola Seni FSRD ISI Yogyakarta yang tergabung kedalam Pituwara’s Project, sebagai bukti pengabdian nyata mereka di masyarakat..
Disela-sela keseriusan para peserta workshop membuat scrapbook, kepada Impessa.id, kurator kegiatan Meylani Siti Malicka Putri menuturkan, “Kegiatan ini sebagai tugas Tinjauan Kelola Pameran 1, kami, tim dari Angkatan 2024, bernama Pituwara’s Project, diberi kebebasan oleh Dosen untuk membuat pameran apapun, dan ‘Memoir’ menjadi tema pilihan kami Berikut workshop Scrapbbok bersama seniman Setia Utami yang kami sapa mbak Tami,” tuturnya.
“Melalui tema ‘Memoir’ ini saya ingin mengajak orang-orang untuk dapat memaknai waktu bukan hanya sebagai angka, atau putaran jam, melainkan sebuah perjalanan Panjang yang akan menentukan kita dimasa depan,” ujar Mey.
“Waktu ini sangat penting, ini urgensi saya, ketika saya melihat teman-teman seusia saya itu terlalu banyak terlena akan banyak hal, yang sifatnya itu tidak terlalu menguntungkan bagi masa depan, padahal di waktu tersebut banyak hal yang bisa kita manfaatkan untuk menata masa depan,” imbuh Mey lebih lanjut.
Ketika ditanmya Impessa.id kenapa pilihan mbak Tami sebagai pengisi workshop, Mey selaku kurator menjelaskan, “Mbak Tami adalah seniman pertama yang kami ajak dan kami kurasi, dan karyanya itu sangat mewakili apa yang ingin saya sampaikan, dimana mbak Tami pernah mengatakan bahwa scrap itu sebenarnya seperti hal yang remeh, hanya menempelkan kolase kertas-kertas bekas, tapi sebenarnya itu adalah memori, memori yang gak bisa kita ulangi dimasa depan. Jejak memori yang siapa tahu berharga untuk kita, Mbak Tami mengajak semua orang untuk tahu rasanya membuat scrapbook, menikmati waktu dari detik ke detik,” ungkap Mey.
Disela-sela workshop berlangsung, seniman Setia Utami saat ditemui Impessa.id mengungkapkan rasa senangnya dipercaya oleh adik-adik mahasiswa mengisi workshop membuat scrapbook tersebut.
“Dengan senang hati saya menerima permintaan adik-adik mahasiswa ISI Yogyakarta mengisi workshop membuat scrapbook, memang saya ingin punya kontribusi ke mereka, sekaligus memperkenalkan salah satu karya saya ini untuk generasi muda yang saya yakin sudah banyak melakukan, atau kepada mereka yang belum tau bahwa ini bisa menjadi sebuah karya seni, lebih dari sekedar hoby atau main-main belaka,” aku Tami.
Bagi Tami pribadi, membuat scrapbook itu sebagai media terapi, begini penjelasannya, “Ketika sedang banyak masalah, kemudian bingung untuk melepaskannya atau mengelolanya, bisa malah terinspirasi untuk menuangkan problema yang muncul kedalam scrapbook,” ungkapnya.
Terkait dengan tema pameran “Memoir”, Tami mengakui relevan sekali, karena dirinya membuat scrapbook memang sejak kanak-kanak sebagai hoby dan kesenangan tersendiri. Seni menempel kertas bekas itu meski yang dilakukan oleh anak-anak masih sangat sederhana, dikenal dengan nama Scrapbook.
Tami berpendapat, apa yang telah dilakukan oleh para mahassiwa tersebut merupakan suatu pengalaman penting, mereka mampu berkomunikasi dengan seniman, dengan banyak orang ketika mereka akan mengadakan sebuah kegiatan, maka tata-cara berkomunikasi, sikap serta hal-hal yang mereka tawarkan sehingga seniman mau mendukung sepenuhnya itu menjadi pembelajaran bagi mereka, termasuk sikap ketika menerima pengunjung pameran.
“Apalagi mereka masih di semester 2 sudah di’gojlok’ membuat pameran yang penuh dengan tuntutan professional, jika berhasil, maka hal ini menjadi pengalaman sangat berharga untuk bekal di penghujung bangku kuliah, di Tugas Akhir mereka, sehingga kegiatan yang mereka gelar tentu lebih berkualitas,” jelas Tami.
Apa yang Tami buktikan ke khalayak luas bahwa karya scrapbook-nya telah berhasil memasuki Gallery papan atas dalam Pameran Tunggal yang bertajuk "Amy's Childhod Story" di Jogja Gallery Jalan Pekapalan Alun-Alun Utara Yogyakarta, pada 10-30 September 2024, dimana dirinya menunjukkan cita rasa dan hasrat seninya, yang justru bermula dari hobi semasa kecilnya. Link tayangan berita Pameran Tunggal Tami tersebut, dapat di klik disini: https://impessa.id/read/3713/feature/setia-utami-sukses-gelar-pameran-tunggal-amy&039s-childhood-story-di-jogja-gallery-10-30-september-2024.html
Sebanyak sembilan mahasiswa yang terbagi kedalam berbagai divisi, Aldin sebagai Ketua, Mey sebagai Kurator, Gea sebagai Sekretaris, Karin sebagai Bendahara, Daisy sebagai Programmer Acara, Aisya sebagai Humas, Arby sebagai Pubdekdok, Gibran sebagai Artistik dan Sponsor, dan Dinda sebagai Logistik.
Dalam kesempatan itu Dinda dibagian Logistik ketika dimintai pendapatnya tentang tantangan ketika bertindak menjadi suatu tim yang mengkoordinir sebuah pameran, dirinya mengaku cukup berat. “Tantangannya sebenarnya lumayan banyak, kami baru semester 2, katakanlah kami baru masuk kuliah, kami berasal dari daerah yang berbeda-beda, menyatukan satu pikiran itu yang cukup sulit, dengan waktu yang terbatas, untuk melobi seniman-seniman itu membutuhkan waktu yang cukup lama, kami harus melobi tempat juga, cari sponsor karena kami butuh dana juga, dan alhamdulillah, chemistry berjalan dengan sendirinya dengan berjalannya waktu,” tutur Dinda kepada Impessa.id.
Proses pembuatan scrapbook diuraikan secara gamblang oleh Tami, seluruh bahan yang dapat digunakan telah tersedia lengkap, mulai dari kertas polos sebagai dasar penempelan, aneka poster-poster mini, huruf-huruf dan kata-kata, serta asesori pilihan masing-masing tinggal pilih, termasuk lilin warna dan tungku mini pemanasnya, yang digunakan untuk menyegel atau men-cap hasil akhir karya seni tempel-menempel kertas bekas itu. Setelah pembuatan scrapbook selesai, ber-durasi satu jam saja, beberapa peserta workshop memberikan pernyataan beragam, ada yang baru pertama kalinya mengetahui cara membuat scrapbook, ada yang langsung membuat Surat Cinta untuk kekasihnya, dan semuanya berhasil menyelesaikan karya seni baru kreasi peserta masing-masing, tanpa ada yangj sama persis. Sehingga tiba waktunya workshop berlanjut bagi kelompok berikutnya yang sudah antri menunggu sambil melihat pameran yang dipajang di lantai 2.
Pameran “Memoir” yang dibuka oleh Dr. Suwarno Wisetrotomo, M.Hum, pada Rabu (7/5/2025), menampilkan karya-karya dari seniman Indonesia, masing-masing, Bambang Herras, Dipo Andy, Endang Lestari, Galam Zulkifli, Putu Sutawijaya, dan Setia Utami. Dalam pameran itu, Tami menampilkan beberapa scrapbook karyanya yang bebas dibuka lembar-perlembarnya oleh pengunjung. (Feature of Impessa.id by Antok Wesman)