Feature

Tradisi GREBEG KUPAT SYAWAL Di Bukit SIDOGURO Klaten, Jawa Tengah, Berlangsung Meriah

Tradisi GREBEG KUPAT SYAWAL Di Bukit SIDOGURO Klaten, Jawa Tengah, Berlangsung Meriah

Tradisi GREBEG KUPAT SYAWAL Di Bukit SIDOGURO Klaten, Jawa Tengah, Berlangsung Meriah (Foto: Humas PemKab Klaten)

Impessa.id, Klaten: Tradisi tahunan Grebeg Kupat di Bukit Sidoguro, Bayat, Klaten, pada Senin, 7 April 2025, berlangsung sukses dan meriah. Ribuan warga Klaten dan daerah sekitarnya  berbondong-bondong menghadiri perayaan yang telah menjadi agenda tetap Dinas Kebudayaan Pemuda olahraga dan Pariwisata Klaten, sebagai bentuk pelestarian budaya sekaligus menjadi sarana silaturahmi dalam suasana pasca-Idulfitri.

Acara dimulai sejak pukul 8 pagi dengan kirab 21 Gunungan Ketupat .Ratusan orang membawa Ketupat yang disusun membentuk gunungan raksasa dari objek Wisata Air Rawa Jombor menuju lokasi Bukit Sidoguro, diiringi tabuhan musik tradisional dan lantunan doa-doa. Para peserta mengenakan busana adat Jawa, menciptakan nuansa yang kental dengan nilai-nilai budaya lokal.

Kepala Dinas Kebudayaan, Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Klaten, Sri Nugroho S.IP, MM, menuturkan dengan mengusung tema “Ngapura Dina Riyaya, Pinangka Wujud Budaya Bangsa” perayaan Grebeg Kupat Syawal menekankan pentingnya momen saling memaafkan dan mempererat persaudaraan. Tema yang mencerminkan makna Idulfitri dalam bingkai tradisi dan budaya Jawa. Grebeg Kupat bukan hanya ritual, tetapi juga cerminan nilai-nilai kebersamaan yang terus dijaga secara turun-temurun.

Sebanyak 1.000 ketupat masak disapkan untuk dibagikan kepada pengunjung secara gratis. Ketupat itu dilengkapi lauk-pauk tradisional seperti, opor ayam dan sambal goreng, yang segera disantap bersama oleh keluarga maupun sesama pengunjung.

Puncak acara ditandai dengan rebutan ketupat dari gunungan. Suasana menjadi riuh dan penuh semangat, namun tetap dalam batas-batas kekeluargaan. Masyarakat percaya ketupat dari gunungan membawa berkah dan keberuntungan sepanjang tahun.

Panggung hiburan rakyat juga digelar untuk menambah semarak acara. Orkes Dangdut Gaya Jadul (ODGJ) “Sinar Djaya” menghibur warga dengan lagu-lagu populer yang mengajak penonton bergoyang bersama. Suasana makin hangat ketika anak-anak hingga orang tua turut menari di pelataran Bukit Sidoguro.

Bupati Klaten, Hamenang Wajar Ismoyo, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada masyarakat yang terus menjaga kelestarian budaya. Menurutnya, Grebeg Kupat adalah identitas dan jati diri masyarakat Klaten yang harus terus dikenalkan ke generasi muda.

“Grebeg Kupat 2025 menegaskan bahwa tradisi bukan hanya masa lalu, tetapi juga bagian dari masa depan yang harus terus dirawat bersama,” ujar Bupati Hamenang Wajar Ismoyo. (Humas Pemkab Klaten/Antok Wesman-Impessa.id)