Cerpen NAMAKU LUKA, Diluncurkan Di Sastra Bulan Purnama Sabtu, 27 April 2024 Di Museum Sandi Yogyakarta
Cerpen NAMAKU LUKA, Diluncurkan Di Sastra Bulan Purnama Sabtu, 27 April 2024 Di Museum Sandi Yogyakarta
Impessa.id, Yogyakarta: Kumpulan cerpen yang berjudul ‘Namaku Luka’ ditulis 25 penulis perempuan, yang tinggal di beberpa kota di Indonesia dan dua di antaranya Dewi Anggraeni, jurnalis dan cerpenis tinggal di Australia serta Eni Takahashi, tinggal di Jepang. diluncurkan di Sastra Bulan Purnama, Sabtu, 27 April 2024, pkl. 15.30 di Museum Sandi Jl. Faridan M Noto No.21, Kotabaru Yogyakarta.
Sebelum pertunjukkan cerpen dimulai, K.H. Mustofa W. Hasyim, penyair, cerpenis dan novelis, memberikan satu catatan, yang disebut sebagai bincang kata, menyangkut cerpen-cerpen dalam buku ‘Namaku Luka’, tersebut.
(Ana Ratri)
Dari 25 penulis cerpen, 10 di antaranya membacakan karyanya yang dikenas dalam pertunjukkan, sehingga tidak sekedar membaca. Ana Ratri, pemain teater, dan ikut menulis dalam kumpulan cerpen itu, menganyam pembacaan cerpen menjadi sebuah pertunjukkan, menampilkan Ana Ratri, Ami Simatupang, Menik Sithik, Ninuk Retno Raras, Novi Indrastuti, Nunung Rieta,, Savitri, Sonia Prabowo, Maria Widhy Aryani dan Yuliani Kumudaswari.
“Penampilan mereka dibuat seolah seperti saling bercerita, bukan membaca satu persatu secara bergantian seperti selama ini dilakukan. Selain itu, Bey Saptomo, penulis sastra Jawa dan aktor ketoprak, membacakan cerpen karya Rayni Massardi, yang berjudul ‘Luka Manis’ menjadi satu pertunjukkan,” ujar Ana Ratri.

Sastra Bulan Purnama, memiliki mitra yang peduli pada perkembangan literasi, sehingga penerbitan buku kumpulan cerpen yang ditulis oleh perempuan dari berbagai kota didukung PT. Luas Birus Utama.
“Melalui penerbitan buku kumpulan cerpen berjudul ‘Namaku Luka’ ini, saya berharap Komunitas Sastra Bulan Purmama, terus memberi ruang berkarya pada anak bangsa dalam rangka mengembangkan literasi. Dari kejauhan, dukungan secara berkelanjutan dengan senang hati saya berikan,” ujar Dr. Drs. Haris Susanto, M.Hum, Direktur Utama PT. Luas Birus Utama.
Selain dari Yogya, para penulis cerpen menetap di kota berbeda, Lies Wijayanti (Jakarta), Sriyanti Sastro Prayitno (Semarang), Rayni Massardi (Bekasi), Linda Sulistiawati (Madura), Nama2 lainnya tinggal di Yogyakarta: Ana Ratri, Ami Simatupang, Cicit Kaswami, Chacha Baninu, Maria Widy Aryani, Ngatinah, Novi Indrastuti, Nunung Rieta, Ninuk Retno Raras, Menik Sithik,, Rina Widyawati, Sashmytha Wulandari, Savitri Damayanti, Sonia Prabowo, M.Widhy Pratiwi, Ch. Sri Purwanti, Ngatinah, Umi Kulsum dan Yuliani Kumudaswari.
(Bey Saptomo)
Ons Untoro, pimpinan Sastra Bulan Purnama menjelaskan, tidak hanya di Yogya, namun di kota-kota Indonesia, banyak penulis perempuan yang kreatif menulis karya sastra, baik berupa cerpen maupun puisi,
“25 penulis perempuan yang cerpennya ada dalam buku berjudul ‘Namaku Luka’ hamya sebagian kecil dari jumlah penulis perempuan lainnya, 25 penulis perempuan, sebagian besar memang sudah mempunyai kemampuan menulis, setidaknya secara teknis. Namun, ada juga yang masih harus belajar secara serius agar menulisnya tambah matang” ujarnya. (Ons/Antok Wesman-Impessa.id)
