Impessa.id, Yogyakarta: The Kingdom and Umbrella, Festival Payung Indonesia bertajuk “CatraCitra” melibatkan 36 perupa, berlangsung pada 2-4 September 2022, di Puro Mangkunegaran Solo, Jawa Tengah.

Catra adalah istilah Jawa kuno untuk payung. Catra menjadi simbol kebesaran, kekuasaan dan kesucian. Adapun citra adalah gambaran dan citra dari catra (payung) ini, kerap dijumpai di relief candi, prasasti dan naskah sastra. Dalam tradisi Nusantara, ragam Catra digunakan saat upacara, perlengkapan busana dan kegiatan sehari hari.

Sebagai kawasan tropis katulistiwa, ada kemarau-hujan, panas-dingin yang seimbang, maka catra payung menjadi instrumen komunikasi sosial terpenting.

Festival Payung Indonesia (FESPIN) yang diselenggarakan sejak 2014 di Solo, menjadi ajang pagelaran tradisi payung terbesar di Asia. Saat kegiatan sebelum pandemi, sekitar 150-ribu pengunjung hadir setiap tahunnya selama tiga hari perhelatan. Karnaval, tari, musik, upacara, fashion, sastra, kriya dan pameran catra seni diselenggarakan dengan meriah.

Memasuki satu dasawarsa penyelenggaraannya, bekerjasama dengan INISEUM, untuk pertama kalinya CatraCitra 2022 digelar dan seterusnya dijadwalkan menjadi kegiatan rutin setiap tahun. Diantara seniman yang berpartisipasi yakni, Agus Baqul, Akhmad Dhinus Afaqih, Januri, Agung Pekik Hanafi, Yula Setiowidi, Syarizal Pahlevi, Dipo Andy, Herlambang, Noor Ibrahim, Jesaya Jerry Padang dan Soneo Santoso. (Agus Baqul/Antok Wesman-Impessa.id)