Event

Selebrasi Digitalisasi Aksara Jawa via Channel YouTube TasteOfJogja Disbud DIY, Sabtu, 5 Desember 2020, Pukul 19.00-22.00 WIB

Selebrasi Digitalisasi Aksara Jawa via Channel YouTube TasteOfJogja Disbud DIY, Sabtu, 5 Desember 2020, Pukul 19.00-22.00 WIB

Selebrasi Digitalisasi Aksara Jawa via Channel YouTube TasteOfJogja Disbud DIY, Sabtu, 5 Desember 2020, Pukul 19.00-22.00 WIB

Impessa.id, Yogyakarta: Pemerintah Daerah, Daerah Istimewa Yogyakarta -DIY, melalui Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) menggelar Selebrasi atau Pahargyan Digitalisasi Aksara Jawa pada Sabtu, 5 Desember 2020, pukul 19.00-22.00 WIB, di Pagelaran Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat, disiarkann langsung melalui channel Youtube TasteOfJogja Disbud DIY.

Kegiatan Pahargyan Digitalisasi Aksara Jawa merupakan rangkaian kegiatan Kongres Aksara Jawa I Yogyakarta, yang semestinya digelar pada Juli 2020, namun ditunda pelaksanaannya pada Maret 2021.

Gelaran Kongres Aksara Jawa I Yogyakarta digelar sebagai bagian dari peran PemDa DIY, ikut serta mengawal pelestarian, pembinaan dan pengembangan aksara Jawa. Isu terkait aksara Jawa tak terasa telah memasuki ranah digital, sesuatu yang mungkin selama ini luput dari perhatian. Aksara Jawa telah terdaftar resmi di Unicode Consortium pada 1 Oktober 2009 dengan slot A980 – A9DF.

Pahargyan atau Selebrasi Digitalisasi Aksara Jawa dijadwalkan dihadiri oleh Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika RI, Ketua Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI), dan beberapa tamu undangan.

Pahargyan Digitalisasi Aksara Jawa merupakan dukungan untuk proses digitalisasi Aksara Jawa di ranah digital, setelah Aksara Jawa terdaftar resmi di Unicode Konsorsium, maka Aksara Jawa sedang dalam proses enskripsi di internet, sehingga dengan terenskripsinya Aksara Jawa semakin bisa digunakan secara masif di ranah digital mengikuti perkembangan zaman.

Acara menjadi istimewa karena ditampilkan secara perdana, Beksan Aji Saka Yasan Dalem Enggal Sri Sultan Hamengku Bowono X. Beksan tersebut diciptakan khusus oleh Sri Sultan Hamengku Buwono sebagi wujud kepedulian beliau terhadap Aksara Jawa dan juga dalam rangka menyambut kebangkitan Aksara Jawa yang sudah memasuki ranah digital.

Beberapa agenda terkait dengan pemeliharaan dan pengembangan Aksara Jawa yang telah dilaksanakan oleh Pemda DIY melalui Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan), diantaranya Sarasehan Majalah Sempulur dengan Topik Aksara Jawa, Focus Group Discussion (FGD) I – IV Kongres Aksara Jawa, Sosialisasi Pelaksanaan Kongres Aksara Jawa I dilaksanakan di Provinsi Bali dan Jawa Tengah, Workshop Dluwang, Workshop Digitalisasi dan Pameran Manuskrip, Pra Kongres Aksara Jawa, Finalisasi Tim Perumus Kongres Aksara Jawa I Yogyakarta, Nyerat Dluwang Masal, Dukungan penuh ke Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) dalam hal pengajuan enskripsi Aksara Jawa ke Internet Corporation for Assigned Names and Numbers (ICANN).

Pahargyan Digitalisasi Aksara Jawa sebagai penanda kebangkitan Aksara Jawa, dan pada saat ini telah melahirkan produk-produk hasil Digitalisasi Aksara Jawa, diantaranya:

  1. Teks Ajisaka. Kegiatan ini dimaksud untuk mengkaji beberapa varian Teks Ajisaka yang ada, kegiatan yang dilakukan adalah dengan melakukan tedhakan (suntingan) dengan menggunakan font aksara Jawa yang diambil dan dikembangkan dari teks Ajisaka bersangkutan, dan ditransliterasi latin menggunakan JGST (Javanese General System of Transliteration).
  2. Tata Tulis Aksara Jawa. Berdasarkan hasil rumusan Pra Kongres Aksara Jawa I, perlu dilakukan kajian terkait pedoman tata tulis aksara Jawa baru. Dalam hal tersebut penggunaanya bisa mengakomodir isu-isu terkait standarisasi aksara Jawa versi Unicode.
  3. Javanese General System of Transliteration (JGST). Berdasarkan kajian Unicode aksara Jawa, perlu dipersiapkan secara khusus sistem transliterasi aksara Jawa ke Latin yang taat asas, maka disiapkanlah sebuah sistem transliterasi yang disebut dengan JGST (Javanese General System of Transliteration).
  4. Bunga Rampai Sastra Jawa Beraksara Jawa. Kumpulan cerkak, geguritan, cakepan tembang macapat yang disajikan dalam menggunakan aksara Jawa dengan menggunakan paugeran Kongres Bahasa Jawa (Keputusan Bersama tiga Gubernur: DIY, Jateng, dan Jatim), untuk mengisi kekosongan literasi bacaan aksara Jawa yang menggunakan paugeran KBJ.
  5. Fonta Aksara Jawa Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta. Kajian fonta ini  digunakan untuk penulisan digital. Kajian ini menghasilkan dua fonta Unicode Nyk Ngayogyan dan Nyk Ngayogyan Jejeg. Fonta ini adalah fonta resmi yang digunakan oleh Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta dalam Tata Naskah kedinasan. Fonta ini dibuat mengacu pada bentuk typeface Aksara Jawa yang digunakan dalam naskah Javaansch Nederduitsh Handwoordenboek yang disusun oleh Johann Friedrich Carl Gericke dan Taco Roorda, diterbitkan oleh Johannes Muller di Amsterdam pada tahun1874.
  6. Majalah Tabloid Remaja Beraksara Jawa Jawacana. Sajian Majalah Tabloid Remaja Beraksara Jawa Jawacana yang diterbitkan dengan menggunakan paugeran Kongres Bahasa Jawa (Keputusan Bersama 3 Gubernur: DIY, Jateng, dan Jatim), untuk mengisi kekosongan literasi bacaan aksara Jawa yang menggunakan paugeran KBJ.
  7. Kompetisi Sengkalan. Dilaksanakan sebagai upaya pelestarian tradisi pembuatan sengkalan kepada masyarakat di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Pemda DIY juga memberikan apresiasi kepada PANDI (Pengelola Nama Domain Internet Indonesia) atas usahanya terkait dengan pelestarian aksara di Nusantara yang salah satunya diawali kerjasama dengan Dinas Kebudayaan DIY dalam proses pengajuan aksara Jawa untuk bisa dienskripsi di internet yang saat ini sedang berproses. Hal tersebut dapat terlihat bahwa kolaborasi antara PANDI dan UNESCO akan menguatkan seluruh rangkaian pelestarian aksara Jawa ini sebagai bagian dari kekayaan budaya di dunia. (Diendha/Antok Wesman-Impessa.id)