Feature

ANANG BATAS, Gelar Art Photograpaint Berjudul BREAK FIRST Di GRAMM Hotel Yogyakarta, 17 September-16 November 2025

ANANG BATAS, Gelar Art Photograpaint Berjudul BREAK FIRST Di GRAMM Hotel Yogyakarta, 17 September-16 November 2025

ANANG BATAS, Gelar Art Photograpaint Berjudul BREAK FIRST Di GRAMM Hotel Yogyakarta, 17 September-16 November 2025

Impessa.id, Yogyakarta, Indonesia, September 2025: Sosok serba bisa, Anang Batas, secara mengejutkan gelar pam,eran seni rupa tunggal berupa Art Photograpaint dengan Judul “Break First” di GRAMM Hotel by Ambarrukmo Yogyakarta, pada 17 September hingga 16 Oktober 2025.

General Manager GRAMM Hotel by Ambarrukmo Aris Retnowati dalam sambutan pembukaan pameran Art Photograpaint Exhibition Break First, memajang karya-karya Anang Batas, menuturkan,

“Pameran ini menjadi momen istimewa karena merupakan presentasi perdana karya seni rupa Anang Batas yang digelar di hotel kami. Melalui Break First, Anang memperkenalkan konsep Art Photograpaint, sebuah eksperimen visual yang memadukan ketajaman fotografi dengan kebebasan ekspresi cat akrilik. Inovasi ini menjadi tonggak penting dalam perjalanan artistik Anang Batas, sekaligus membuka wacana baru tentang batas-batas medium dalam dunia seni rupa,” ujar Aris Retnowati.

“Kami percaya bahwa seni adalah bahasa universal yang mampu menjembatani pengalaman personal dengan semesta yang lebih luas. Karena itu, kami menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Anang Batas, kurator, serta seluruh pihak yang telah mendukung terselenggaranya pameran ini. Semoga karya-karya dalam Break First tidak hanya memanjakan mata, tetapi juga menggugah hati, memberi inspirasi, dan memperkaya kesadaran kita akan keindahan, kreativitas, dan kebersamaan,” imbuhnya.

Pameran Break First merupakan presentasi perdana karya seni rupa Anang Batas yang digelar di GRAMM HOTEL by Ambarrukmo, Yogyakarta. Dalam pameran ini, Anang memperkenalkan konsep Art Photograpaint, sebuah eksperimen visual yang memadukan fotografi dengan seni lukis. Foto-foto bertema alam liar, burung, Candi Prambanan, hingga lanskap kehidupan sosial dicetak di atas kanvas, lalu direspon dengan sapuan cat akrilik. Proses ini melahirkan komposisi baru yang menggabungkan ketajaman detail fotografi dengan kebebasan ekspresi seni rupa, sekaligus menjadi tonggak awal perjalanan Anang Batas dalam mengolah karya fotografi menjadi lukisan.

Anang Batas adalah seorang entertainer, konseptor kreatif, sekaligus fotografer yang menapaki perjalanan seni lintas medium. Dikenal luas sebagai MC, komika, moderator, hingga show director, ia telah lama berkecimpung di dunia pertunjukan. Berbagai program televisi nasional, panggung hiburan, hingga forum seni dan budaya pernah diwarnai kehadirannya. Selain tampil sebagai penghibur, Anang juga aktif sebagai penulis, narasumber, dan juri seni, menjadikannya sosok yang piawai menjembatani komunikasi antara karya, penonton, dan ruang publik.

Akhir-akhir ini, Anang Batas muncul dalam kegiatan fotografi. Kamera baginya adalah jendela yang mampu menangkap realitas dengan detail, cahaya, dan komposisi yang terukur. Fotografi menjadi cara ia merekam dunia, dengan subjek yang paling banyak ia bidik adalah alam liar (wildlife) dan ekspresi manusia dalam keseharian.

Burung-burung yang beterbangan, lanskap candi Prambanan, hingga potret para petani menjadi objek yang akrab dalam bidikan lensanya. Namun seiring waktu, Anang Batas menyadari bahwa realitas yang ditangkap kamera hanya merepresentasikan satu sisi dari pengalaman visual. Ada ruang lain yang ingin ia jelajahi: ruang ekspresi, ruang interpretasi, serta ruang imajinasi dimana ruang yang tidak selalu dapat ditampung oleh lensa.

Dari kegelisahan inilah, gagasan Art Photograpaint lahir. Art Photograpaint: Eksperimen Dua Medium Konsep Art Photograpaint dikembangkan Anang Batas sebagai percobaan artistik untuk mempertemukan dua disiplin seni: fotografi dan seni lukis. Prosesnya sederhana, tetapi sarat makna. Foto hasil karyanya dicetak di atas kanvas, lalu dijadikan dasar untuk bereksperimen dengan cat akrilik. Dari situ, foto yang semula kaku dan terikat pada realitas seketika berubah menjadi ruang baru untuk interpretasi, improvisasi, dan kebebasan.

Melalui sapuan kuas, Anang Batas merespons foto yang ia hasilkan sendiri. Ada kalanya ia memperkuat detail tertentu dengan warna, ada kalanya justru menutupi sebagian gambar untuk membuka lapisan makna lain. Cat terkadang hadir sebagai sentuhan halus yang memperkaya detail, sementara di saat lain ia muncul sebagai kontras yang tegas dan penuh energi. Dengan cara ini, fotografi tidak lagi berhenti sebagai dokumentasi visual, melainkan berkembang menjadi karya seni baru yang memadukan ketajaman detail foto dengan kebebasan abstraksi seni lukis.

Perpaduan itu dilihat Anang Batas sebagai dialog. Fotografi membawa realitas, sementara cat akrilik membawa interpretasi. Fotografi menegaskan keberadaan, sedangkan lukisan menghadirkan perasaan. Keduanya saling melengkapi, saling memperkaya, dan membuka ruang makna yang lebih luas. Hasil akhirnya bukan sekadar gabungan dua medium, melainkan lahirnya bahasa visual baru yang memuat lapisan ganda, yakni representasi dan ekspresi.

Makna Break First

Judul pameran “Break First” dipilih dengan penuh kesadaran untuk merekam esensi perjalanan sang seniman. Kata break melambangkan keberanian untuk berhenti sejenak, mengambil jarak dari kebiasaan, sekaligus memecah batas yang selama ini membatasi dirinya. Dalam fotografi, Anang Batas terbiasa dengan aturan cahaya, komposisi, dan presisi teknis. Melalui lukisan, ia belajar merayakan ketidakteraturan, menerima spontanitas, dan membiarkan emosi mengambil alih peran. Dengan demikian, break adalah momentum jeda sekaligus momentum pembebasan.

Sementara itu, kata first menyimpan makna personal yang sangat mendalam. Pameran ini adalah yang pertama bagi Anang Batas. Momen pertama ia menghadirkan karya dalam format seni rupa, dan pertama kalinya ia mengolah karya fotografi menjadi lukisan. Ada kerentanan dalam menghadirkan sesuatu yang baru, tetapi justru dalam keberanian menghadapi yang pertama itulah energi segar lahir. Maka Break First tidak hanya menjadi perayaan akan yang pertama, melainkan juga menjadi pijakan awal untuk perjalanan panjang berikutnya.

Subjek: Alam, Warisan, dan Kehidupan Sosial

Objek-objek yang diangkat dalam karya Anang Batas merefleksikan kecintaannya pada alam, warisan budaya, dan kehidupan sosial. Fotografi satwa liar, khususnya burung, menjadi salah satu tema dominan. Burung bukan sekadar makhluk hidup yang indah, melainkan simbol kebebasan, keberlanjutan, dan keterhubungan manusia dengan alam.

Selain itu, kehadiran Candi Prambanan sebagai objek karya menunjukkan perhatian sang Seniman terhadap warisan budaya dan sejarah. Dengan menempatkan situs bersejarah ini dalam dialog antara fotografi dan lukisan, Anang menghadirkan pertemuan antara masa lalu dan masa kini, antara kekokohan warisan dan kebaruan ekspresi.

Tak ketinggalan, lanskap kehidupan social masyarakat juga hadir sebagai subjek penting. Interaksi manusia dalam keseharian, kerja keras, serta dinamika hidup yang membumi menjadi bagian dari narasi visual yang ia bangun. Melalui pengolahan cat akrilik di atas foto kehidupan sosial, Anang memperluas narasi tentang manusia bukan hanya sebagai objek, tetapi sebagai bagian dari ekosistem yang menyatu dengan alam dan budaya.

Pengalaman Visual dan Emosional

Karya-karya dalam pameran Break First mengajak pengunjung untuk mengalami dua hal sekaligus: ketajaman visual fotografi dan kebebasan emosional seni rupa. Ketika pengunjung berdiri di hadapan karya, detail fotografi mungkin menjadi hal pertama yang terlihat: siluet burung, tekstur batu Prambanan, atau wajah seorang petani. Namun semakin lama ditatap, sapuan cat akrilik membawa mata dan pikiran ke arah lain: pada perasaan yang muncul, narasi yang samar, atau interpretasi yang berbeda-beda bagi setiap individu.

Dengan demikian, karya-karya ini bukan hanya menjadi tontonan visual, melainkan juga ruangrefleksi. Setiap pengunjung diberi kebebasan menemukan makna masing-masing, membawa pulang pengalaman yang unik, dan meresapi pertemuan antara realitas dengan imajinasi.

Highlight Karya

Beberapa karya menampilkan pesan ekologis yang kuat, seperti “Surfing in the Rice Fields” dan “Searching Place to Surfing Plays”, yang menyandingkan laut dan sawah sebagai refleksi atas kerusakan ekosistem laut. Kerusakan ekosistem laut akibat polusi. Sementara karya Looking to the Future menampilkan burung pelatuk yang kontras dengan hutan gersang, menjadi peringatan atas ancaman hilangnya ruang hidup.

Dalam “Imagine Prambanan Temple Someday”, Anang menghadirkan paradoks Candi Prambanan yang megah berdiri di tengah hiruk pikuk modernitas, sebuah kritik halus terhadap urbanisasi yang kerap mengorbankan ruang sejarah dan budaya. Di sisi lain, karya-karya seperti “Little Yellow Bird” dan “A Father's Love for His Child” merekam momen keindahan sekaligus menegaskan nilai universal tentang keseimbangan alam dan kasih sayang.

Adapula kolaborasi dengan maestro Nasirun melahirkan seri NangSirun, yang memadukan realitas fotografi dengan spiritualitas sapuan akrilik. Kolaborasi ini menjadi ruang perjumpaan dua seniman lintas medium yang memperluas lapisan makna dari sebuah karya seni.

Ruang Hotel, Ruang Seni

Sejak awal berdirinya, GRAMM HOTEL by Ambarrukmo memegang keyakinan bahwa seni tidak harus dibatasi di dalam galeri atau museum. Seni dapat hadir di ruang mana pun, di tempat orang bersinggah, berjalan, atau sekadar menunggu. Hotel ini percaya bahwa ruang inap dapat menjadi medium apresiasi sekaligus ruang perjumpaan seni yang ramah, hangat, dan membumi.

Pameran Break First menjadi bagian dari komitmen ini. GRAMM HOTEL membuka ruang publiknya untuk karya-karya seni rupa, memberikan kesempatan bagi seniman untuk menampilkan karyanya, sekaligus menghadirkan pengalaman baru bagi pengunjung hotel. Mereka yang datang menginap, bersantai, atau bahkan sekadar melewati publik area hotel akan berjumpa dengan karya-karya visual yang bisa membangkitkan perenungan, menghadirkan kehangatan, atau sekadar memantik percakapan kecil dalam benak.

Pameran di GRAMM HOTEL by Ambarrukmo

Pameran Break First karya Anang Batas berlangsung di GRAMM HOTEL by Ambarrukmo, Yogyakarta, pada 17 September 2025 hingga 16 November 2025. Karya-karya dapat dinikmati di area Lobby dan SMARA Resto.

Program pameran seni rupa yang digelar secara rutin ini merupakan wujud nyata GRAMM HOTEL yang mengedepankan otentisitas, kebersamaan, dan keberlanjutan. Dengan memberi ruang bagi seniman-seniman lokal Yogyakarta, hotel berupaya mendukung ekosistem seni sekaligus menghadirkan pengalaman bermakna bagi setiap tamu. Seni dipandang sebagai bahasa universal yang menyatukan berbagai latar, membangun dialog, dan menghadirkan inspirasi yang melampaui batas ruang serta waktu. (Feature of Impessa.id by Merlin Sukmawati-Antok Wesman)